Pecahan Kaca

6.5K 379 22
                                    

Dengan penuh kekesalan, Khansa keluar dari pesta itu dan kembali pulang kerumahnya. Sementara pesta sudah berakhir karena Aydan yang meminta semuanya untuk kabur, Aydan merasa bersalah dan menjadi tidak enak kepada Farzan atas apa yang sudah dilakukan nya.

Setibanya dirumah, Farzan menghentikan mobilnya didepan rumah dan membiarkan Pak Dikri untuk memarkirkan mobil, Farzan menarik tangan Zakiyah dengan keras dan membawa gadis itu masuk dengan paksa.

Ibu, Ayah dan Aqlan yang ada di ruang tamu langsung menatap Farzan yang terlihat marah sambil membawa Zakiyah ke dalam kamar. Spontan mereka langsung berdiri dan ingin menolong Zakiyah, namun Farzan bahkan tidak menatap mereka dan langsung menuju kamar.

"Aqlan, tanyakan kepada Rayyan dan Aydan apa yang terjadi, barangkali mereka tahu." Ucap Ibu.

"Tenanglah, dia tidak akan membunuh istrinya sendiri." Ucap Ayah mencoba menenangkan istrinya.

Farzan mendorong tubuh Zakiyah sampai membuat Zakiyah jatuh keatas kasur. Farzan kemudian menarik tas yang dibawa Zakiyah dan melemparnya ke sembarang arah. Dengan penuh amarah, Farzan menggenggam ujung gaun Zakiyah yang selutut itu, hal itu membuat Zakiyah benar benar ketakutan dan menutup matanya sambil menggenggam keras seprai untuk menahan rasa takut.

"Kenapa kamu tidak pernah mendengarkan aku? Apa bagimu membohongiku ini seperti sebuah hiburan?! " Teriak Farzan.

Zakiyah hanya diam dan terlihat kesulitan bernafas setelah mendengar teriakan Farzan.

"Lihatlah, bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk tidak menggunakan pakaian yang pendek? Karena keras kepalamu ini, kamu terjebak disana tanpa tahu itu pesta apa dan malah dirayu pria lain bukan? Apa kamu tahu seberapa keji nya pria itu? Jagalah dirimu!!" Teriak Farzan.

"Aku tidak melakukan apapun padanya, dia yang merayuku. Bukankah kamu juga sama? Khansa bahkan mengungkapkan perasaan nya padamu diatas pentas didepan semua orang!! Dia bahkan menggandeng tanganmu didepan semua orang." Teriak Zakiyah agar Farzan berhenti memarahinya.

"Apa aku terlihat memperdulikan nya? Cobalah jangan memikirkan hal aneh aneh dengan kepalamu ini, pikirkan saja bagaimana cara untuk menuruti ucapan ku dan membuatku senang." Ucap Farzan.

"Hah, kenapa hanya aku yang disalahkan? Bukankah kamu juga pergi kesana tanpa memberitahuku? Kamu pergi menemui wanita itu tanpa sepengetahuan aku, bagaimana aku bisa tahu apa yang akan kalian lakukan jika aku tidak disana? Katakan saja jika kamu menyukainya, pergilah bersama nya dan hidup dengan nya!! " Teriak Zakiyah kesal.

Duar!!!

Karena merasa sangat marah, Farzan memukul kaca meja hias yang ada di tepi kasur dengan keras sampai pecahan kaca menancap di tangan Farzan dan mengalir darah. Zakiyah terkjut dan ingin sekali memegangi tangan Farzan, namun Zakiyah tidak mempunyai keberanian untuk melakukan itu dan hanya menatap tangan Farzan yang mengalir darah.

"Berhenti mengatakan aku menyukainya dan memintaku untuk hidup dengan nya, seburuk apapun aku, aku tidak akan memiliki banyak wanita untuk hidup denganku." Ucap Farzan kemudian pergi dari kamar.

Zakiyah menggigit bibir bawahnya dan menggenggam keras tangan nya sendiri, Zakiyah tidak tahu harus melakukan apa.

Farzan berjalan ingin keluar dari rumah, namun Ibu menahan Farzan dan memegangi tangan anaknya itu.

"Farzan, apa yang terjadi? Kenapa tanganmu terluka? Berhentilah menyakiti dirimu sendiri disaat sedang marah." Ucap Ibu.

"Aku akan menginap di villa ku malam ini." Jawab Farzan.

