Pembangunan

5.5K 346 2
                                    

Seperti biasa, Zakiyah melangkahkan kakinya dengan langkah yang lesu untuk menuju kantor. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana nanti dia bisa menghadapi pria yang menakutkan seperti Farzan yang bisa menerkam nya kapan saja. Ditambah lagi dengan karyawan disana yang tidak bisa diajak berbicara, mereka hanya fokus bekerja tidak seperti di perusahaan lama nya, mereka masih bisa berbincang dan menghabiskan waktu bersama. Zakiyah menarik nafas panjang dan menghembuskan nya dengan keras sambil berjalan masuk ke dalam lift.

"Aahh!!! Aku merindukan bekerja dengan Erina." Ucap Zakiyah sambil menyandarkan kening nya kepada dinding lift.

Zakiyah langsung membenarkan berdiri nya setelah melihat Farzan dan sekretaris Yan masuk ke dalam lift.

"Selamat pagi Nona Zakiyah." Ucap Sekretaris Yan.

"Pagi sekretaris Yan. " Jawab Zakiyah sambil tersenyum.

Zakiyah kemudian menatap diri nya pada pantulan yang ada di dinding lift, mencoba menerima semua keadaan yang sedang dihadapi nya sekarang.

"Apa pekerjaan Nona sulit?" Tanya Sekretaris Yan.

"Ah tidak, aku bisa mengatasinya." Jawab Zakiyah.

"Kudengar ada begitu banyak investasi bulan ini, kalau begitu kamu bisa mengurusnya dan tidak perlu sekretaris Yan yang melakukan nya." Ucap Farzan.

"Tapi Tuan, Nona Zakiyah tidak mengenal mereka dan akan menjadi sulit bagi Nona Zakiyah untuk meminta tanda tangan mereka. Anda tau bukan, mereka sangat sulit kalau bekerja dengan orang baru." Jawab Sekretaris Yan.

Zakiyah mengangguk menyetujui ucapan Sekretaris Yan.

"Bukankah dia mengatakan kalau dia bisa melakukannya? Yan, beristirahat lah hari ini karena dia akan mengganti kan mu bekerja hari ini." Ucap Farzan.

"Tapi Tuan." Ucap Sekretaris Yan.

"Kamu sudah bosan bekerja?!"

"Baik Tuan, saya akan melakukan nya." Jawab sekretaris Yan.

"Aahhh aku benar benar membencinya, dia bukan manusia! Aku berharap sesuatu yang buruk menimpamu agar aku bisa melihat bagaimana wajahmu saat mengalami nya."
Gerutu Zakiyah dalam hati.

Ketika pintu lift terbuka, Mereka keluar dari lift ingin menuju ke ruangan masing masing. Namun, langkah Farzan terhenti saat melihat siapa yang ada di hadapan nya itu.

"Selamat pagi Tuan Farzan." Ucap Akhtar sambil menundukkan kepala nya.

Mendengar suara yang tidak asing itu membuat Zakiyah mengintip dari celah tubuh sekretaris Yan untuk melihat siapa yang berbicara, dan benar ternyata suara yang dikenal nya itu adalah suara mantan pacar nya. Dengan cepat Zakiyah mengangkat tas nya untuk menutupi wajahnya.

Setelah melihat Akhtar yang sepertinya tidak mengetahui apa apa tentang Zakiyah yang sudah bekerja diperusahaan, Farzan melirik Zakiyah dan melihat apa yang dilakukan gadis itu. Melihat Zakiyah yang berusaha menutupi wajah nya dengan tas, membuat Farzan semakin ingin menjahili gadis itu. Farzan menarik tangan Zakiyah dan menggandeng pinggang Zakiyah, Zakiyah mendorong tangan Farzan untuk menjauh namun Farzan mencengkram pinggang Zakiyah dengan kuat.

"Kenapa kamu bersembunyi sayang? Apa yang kamu takutkan dari nya? dia tidak akan bisa melakukan apapun padamu selagi aku masih ada disini." Ucap Farzan sambil memainkan rambut Zakiyah.

Zakiyah tidak berbicara namun mencoba memainkan mata nya kepada Farzan untuk menghentikan semua itu.

Mendengar Farzan yang berbicara seperti itu membuat Akhtar menjadi penasaran siapa gadis yang sedang di gandeng nya itu. Farzan menarik tas yang menutupi wajah Zakiyah dari tangan Zakiyah untuk membiarkan Akhtar melihat siapa gadis yang sedang di gandeng nya itu.

"Kiyah?" Ucap Akhtar.

Zakiyah mulai terlihat kebingungan namun mencoba untuk tetap terlihat biasa saja di depan Akhtar.

