Sidang

6K 338 9
                                    

Setelah beberapa hari semenjak Aydan sadar, keadaan nya mulai membaik dan orang tua nya pun bersikap lebih baik. Walaupun Ibunya tidak datang, Aydan tidak berkecil hati dan melarang Ayahnya untuk memberitahukan hal itu kepada Ibunya, mengingat bahwa Ibunya sudah punya keluarga baru. Erina juga sudah kembali bekerja dan mulai sibuk dengan pekerjaan nya, walaupun begitu Erina menyempatkan diri untuk menjenguk Aydan dan melihat kondisinya.

Hari ini, adalah sidang yang dikatan Farzan, Farzan dan Zakiyah akan bertemu disana. Semuanya datang termasuk Khansa dan orang tuanya nya yang terduga sebagai pelaku nya. Karena Zakiyah persidangan ini hanya untuk nya dan Farzan, dia tidak tahu bahwa akan ada begitu banyak orang yang datang. Zakiyah merasa kebingungan saat melihat situasi yang ada didalam ruangan, Erina menarik tangan Zakiyah dan membawa wanita itu duduk di sampingnya.

Sidang kemudian dimulai dan berbagai pernyataan serta bukti dikeluarkan disana, setelah seorang saksi berbicara dan mengatakan bahwa pelakunya adalah kedua orang tua Khansa, orang tua Khansa menolak dan mencoba untuk membela diri. Namun, pengacara yang sudah diandalkan Farzan serta jaksa yang sudah handal itu membuktikan segalanya.

"Sekali pun saya bersalah, Rafan dan dan Fayza juga terlibat. Jaksa yang bekerja sama dengan kami adalah Jaksa yang bekerja sama dengan mereka." Teriak Amri yang merupakan Ayah dari Khansa.

"Maaf Tuan, jika anda ingin memfitnah seharusnya anda memiliki bukti. Saya memiliki bukti bahwa pada tanggal 25 April 2013 anda menyewa Jaksa Elramdan untuk bekerja sama dengan anda, sedangkan Jaksa Elramdan sudah berhenti dan putus hubungan kerja sama dengan keluarga Zhafran dikarenakan adanya penyembunyian kasus pada tanggal 12 Juli 2012. Dia masih bisa bekerja sebagai Jaksa dikarenakan keluarga Zhafran yang tidak memperpanjangkan masalah dengannya dan memaafkan nya. Sudah hampir setahun sejak dia berhenti berhubungan kerja sama dengan keluarga Zhafran dan di sini jelas bahwa keluarga Zhafran tidak ada kaitan nya." Jawab pengacara dari orang tua Farzan.

"Lalu, bagaimana anda akan menjelaskan saat Pak Amri dan istrinya datang kerumah keluarga Zhafran untuk meminta kerja sama kepada Jaksa itu. Bukankah mereka menyetujui nya disana? Saya memiliki tanda tangan mereka." Ucap pengacara orang tua Khansa.

Pengacara dari orang tua Farzan kemudian mengeluarkan sebuah rekaman cctv yang masih tersimpan dari rumah keluarga Zhafran.

"Apa yang membuat kalian datang malam malam? Apakah ada yang penting?" Tanya Pak Rafan yang merupakan Ayah dari Farzan.

"Rafan, bantu aku, Khansa sedang sakit kritis dan membutuhkan banyak biaya. Bisakah kamu meminjamkan sedikit uangmu? Aku akan menggantinya setelah perusahaan berjalan lancar." Jawab Pak Amri.

"Baiklah, aku akan memberikannya." Ucap Pak Rafan.

"Tapi Rafan, bisakah kamu memberikan cap nya disini? Sebagai menjamin saja, bahwa kamu meminjamkan uang dan aku akan menggantinya, aku merasa tidak enak walaupun kita teman tetapi tetap harus ada surat perjanjian perhutangan." Ucap Pak Amri sambil memberikan selembar kertas kosong.

"Tentu."

"Saat itu Tuan Zhafran memberikan cap nya di kertas itu dikarenakan dia percaya kepada Pak Amri, bahwa Pak Amri adalah teman nya dan tidak mungkin untuk menjebaknya. Namun, siapa sangka bahwa dia benar benar akan menjebak temannya disaat sesuatu seperti ini terjadi." Jelas pengacara orang tua Farzan.

