Mabuk Laut

6.5K 392 34
                                    

Karena semua jadwal Farzan sudah diubah, Sekretaris Yan membantu Farzan untuk menyiapkan semua perlengkapan dan persiapan sahabatnya itu untuk pergi berbulan madu. Mulai dari perlengkapan, keperluan dan kemanan. Kecuali tujuan dan rencana, Farzan membiarkan Zakiyah mengatur semua itu. Farzan akan pergi ke tempat yang disukai Zakiyah.

Sekretaris Yan, orang tua Farzan, Bibi Zakiyah, Aqlan, Zabdan, Valeeqa dan Aydan ikut pergi mengantar kan Farzan dan Zakiyah untuk terbang menggunakan jet pribadi mereka. Mereka berharap Farzan dan Zakiyah akan menikmati liburan mereka dan kembali dengan aman. Setelah melihat Farzan dan Zakiyah pergi, mereka merasa lega dan kembali.

"Apa Khansa tidak ikut?" Tanya Ayah.

"Tidak Paman, dia sedang dikurung dirumah untuk menyadari kesalahan nya." Jawab Aydan.

"Semoga dia tidak merasa terbebani dan segera belajar dari kesalahan. Tapi Aydan, apa kamu sakit? Kamu terlihat pucat." Ucap Ibu.

"Ah tidak Tante, aku baik baik saja." Jawab Aydan sambil tersenyum.

Setelah semua orang pergi, dan Sekretaris Yan juga sudah berencana pergi dengan Valeeqa. Sekretaris Yan menghentikan langkahnya saat melihat Aydan yang akan mengemudi sendirian.

"Aydan, mau ikut dengan kami? Ayo makan ditempat biasa, kita sudah lama tidak kesana." Ucap Sekretaris Yan.

"Ohoo apa sekarang kamu ingin membolos kerja setelah Tuanmu pergi? " Goda Aydan.

"Aku hanya ingin membawamu sarapan disana, apa kita batalkan saja?" Ucap Sekretaris Yan.

"Tentu tidak, ayo kita pergi." Ucap Aydan sambil tersenyum.

***

Farzan membangunkan Zakiyah dan menyentuh lembut pipi istrinya itu saat mereka sudah tiba di Negara tujuan mereka. Bawahan Farzan langsung mengemasi barang barang dan menyiapkan mobil untuk Farzan dan Zakiyah tiba di Villa tujuan mereka. Disepanjang perjalanan bahkan saat keluar dari jet pun, Farzan tidak melepaskan tangan Zakiyah semenit pun. Dia menggenggam Zakiyah seakan tidak mengizinkan wanita itu menjauh dari nya sedikit pun.

Setelah tiba di Villa dan orang bawahan Farzan sudah pergi, Farzan membawa Zakiyah kedalam Villa dan membawa istrinya itu duduk diatas sofa. Farzan kemudian memberikan sebotol air mineral kepada Zakiyah dan duduk disamping istrinya.

"Apa kamu lelah?" Tanya Farzan.

"Kenapa?" Tanya Zakiyah balik.

"Kita tidak perlu kemana mana jika kamu lelah, aku juga sudah memesankan makanan untuk kita selama berada disini, jadi kita tidak perlu keluar untuk mencari makanan." Jawab Farzan sambil menyandarkan tubuhnya ke sofa.

Zakiyah mulai berfikiran aneh dan takut Farzan akan melakukan sesuatu yang baginya belum siap dan takut untuk melakukan itu.

"Aku tidak lelah, bagaimana jika kita pergi melihat wisata disekita sini?" Tanya Zakiyah mencoba terlihat bersemangat.

"Apa kamu yakin tidak lelah? Kamu tidur disepanjang jalan, aku pikir kamu sangat lelah." Jawab Farzan.

"Tidak, ayo kita pergi." Ucap Zakiyah.

"Aku akan mengganti bajuku dulu, aku harus menggunakan gas agar pesona ku tidak luntur diluar sana." Ucap Farzan.

"Aish tetap gunakan itu, apa ada yang salah dengan menggunakan jeans dan jaket saja? Aku lebih menyukai pakaian santai mu seperti itu dari pada mengenakan jas terus menerus, kamu terlihat seperti orang yang sibuk jika mengenakan jas." Ucap Zakiyah yang nada suaranya semakin merendah.

"Baiklah jika kamu menyukainya, ayo kita pergi." Bisik Farzan ditelinga Zakiyah kemudian menarik tangan Zakiyah untuk pergi.

Farzan dan Zakiyah pergi mengunjungi pameran yang sedang diadakan dikota itu, mereka menikmati berbagai pertunjukan dan mencicipi berbagai makanan khas mereka. Zakiyah terlihat sangat bahagia dan tidak berhentinya mencicipi berbagai macam makanan.