"Dia bekerja disini, aku hanya ingin lebih dekat dengan calon istriku, benarkan sayang?" Ucap Farzan.

Zakiyah tersenyum mendengar omong kosong yang dikatakan Farzan.

"Ayo kita pergi." Ucap Farzan sambil memegang tangan Zakiyah.

Walaupun terkejut, tapi Akhtar mencoba untuk tetap kuat menerima nya. Akhtar melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift dan bayangan Zakiyah terus terngiang di kepala nya.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Zakiyah harus menikah dengan lelaki sepertinya? Apa Zakiyah sudah benar benar hilang akal sampai mau menikah dengan pria itu." Ucap Akhtar sambil menggenggam keras dokumen yang ada di tangan nya.

Setelah melihat Akhtar pergi, Farzan langsung mendorong tubuh Zakiyah untuk menjauh dan kembali berjalan menuju ruangan nya.

"Bawakan semua dokumen yang aku perlukan dan ikut aku keluar." Ucap Farzan.

"Baik Tuan." Jawab Zakiyah.

Zakiyah menepuk nepuk wajah nya dan membuka mata nya lebar lebar untuk menyadarkan diri nya kembali.

Setibanya Zakiyah di meja kerja nya, Zakiyah langsung menjerit bahagia sekaligus saat melihat siapa yang duduk di samping meja nya itu. Suara jeritan itu membuat para karyawan lain melirik Zakiyah dengan pandangan yang kurang suka.

"Ah maafkan aku." Ucap Zakiyah sambil menundukkan kepala nya.

"Kenapa kamu ada disini?" Tanya Zakiyah kepada Erina.

"Aku bekerja disini, aku mendapatkan informasi dari sekretaris Yan kalau aku dipindahkan bekerja disini." Jawab Erina sambil memegang tangan Zakiyah.

"Aaahhh aku bahagia sekali, akhirnya aku bisa merasakan semangat bekerja lagi setelah melihat mu."

"Hehe tentu, tapi aku rasa kamu harus pergi sekarang." Ucap Erina setelah melihat Farzan yang berdiri di depan ruangan nya sambil menatap tajam ke arah Zakiyah.

Melihat itu Zakiyah langsung mengambil beberapa dokumen yang diperlukan dan berlari untuk menghampiri Farzan.

Saat berada didepan perusahaan, Farzan melemparkan kunci mobil kepada Zakiyah dan meminta Zakiyah untuk mengemudi.

"Kita akan kemana Tuan?" Tanya Zakiyah.

Farzan tidak menjawab namun fokus mengetik pada hp nya. Zakiyah langsung membuka hp nya setelah menerima pesan dari Farzan, tertera sebuah alamat disana.

"Seberapa mahal sebenarnya suara nya? Kenapa dia tidak mau menjawab pertanyaan ku."
Gumam Zakiyah dalam hati.

Setelah tiba di tempat tujuan, Farzan keluar dari mobil dan mengenakan kaca mata hitam karena sinar matahari yang sangat terik. Zakiyah mengikuti Farzan dari belakang dengan membawa beberapa dokumen. Salah seorang kepala karyawan datang berlari menghampiri Farzan dan menundukkan kepala nya hormat. Farzan kemudian melihat kebelakang dan melirik Zakiyah yang terlihat kesulitan berjalan di tanah gambut yang membuat sepatu nya menyangkut.

"Maaf Tuan membuat anda datang, saya hanya ingin Tuan melihat langsung bagaimana perkembangan pembangunan disini. Saya akan membantu Tuan." Ucap Kepala karyawan kepada Farzan sambil memayungi Farzan.

"Lupakan, berikan payung ini pada gadis itu dan bantu dia agar berjalan lebih cepat." Ucap Farzan kemudian berjalan meninggalkan pria itu.

"Baik Tuan." Jawab kepala karyawan kemudian membantu Zakiyah sesuai keinginan Farzan.

Kepala karyawan itu menunjukkan kepada Farzan tentang bangunan dan seberapa cepat kemajuan nya nanti, akan ada banyak warga yang tertarik untuk membeli alat elektronik dari mall yang akan mereka buka itu.

"Sebenarnya disini banyak warga yang berekonomi diatas rata rata Tuan, hanya saja mereka tidak ingin pindah karena ini adalah tanah kelahiran mereka. Jadi sangat Bagus jika kita membuka mall dan menjual alat elektronik disini untuk mempermudah pekerjaan mereka." Ucap kepala karyawan itu kepada Farzan.

Sementara Farzan hanya mendengarkan kepala karyawan itu dan terus melirik ke arah Zakiyah yang terlihat kelelahan mencatat data data yang diberikan salah seorang karyawan kepada Zakiyah.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now