"Tidak, villa mu terlalu jauh dari kota dan butuh waktu yang lama untuk kesana, Ibu tidak akan mengizinkan." Ucap Ibu.

"Ibu, aku mohon aku hanya ingin sendiri, tolong jaga Zakiyah." Jawab Farzan kemudian pergi keluar dari rumah.

Ayah menahan Ibu untuk menghalangi Farzan karena mereka tahu bagaimana keras kepalanya anak nya itu.

"Aku akan mencoba berbicara dengan Zakiyah." Ucap Ibu kemudian naik kekamar.

Didalam kamar, Zakiyah terlihat duduk di tepi kasur sambil memeluk kedua kakinya sendiri. Zakiyah menangis disudut kamar sambil menundukkan kepalanya dan menyandarkan kepada kedua lututnya. Ibu menghidupkan kan lampu dan mendekati Zakiyah.

"Jangan menangis sayang, semuanya akan baik baik saja. Jika ada masalah, coba bicarakan nanti saat Farzan sudah merasa mulai tenang. Dia memang keras kepala, tapi dia tidak seburuk yang kamu pikirkan." Ucap Ibu sambil memeluk Zakiyah.

"Ibu, aku bersalah, aku membohonginya dan pergi ketempat yang dibencinya. Dan disaat dia memarahiku, aku malah menyalahkan nya dan meminta nya pergi dengan wanita lain." Jawab Zakiyah sambil terisak.

"Sudah sudah, Ibu tahu kenapa kamu menyalahkan nya. Karena dia juga pergi ketempat yang sama bersama Khansa bukan? Ibu sudah mendengarnya dari Aydan, tapi itu bukan karena keinginan Farzan. Khansa menelepon nya dan mengatakan akan menunggu Farzan sampai dia tiba, bagaimana pun Farzan tidak akan bisa melihat gadis sendirian di malam hari. Jadi, Farzan pergi untuk menjemputnya bukan untuk berpesta dengan nya. Sudahlah, semuanya akan baik baik saja, dia akan memaafkan mu saat dia mulai tenang." Ucap Ibu.

Namun Zakiyah tetap merasa sedih dan bersalah, Zakiyah menangis didalam pelukan Ibu sampai akhirnya tertidur.

Farzan memarkirkan mobilnya didalam garasi setelah tiba di villa, Farzan membuka pintu villa dan melirik jam tangan nya yang sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Farzan melemparkan jaketnya ke atas sofa dan membaringkan tubuhnya diatas kasur kemudian terlelap sendirian diatas kasur.

Setelah pagi tiba, Zakiyah tetap pergi bekerja bersama Sekretaris Yan. Disepanjang perjalanan, Zakiyah hanya melamun dan terlihat memikirkan banyak hal. Sekretaris Yan tahu apa yang dikhawatirkan Zakiyah dan akhrinya mencoba berbicara.

"Saya dengar Tuan Farzan pergi ke villa miliknya yang ada di kota xxx, dia menginap disana dan tidak akan kembali sebelum suasana hatinya membaik." Ucap Sekretaris Yan.

Zakiyah melirik Sekretaris Yan sebentar kemudian lagi lagi melamun.

"Saya mendengar nya dari Aydan, tapi anda tidak seharusnya datang ke tempat itu, karena Tuan Farzan sangat membenci pesta itu. Jia anda ingin berbaikan, cobalah pergi kevilla. Saya akan memberikan alamat nya, karena letak villa nya terpencil, sangat sulit untuk mendapatkan makanan dan sulit mendapatkan sinyal. Jika anda tidak pergi kesana, kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan Tuan Farzan." Ucap Sekretaris Yan kemudian menghentikan mobilnya didepan perusahaan.

Zakiyah terlihat berfikir setelah mendengar ucapan Sekretaris Yan.

"Silahkan turun Nyonya, kita sudah sampai." Ucap Sekretaris Yan.

"Yan, pinjamkan aku mobilmu, aku akan menyusulnya." Ucap Zakiyah dengan terburu buru.

Sekretaris Yan kemudian keluar dari mobil sambil tersenyum dan membiarkan Zakiyah membawa mobil itu. Zakiyah melajukan mobil menuju rumah dan membawa beberapa pakaian miliknya dan milik Farzan, Zakiyah kemudian berhenti ke swalayan dan membeli beberapa makanan untuk dibawa ke villa. Setelah mendapatkan alamat villa Farzan, Zakiyah langsung melajukan mobil menuju villa dengan kecepatan penuh.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now