"Sudah cukup makannya, kamu sudah makan sangat banyak. Ayo beli pakaian dan eccecories untukmu." Ucap Farzan.

"Aku lebih menyukai makanan dibanding kan itu. Ayo cicipi yang disana." Ucap Zakiyah dengan riang nya.

Farzan tidak bisa menolak dan hanya mengikuti permintaan istrinya itu.
Setelah selesai bermain dipameran, Zakiyah membawa Farzan menuju sebuah pulau yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Zakiyah berlari menuju tempat pembelian tiket tanpa meminta persetujuan dari Farzan. Setelah membeli tiket, Zakiyah langsung menarik tangan Farzan agar menunggu di dermaga untuk menaiki kapal.

"Apa kita akan naik kapal?" Tanya Farzan terkejut.

"Hmm, kenapa?" Tanya Zakiyah.

"Tidak, ayo kita pergi ke tempat lain saja. Ini sudah agak sore, takutnya kita pulang kemalaman." Jawab Farzan.

"Apa maksudmu sudah sore? Ini baru jam 2, ayo pergi." Ucap Zakiyah sambil menarik tangan Farzan untuk mendekati dermaga.

Farzan menahan tangan Zakiyah dan menggeleng sambil tersenyum untuk menolak keinginan Zakiyah.

"Ayo." Ucap Zakiyah.

"Ayo ketempat lain saja." Ucap Farzan.

"Kenapa? Apa kamu mabuk laut?" Tanya Zakiyah.

"Tidak, hah mana ada pria sejati seperti ku mabuk kapal." Ucap Farzan.

Zakiyah tersenyum dan langsung menarik tangan Farzan agar mengikuti nya menuju dermaga. Setelah menaiki kapal dengan hati hati, Farzan sudah mulai merasakan aneh dan mencoba untuk tidak mempermalukan dirinya sendiri. Zakiyah berlari kesana kemari untuk melihat pulau dari berbagai sisi kapal, Farzan terpaksa mengikuti istrinya itu karena takut Zakiyah akan terluka. Farzan menggenggam keras pegangan kapal dan mencoba kuat untuk mengikuti istrinya yang hiperaktif itu, bagaimana mungkin wanita itu tidak bisa diam sedikit pun.

Zakiyah terlihat menikmati suasana diatas kapal dan bahagia, sementara Farzan sudah tidak baik baik saja. Pemandangan nya menjadi buyar dan kepalanya pusing, perutnya terasa mual dan tubuhnya lemas seakan tidak sanggup untuk berdiri lagi. Zakiyah kemudian melihat kondisi Farzan yang sudah sangat mengkhawatirkan itu, tubuh putih Farzan bahkan sudah terlihat seperti kapas karena pucatnya.

"Apa kamu  baik baik saja? " Tanya Zakiyah khawatir sambil mencoba memopong tubuh Farzan.

"Aku baik baik saja." Jawab Farzan sambil tersenyum mencoba untuk tetap kuat.

"Apanya yang baik baik saja? Kamu sudah terlihat sekarat." Ucap Zakiyah.

"Aishhhh sialan!! Padahal aku ingin terlihat keren didepan mu, kenapa kamu membawaku menaiki kapal? Aku menjadi memalukan seperti ini." Ucap Farzan sambil merengek karena kesal melihat tubuhnya yang sudah tidak berdaya lagi.

Zakiyah kemudian berlari menuju awak kapal dan meminta nya untuk menepikan kapal, melihat kondisi Farzan yang sudah sangat lemah dan tidak bisa berdiri lagi.

"Ck ck ck, padahal kita baru saja tiba ditengah pulau dan kamu sudah terlihat seperti orang yang sekarat. Siapa sebenarnya yang mengatakan kalau dia tidak mabuk laut? Aku sudah memperingatimu tapi kamu bertingkah sok keren dihadapan ku." Ucap Zakiyah sambil melirik Farzan yang menjongkok dihadapannya.

Zakiyah kemudian berjalan pergi meninggalkan Farzan yang masih menjongkok ditepi dermaga dan mencoba untuk memulihkan tenaganya.

"Zakiyah!! Apa kamu tidak akan membantuku?!" Teriak Farzan dengan suara nya yang sudah lemas.

Zakiyah tidak perduli dan terus berjalan.

"Hei!!! Woi!!! Sialan." Teriak Farzan dengan suara yang lebih keras, kemudian merintih karena kepalanya kembali pusing.

Farzan mencoba berdiri dan berusaha mengejar Zakiyah yang sudah berjalan jauh dihadapan nya.

"Aku akan membunuh wanita itu, berani berani nya dia meninggalkan aku? Aishhh!! Belum pernah ada yang berani memperlakukan hal seperti ini kepadaku." Gumam Farzan sambil mencoba berusaha melangkahkan kakinya.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now