Setelah meneliti di beberapa bukti dan kesaksian, akhirnya Pak Amri san istrinya mendapatkan hukuman yang setimpal, mereka dipenjara dan mendapatkan hukuman atas apa yang sudah mereka perbuat. Semuanya merasa senang dan lega karena kasus kecelakaan orang tua Zakiyah menjadi jelas dan tahu siapa pelaku sebenarnya.

Zakiyah tidak mampu menahan tangis haru bahagianya dan memeluk Adiknya yang duduk disampingnya itu, bahkan Bibi dan Paman nya tidak bisa menahan air mata mereka melihat itu terjadi. Zabdan memapah Zakiyah untuk keluar dari ruangan dan pergi ke depan pengadilan untuk mengantarkan Paman dan Bibi nya pulang. Mereka tidak bisa menginap dan tinggal lebih lama karena tidak bisa meninggalkan restoran.

Setelah Bibi dan Paman pulang, Zakiyah dan Zabdan berencana ingin pulang juga, namun masih menunggu Erina yang tadi masih berbincang dengan orang tua Aydan. Zakiyah dan Zabdan akhirnya duduk disebuah kursi yang ada di lobi sambil menunggu kedatangan Erina. Saat mendengar langkah kaki seseorang yang mendekat, Zakiyah langsung berdiri karena mengira itu Erina. Namun, Zakiyah tidak bisa berkata kata saat melihat Farzan yang berdiri dihadapan nya.

"Ah, Zabdan ayo pergi cari minuman." Ucap Zakiyah sambil mencoba untuk menghindari Farzan.

Farzan melirik Zabdan yang menatapnya dan Zabdan langsung pergi setelah tahu apa maksud dari tatapan Farzan. Zakiyah menjadi semakin canggung dan takut berada disana, Zakiyah akhirnya mencoba untuk pergi dan tidak berhadapan dengan Farzan. Namun, Farzan menarik tangan Zakiyah dan langsung memeluknya.

"Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku." Ucap Zakiyah sambil berusaha mendorong tubuh Farzan.

"Maafkan aku, aku tidak bisa menemuimu dan menghadapi mu karena merasa malu. Aku perlu mencari bukti dan kejelasan nya baru bisa menghadapimu." Jawab Farzan.

"Lalu, bagaimana jika seandainya orang tuamu bersalah? Apa kamu akan menghindariku selamanya? Sudah kukatakan aku baik baik saja, jangan mengungkitnya." Ucap Zakiyah yang sudah menangis.

"Aku tidak bisa melihat mu menderita, aku tahu kamu juga ingin kasus orang tua mu diselesaikan dengan baik." Ucap Farzan yang mengelus lembut rambut Zakiyah.

"Lalu apa maksudmu pengadilan? Aku kira kamu ak, "

Farzan langsung menutup mulut Zakiyah dan tidak membiarkan Zakiyah berbicara.

"Jangan berfikir yang aneh aneh, aku tidak akan melakukan hal buruk padamu. Jadi, berhenti memikirkan hal aneh aneh dengan kepala kecilmu ini." Ucap Farzan sambil tersenyum.

Zakiyah tidak bisa berkata apapun lagi karena merasa bahagia sekaligus lega karena semua itu. Erina dan Sekretaris Yan yang baru saja keluar dari ruangan dan melihat itu langsung menghentikan langkah mereka, begitu pun dengan orang yang datang berikutnya. Bahkan Khansa menatap mereka dan melihat bagaimana bahagianya mereka.

"Aku benar benar tidak mengerti pasangan ini, mereka bertengkar seperti orang yang tidak saling kenal kemarin dan sekarang bertingkah seperti hanya mereka yang saling mencintai didunia ini." Gumam Sekretaris Yan.

"Semua orang yang sedang jatuh cinta memang begitu, mereka mengabaikan logika dan mementingkan hati mereka. Aku pernah merasakan nya, aku pernah berbuat konyol untuk sebuah cinta." Sahut Khansa.

Karena merasa canggung berada dinatara mereka, Erina berusaha menghindar dan berjalan menjauh. Namun, Khansa memegang pundak Erina dan menghentikan gadis itu.

"Oii Kakak Ipar, apa kamu tidak ingin memberikan salam padaku? Kita akan jadi keluarga." Ucap Khansa.

"Apa maksudmu?" Ucap Erina gugup.

"Aku tahu kalau Aydan melamarmu, dia bahkan sudah melamarmu disaat sedang sekarat dirumah sakit. Pria gila itu memang tidak bisa ditebak tingkahnya." Gumam Khansa kemudian berjalan pergi meninggalkan mereka.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now