Trauma

6.6K 383 6
                                    

Farzan langsung mengejar Zakiyah yang berlari keluar dari lift, namun Farzan langsung menghentikan langkahnya saat melihat Khansa yang berteriak sambil menutup telinga nua di tengah kerumunan orang. Zakiyah sudah berdiri dihadapan Khansa dan ingin menolong, namun Khansa mendorong tubuh Zakiyah untuk menjauh dan terus berteriak.

Farzan akhirnya berjalan mendekati Khansa dan memegang kedua bahu Khansa, Farzan menepuk nepuk ringan bahu Khansa dengan rasa penuh khawatir.

"Tidak apa apa, sudah jangan berteriak, ada aku disini." Ucap Farzan sambil mengelus kepala Khansa agar bisa tenang.

Khansa menarik lengan Farzan seakan meminta Farzan memeluknya, namun Farzan melirik Zakiyah dan hanya menepuk bahu Khansa.

Sekretaris Yan berlari menuju kerumunan dan meliht Farzan yang sudah menenangkan Khansa.

"Apa yang terjadi?" Tanya Sekretaris Yan kepada salah seorang karyawan.

"Tadi Aila terluka karena tergores pisau dan tidak sengaja mengenai Nona Khansa, seketika Nona Khansa langsung menjerit dan menutup telinganya disaat kami mencoba menanyakan apa yang terjadi." Jawab Karyawan itu.

"Rayyan, siapkan mobil kita bawa dia kerumah sakit." Ucap Farzan.

"Baik Tuan." Jawab Sekretaris Yan kemudian berlari menuju lift.

Farzan kemudian membawa Khansa pergi dari kantor untuk pergi ke rumah sakit.

Erina berjalan mendekati Zakiyah dan menepuk lembut bahu sahabat nya itu.

"Jangan cemburu, mungkin dia memang punya penyakit." Ucap Erina.

"Aku tidak melakukan apapun, kenapa kamu mengatakan aku cemburu." Jawab Zakiyah sambil berjalan menuju meja kerjanya.

Setelah tiba dirumah sakit milik keluarga Farzan, Khansa langsung diberikan perawatan khusus oleh Dokter andalan rumah sakit itu. Khansa diperiksa dan diberikan obat penenang agar dia bisa tenang dan beristirahat.

"Dia baik baik saja, hanya saja trauma nya masih sering muncul saat dia melihat darah." Ucap Dokter.

"Apa dia akan baik baik saja?" Tanya Farzan.

"Iya Tuan, dia akan kembali stabil nanti setelah sadar." Jawab Dokter kemudian berpamit pergi dari ruangan itu.

Farzan duduk dikursi yang ada di samping tempat tidur Khansa sambil menatap gadis yang terbaring lemah itu.

"Apa Tuan ingin membatalkan jadwal hari ini?" Tanya Sekretaris Yan.

"Iya, tapi kalau ada laporan yang harus aku periksa, bawa saja kesini. Untuk rapat dan pertemuan dengan klien, undur saja." Jawab Farzan.

"Baik Tuan, saya akan kembali setelah menyelesaikan urusan kantor." Ucap Sekretaris Yan.

Sekretaris Yan langsung pergi setelah melihat Farzan mengangguk tanda menyetujui. Farzan menjaga Khansa dirumah sakit sambil memeriksa beberapa laporan yang harus diperiksanya dan ditanda tangani nya.

Waktu terus berlalu dan sudah saatnya untuk pulang kerja, sebelum pulang, Zakiyah mendapat pesan dari Farzan agar Zakiyah menghubungi Pak Dikri untuk menjemputnya. Tapi, Zakiyah juga ikut khawatir dengan kondisi Khansa, akhirnya Zakiyah membawa Erina untuk bersamanya, mereka kemudian pergi memanggil taksi untuk mengunjungi Khansa dirumah sakit.

Dengan membawa seikat bunga, Zakiyah dan Erina melangkah pelan untuk mencari ruangan Khansa dirawat. Saat Zakiyah akan masuk kedalam ruangan, Zakiyah menghentikan langkahnya saat melihat Farzan menyuapi Khansa makanan.

Khansa terlihat bahagia dan terus tersenyum sambil menatap wajah Farzan, Khansa bahkan bertingkah manja didepan Farzan.

"Apa kamu tidak ingin masuk?" Tanya Erina.

Traces Of Marriage(END)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu