Restoran

6.3K 407 9
                                    

Sudah seharian penuh Zakiyah tidak berbicara dan memperdulikan Farzan, bahkan saat dirumah saat Ibu berbicara dengannya tentang Farzan , Zakiyah hany merespon Ibu mertuanya itu tanpa melirik Farzan. Bahkan pagi ini Zakiyah sengaja pergi menggunakan taksi untuk pergi ke kantor, Farzan membiarkan itu karena menurutnya dia tidak salah dan melarang Zakiyah melakukan kekerasan adalah tindakan yang benar baginya sebagai seorang suami.

Zakiyah bekerja seharian dan makan siang bersama dengan Erina seperti biasanya. Saat Farzan akan keluar untuk makan siang, Aydan datang menghampiri Farzan keruangan nya.

"Ayo makan siang bersama." Ucap Aydan sambil tersenyum kepada Farzan.

Farzan tidak memperdulikan Aydan dan berjalan keluar ruangan bersama dengan Sekretaris Yan.

"Apa kamu sudah minta maaf padanya?" Tanya Aydan saat mereka baru memasuki lift.

"Apa maksudmu?" Ucap Farzan tanpa menoleh ke arah Aydan.

"Zakiyah, dia tidak bersalah sama sekali, dia menampar Khansa karena Khansa yang membicarakan hal buruk tentang orang tuanya." Ucap Aydan.

Farzan hanya diam dan mencoba memikirkan apa yang sudah dilakukan nya semalam.

"Zakiyah sudah berusaha ingin pergi, tapi Khansa terus menerus menahan nya sampai dia kehilangan kesabaran. Aku tidak menyangka, kalau kamu akan tega mempermalukan istrimu seperti itu didepan umum." Lanjut Aydan.

"Apa maksudmu? Aku tidak tahu kalau Khansa yang melakukan kesalahan. Dan juga, Khansa sudah mengenalku sangat lama dan tidak mungkin aku membiarkan dia tersakiti seperti itu karena aku pikir gadis itu benar benar menamparnya tanpa alasan." Jawab Farzan.

"Aku tahu kamu menganggap Khansa seperti Adik bagimu, tapi tidak dengan Khansa, dia menganggap mu sebagai seorang pria dewasa yang disukai nya selama puluhan tahun lamanya, kamu juga tahu itu kan? Walaupun aku tahu kamu tidak ingin menyakiti Khansa karena hubungan kita yang sudah lama dan tidak ingin menyinggung ku karena dia sepupu ku, tapi kamu tidak bisa mengabaikan Zakiyah begitu saja, karena bagaimana pun sekarang dia adalah istrimu dan harus kamu utamakan dari wanita lain." Ucap Aydan.

"Kamu tidak perlu memberitahuku, aku tahu apa yang aku lakukan." Jawab Farzan kemudian berjalan keluar dari lift.

"Lihatlah, keras kepalanya itu sangat sulit untuk dihilangkan." Gumam Aydan kemudian ikut berjalan mengikuti Farzan.

Farzan meminta Sekretaris Yan untuk pergi ke restoran yang biasa dikunjungi oleh Zakiyah. Saat Farzan memasuki pintu dan sudah melihat Zakiyah yang duduk di ujung ruangan, Farzan langsung melangkahkan kakinya untuk menghampiri Zakiyah yang terlihat sedang kesal.

Namun, tiba tiba Khansa datang dan menarik tangan Farzan sampai membuat Farzan berhenti melangkah.

"Aku sudah memanggilmu di depan kantor, tapi kamu sibuk berbicara dengan Rayyan dan akhirnya aku mengikuti mu kesini." Ucap Khansa.

"Aku akan bicara dengan mu nanti, aku ada urusan." Jawab Farzan sambil berusaha melepaskan tangan Khansa yang menggenggam lengan nya.

"Aku ingin makan siang denganmu." Ucap Khansa.

Melihat itu Aydan langsung menarik tangan Khansa untuk menjauh dari Farzan dan membawanya keluar dari restoran.

"Lepaskan aku!!" Teriak Khansa kepada Aydan.

"Aku akan mengurusnya, pergilah." Ucap Aydan sambil menarik Khansa untuk pergi dari restoran.

Farzan langsung berjalan menghampiri Zakiyah yang sudah menyadari kedatangan nya saat mendengar teriakan Khansa tadi. Farzan menarik bangku yang ada di samping Zakiyah dan menatap gadis itu.

Melihat ada urusan yang harus mereka segera selesaikan, Sekretaris Yan membawa Erina untuk duduk di meja yang berada tidak jauh dari meja mereka. Untungnya saat itu restoran belum terlalu ramai karena masih baru masuk jam makan siang, melihat Farzan yang datang, si pemilik toko memberi tanda close pada pintu restoran. Bahkan, yang berada disana Buru Buru menyelesaikan makan siang mereka agar tidak berurusan dengan Farzan.

Zakiyah melirik Farzan sebentar kemudian menyeruput jus jeruk yang ada di hadapan nya, Zakiyah tidak memperdulikan Farzan dan memasukkan sesendok mie goreng ke dalam mulutnya. Farzan langsung menarik piring makan Zakiyah dan menepikan nya.

"Apa maksudmu?" Tanya Zakiyah kesal.

"Apa kamu tidak akan mengatakan yang sebenarnya? Siapa yang meminta untuk diam dan menyembunyikan nya hah?! " Ucap Farzan.

"Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan, jangan menggangguku. Aku harus segera kembali ke kantor." Ucap Zakiyah sambil berusaha meraih piring makan nya dari Farzan.

"Aku pemilik perusahaan dan kenapa kamu Buru Buru untuk pergi ke kantor disaat pemiliknya ada disini? Apa kamu tidak akan mengatakan tentang kejadian tadi malam? Baiklah, aku tidak akan bicara lagi denganmu, tapi aku akan melaporkan semua orang yang ada disana karena membiarkan dan menyaksikan istriku mendapatkan pembullyan." Ucap Farzan.

Zakiyah sempat tidak mampu berkata kata setelah mendengar Farzan mengatakan kalau dia adalah istrinya, Zakiyah sempat merasa gerogi dan akhirnya mencoba menyadarkan kembali diri nya.

"Apa perlu menyakiti orang lain demi membuat ku bicara? " Ucap Zakiyah.

"Sudah aku katakan, aku akan melakukan apapun untuk  mendapatkan apa yang aku inginkan. Jadi katakan selagi aku masih berbicara baik baik." Ucap Farzan.

"Baiklah, aku akan mengatakan nya. Aku menampar Khansa karena dia berbicara buruk tentang orang tuaku, aku tidak ingin membuat masalah tapi aku tidak mampu lagi menahan amarahku saat menyangkut orang tuaku." Ucap Zakiyah sambil menunduk karena takut Farzan akan marah.

Farzan menarik nafas berat dan merasa sangat bersalah setelah mendengar itu, dia membayangkan bagaimana kejam nya dia yang memarahi Zakiyah di depan umum semalam. Farzan kemudian berdiri dan berjalan di samping Zakiyah sambil menjulurkan tangan nya kepada Zakiyah. Zakiyah spontan langsung menjauh dan mengangkat tangan nya untuk melindungi kepalanya karena dia berfikir Farzan akan memukulnya.

Melihat reaksi Zakiyah benar benar membuat Farzan tersenyum dan akhirnya menarik tangan Zakiyah kemudian membawanya kedalam pelukan Farzan. Zakiyah tidak bereaksi apapun karena terkejut, mungkin Zakiyah sekarang sedang menahan nafas nya setelah apa yang dilakukan Farzan kepada nya.

Melihat Farzan memeluk Zakiyah, Sekretaris Yan langsung menutup mata Erina dengan tangan kanan nya kemudian dia memalingkan wajahnya agar tidak bisa melihat Farzan dan Zakiyah yang sedang berpelukan.

"Apa yang anda lakukan? " Tanya Erina tanpa menyingkirkan tangan Sekretaris Yan.

"Jangan melihat nya, karena ini bersifat pribadi bagi Tuan Farzan, lebih baik tidak melihat nya dari pada nanti anda akan mengerti yang tidak tidak tentang Tuan Farzan." Jawab Sekretaris Yan.

Mendengar itu Erina sangat kesal dan mendorong tangan Sekretaris Yan untuk menjauh.

"Aku sahabat Zakiyah dan kenapa aku harus mengatakan hal buruk tentang mereka." Gerutu Erina.

Zakiyah tidak melakukan apapun selain diam dan membiarkan Farzan memeluk nya dengan erat.

"Kenapa tidak mengatakan nya? Aku jadi salah paham dan melakukan hal buruk padamu. Maaf, atas apa yang aku lakukan." Ucap Farzan tanpa melepaskan pelukan nya kepada Zakiyah.

"Maaf? Apa aku mendengarnya mengatakan maaf? Ini kali pertama nya aku mendengarnya mengucapkan itu, ku pikir orang keras kepala sepertinya tidak akan mau meminta maaf."
Gumam Zakiyah dalam hati.

Traces Of Marriage(END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora