Zabdan Tau

6.9K 413 4
                                    

Zakiyah dan Erina berbelanja semua pakaian dan accessories yang cantik untuk mereka kenakan di hari pertunangan mantan pacar nya itu. Setelah berbelanja Erina mengajak Zakiyah untuk pergi ke rumah es krim. Tempat yang biasa mereka kunjungi setelah lelah bekerja seharian, mereka berdua merupakan manusia yang sangat mencintai es krim. Bahkan di Apartemen, mereka selalu menyediakan es krim untuk mereka santap ketika terlalu lelah untuk keluar rumah.

"Makanlah yang pelan, tidak ada yang akan mengambil es krim mu." Ucap Erina saat melihat Zakiyah yang menyantap es krim nya dengan sangat cepat.

"Aku ingin melampiaskan amarahku, jangan mengangguku." Jawab Zakiyah kemudian kembali menyantap es krim nya.

Erina terus menatap sahabatnya itu, dia tau sebenarnya ada luka besar di hati nya yang coba untuk terus ditutupi nya. Zakiyah menyantap es krim nya dengan lahap seakan ingin meluangkan semua kekesalan dan kesedihan nya pada es krim itu.

Setelah usai berbelanja dan menyenangkan hati, mereka kembali ke Apartemen untuk beristirahat. Hari ini Zakiyah sudah lelah mencari Apartemen baru yang bisa ditempati oleh adik nya. Tapi Zakiyah masih belum menemukan Apartemen yang cocok untuk Zabdan. Melihat tumpukan sampah yang sudah penuh, Zakiyah membawanya keluar untuk dibuang ditempat pembuangan. Zakiyah hanya mengenakan celana kain dan baju kaos seadanya dengan membiarkan rambut ikalnya terurai. Zakiyah menarik sampah yang terlihat lumayan berat itu ke luar dari Apartemen. Sesekali wanita penghuni kamar yang lain menyapa Zakiyah yang terlihat sangat murung tidak seperti biasanya. Disaat Zakiyah berusaha menarik sampah yang ada di tangan nya itu, tiba tiba seseorang datang dan menarik sampah itu dari tangan Zakiyah. Karena terkejut Zakiyah melepaskan pegangan nya pada plastik sampah dan menatap seseorang yang ada di hadapan nya itu. Ya dia adalah Akhtar, Akhtar menarik sampah dari tangan Zakiyah dan memasukkan nya ke dalam tempat tumpukan sampah. Zakiyah menatap Akhtar dengan tatapan tidak suka dan akhirnya memutuskan untuk kembali masuk kedalam Apartemen tanpa mengucapkan terima kasih. Tapi tentunya Akhtar tidak akan membiarkan Zakiyah pergi begitu saja, Akhtar menarik tangan Zakiyah sehingga membuat posisi tubuh Zakiyah berada di hadapan Akhtar. Akhtar memegang pinggang Zakiyah agar dia bisa menatap Zakiyah dari dekat.

"Terima kasih atas bantuanmu, lepaskan aku." Ucap Zakiyah sambil mendorong tubuh Akhtar untuk menjauh.

Tapi Akhtar tidak menghiraukan Zakiyah dan tetap memeluk pinggang Zakiyah. Sampai akhirnya setelah lelah berusaha melepaskan tubuhnya dari Akhtar, Zakiyah menyerah. Zakiyah diam sambil menundukkan kepala nya tanpa menatap wajah Akhtar. Zakiyah mencoba kuat dan tidak ingin menunjukkan bahwa betapa terluka nya dia.

"Kiyah, Maafkan aku. Tidak bisakah kamu mengerti keadaan ku dan membantuku untuk meringankan semua beban ku ini? Aku akan menceraikan nya setelah semua masalah keluargaku selesai, aku mohon percaya padaku." Ucap Akhtar yang sudah memegang erat tangan Zakiyah.

Zakiyah hanya diam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Karena sebenarnya Zakiyah sudah tidak sanggup lagi apa menahan air matanya dan akhirnya memutuskan untuk diam agar air mata nya tidak jatuh dan terlihat oleh Akhtar.

"Maafkan aku, aku seharusnya mengatakan nya dari awal. Tapi aku hanya tidak ingin menyakitimu, aku mohon maafkan lah aku dan mengertilah. Kamu hanya perlu diam dan aku akan menyelesaikan semuanya, dengan begitu kita bisa kembali bersama lagi seperti dulu. Aku akan menikahi mu setelah semua ini selesai." Ucap Akhtar.

"Hah kamu pikir semua bisa dilakukan sesuai keinginanmu? Ah bagaimana jika kita membuat kesepakatan? Kamu menikah dengan wanita itu dan aku juga akan menikah dengan lelaki lain. Setelah aku mulai merasa bosan dengan lelaki itu mari kita kembali bersama dan menikah. Bukankah itu akan menjadi impas untuk kita berdua?" Ucap Zakiyah sambil tersenyum miring kepada Akhtar.

"Apa maksudmu? Kamu perempuan dan tidak bisa melakukan itu." Jawab Akhtar.

"Apa bedanya perempuan dan laki laki? Kamu tidak terima bukan jika dilakukan seperti itu? Aku juga sama, aku tidak menginginkan nya. Pergilah menjauh dari hidupku, aku akan mengharapkan kalian bahagia agar aku tidak perlu khawatir tentang banyak hal lagi. Pergilah menjauh, sudah terlalu sulit bagiku menerima ini semua dan aku mohon jangan mempersulitku lagi." Ucap Zakiyah kemudian berjalan meninggalkan Akhtar.

Zakiyah melangkahkan kakinya masuk ke dalam Apartemen, setelah jauh dari Akhtar, Zakiyah tidah mampu lagi menahan air matanya dan akhirnya menangis. Zakiyah masuk kedalam kamar tanpa menghiraukan Erina dan Zabdan yang duduk di meja makan menunggunya untuk makan malam. Melihat Zakiyah yang tidak mengatakan apapun dan langsung masuk kedalam kamar, membuat Erina khawatir dan menghampirinya didepan kamar Zakiyah.

"Apa yang terjadi? Apa kamu terluka?" Tanya Erina dari balik pintu.

"Tidak, aku baik baik saja. Hanya merasa sedikit kelelahan." Jawab Zakiyah.

"Keluarlah, ayo kita makan malam bersama." Ucap Erina.

"Makanlah, aku tidak berselera makan." Jawab Zakiyah.

Mendengar itu Erina sudah benar benar paham kalau Zakiyah sedang ingin sendiri dan tidak ingin diganggu.

"Makanlah, aku akan meletakkan makan malam untuknya dikamar nya nanti kak." Ucap Zabdan yang melihat Erina masih berdiri didepan kamar Zakiyah dengan khawatir.

Mendengar itu Erina menuruti perkataan Zabdan dan mereka makan malam bersama.

Waktu semakin berlalu, detik demi detik terus berdetak. Zabdan menatap jam tangan nya dan sudah menunjukkan pukul 11 malam, tetapi kakak nya juga tidak kunjung keluar untuk makan malam.

"Keluarlah dan makan, aku tidak tau apa masalahmu tapi setidaknya pikirkan kesehatan mu." Ucap Zabdan sambil mengetuk pintu kamar Zakiyah.

Tapi tidak terdengar jawaban sedikit pun dari dalam kamar.

"Oke, teruslah bertingkah seperti ini. Aku akan pergi menemui Akhtar dan menanyakan kepada nya apa masalah kalian. Aku akan membunuhnya malam ini jika dia benar benar menyakitimu." Ucap Zabdan yang sudah mulai kesal.

Mendengar itu Zakiyah langsung berlari ke pintu dan membuka pintu kamar nya. Zakiyah menatap Zabdan yang terlihat kesal dan berjalan menuju meja makan. Zakiyah memaksa diri untuk memakan makanan yang ada di atas meja. Zabdan terus memantau dan memperhatikan kakaknya untuk makan malam. Baru beberapa suapan yang masuk kedalam mulut Zakiyah, air mata sudah tidak mampu tertahankan lagi dan akhirnya mengalir dipipi nya. Zabdan terlihat khawatir dan memegang tangan kakaknya.

"Aku tidak tau harus bagaimana lagi, aku merasakan seperti sangat hancur sehancurnya." Ucap Zakiyah dalam isak tangisnya.

Melihat itu Zabdan berdiri dan membawa kakaknya untuk masuk kedalam kamar.

"Jangan menangis diluar, kak Erina sudah tidur dan kakak akan mengganggunya." Ucap Zabdan.

"Akhtar akan bertunangan, dia akan menikah dengan wanita lain yang kaya." Ucap Zakiyah dalam isak tangisnya.

Mendengar itu membuat Zabdan benar benar marah dan ingin menghajar Akhtar. Tapi Zakiyah menahan Zabdan dengan memegangi tangan Adiknya itu.

"Jangan lakukan apapun, aku yakin ini semua sudah jalan terbaik yang harus aku lalui. Aku hanya perlu ikhlas dan menerima ini semua." Ucap Zakiyah.

"Apa maksud kakak? Kalian sudah pacaran bertahun tahun lamanya dan dia seenaknya menikah dengan wanita lain tanpa kompromi?" Jawab Zabdan dengan nada tinggi.

"Jangan meneriaki ku, aku sudah sangat terluka dan jangan membuat ku semakin bersedih." Ucap Zakiyah yang kemudian tangisnya menjadi pecah.

Melihat itu Zabdan menjadi khawatir dan memeluk kakaknya itu, Zabdan mengelus lembut bahu kakaknya mencoba menenangkan Kakaknya.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now