Panggilan dari Akhtar

7.4K 377 2
                                    

Setibanya dirumah, Farzan melihat Ibunya sedang berbicara diruang tamu dengan Zabdan. Farzan tidak tau apa yang mereka bicarakan, tapi Farzan langsung berjalan menuju kamar. Saat melangkahkan kaki nya ditangga kamar, Bibi Vardah datang menghampiri Farzan.

"Apa Tuan ingin membersihkan tubuh? Saya akan menyiapkan air untuk Tuan, karena Nyonya Zakiyah sedang tidak enak badan dan mungkin Nyonya masih belum tau kalau biasanya sebelum mandi air yang Tuan gunakan harus hangat dan harum." Ucap Bibi Vardah.

"Tidak, kembalilah. Aku akan melakukan nya sendiri." Jawab Farzan kemudian kembali berjalan.

"Farzan, kemarilah." Panggil Ibu.

Farzan menatap pintu kamar sebentar kemudian berjalan mendekati Ibunya.

"Ibu ingin Zabdan segera pindah dirumah ini, karena bagaiama pun dia yang lebih mengenal bagaimana Zakiyah. Jadi, kita bisa tau dari nya." Ucap Ibu.

"Apa kamu mau? Apa kamu akan merasa nyaman? Jika tidak nyaman, aku akan berikan Apartemen untuk kamu tempati." Ucap Farzan kepada Zabdan.

"Aku tidak apa apa, selagi itu dekat dengan Kakak ku." Jawab Zabdan.

"Kakakmu sudah menikah denganku, bagaimana jika aku membawanya pergi dari rumah ini, apa kamu akan tetap disini?" Tanya Farzan.

Mendengar itu Zabdan terlihat berfikir dan bimbang.

"Kakakmu sudah menikah dan kamu tidak bisa terus bergantung padanya. Pikirkan apapun yang akan kamu lakukan kedepan nya, aku tidak memintamu tinggal dan tidak memintamu untuk pergi, lakukan apa yang menurut mu baik. Karena aku tidak ingin kamu tinggal disini karena terpaksa dan merasa tidak nyaman. Pikirkanlah, aku akan istirahat." Ucap Farzan.

Mendengar itu Zabdan hanya bisa diam dan terus memikirkan ucapan Farzan.

Saat tiba didalam kamar, terlihat Zakiyah berbaring diatas sofa dengan sebuah selimut yang menyelimuti tubuh nya. Farzan berjalan menuju meja kaca dan membuka jas serta dasi nya.

"Kamu sudah pulang?" Tanya Zakiyah yang sudah duduk di sofa.

Farzan hanya mengangguk dan menatap Zakiyah.

"Bagaimana keadaan mu? Apa sudah baikan?" Tanya Farzan.

"Hmm, aku sudah bisa bergerak dan tidak pusing lagi. Aku akan menyiapkan makan malam untukmu." Ucap Zakiyah.

"Aku akan turun nanti untuk makan malam, istirahatlah." Jawab Farzan kemudian masuk kekamar mandi.

Sambil menunggu Farzan mandi, Zakiyah mengambil baju kotor Farzan dan memasukkannya kedalam keranjang. Zakiyah kemudian merapikan sepatu Farzan dan merapikan tas kerja Farzan. Setelah keluar dari kamar mandi dengan menggunakan sehelai handuk di pinggangnya, Farzan menatap apa yang dilakukan Zakiyah.

"Apa aku memintamu untuk melakukan nya?" Tanya Farzan kepada Zakiyah yang asik merapikan barang barang Farzan.

Zakiyah langsung menoleh kearah Farzan, dan kemudian secepat kilat menutup mata nya setelah melihat Farzan hanya mengenakan sehelai handuk. Melihat itu Farzan tersenyum miring dan berjalan ke hadapan Zakiyah.

"Apa apaan ini, apa kamu sedang bertingkah sok polos seolah olah tidak pernah melihat tubuh pria? " Ucap Farzan sambil tersenyum miring.

"Pakailah baju mu, aku memang tidak pernah melihatnya secara langsung begini kecuali tubuh Zabdan." Jawab Zakiyah yang masih menutup mata nya.

Mendengar itu Farzan menarik tangan Zakiyah dan menatap gadis yang masih menutup mata nya itu.

"Buka mata mu dan lihat aku." Ucap Farzan.

Zakiyah menggeleng dengn keras.

"Aah kamu tidak mau, kalau begitu aku akan melakukan sesuatu kepada Adik mu dan ka,,, "

Zakiyah langsung membuka matanya karena takut Adik nya terluka saat mendengar ucapan Farzan.

Melihat itu Farzan tersenyum dan memegang dagu gadis itu.

"Adikmu itu sudah dewasa dan kamu tidak boleh lagi melihat tubuh nya." Ucap Farzan kemudian berjalan menuju ruang ganti.

Zakiyah melepas nafasnya dengan berat setelah sadar dia tidak bernafas selama beberapa detik.

Setelah mengaganti baju, Farzan keluar dari ruang ganti dan ingin makan malam. Namun, diatas meja dihadapan sofa terlihat sudah terhidangkam beberapa hidangan makan malam untuknya.

"Siapa yang membawanya kesini?" Tanya Farzan.

"Bibi Vardah." Jawab Zakiyah yanh duduk diatas sofa sambil menonton Televisi.

Farzan kemudian duduk disamping Zakiyah dan menyantap makan malam nya.

"Apa kamu sudah makan?" Tanya Farzan.

Zakiyah mengangguk tanpa menoleh Farzan karena fokus menonton Televisi.

Kring... Kring..

Zakiyah langsung meraih Hp nya yang ada di atas meja dan melihat siapa yang menelepon. Zakiyah hanya menatap layar Hp nya tanpa dan tidak mengangkatnya. Melihat itu Farzan menatap Zakiyah aneh.

"Apa kamu tidak akan mengangkat nya? Berisik." Ucap Farzan.

Zakiyah kemudian berdiri dan menjauh dari Farzan untuk mengangkat telepon itu.

"Bagaimana keadaanmu? Apa kamu sudah baik baik saja? Aku sangat mengkhawatirkan mu dan tidak bisa tidur karena memikirkanmu." Ucap Akhtar dari balik telepon.

"Berhentilah mengkhawatirkan ku, aku tidak ada hubungan nya lagi denganmu." Jawab Zakiyah pelan namun Farzan masih dapat mendengar itu.

Memang, telinga Farzan sangat jelas dan dapat mendengar orang berbicara walaupun sudah jauh dan pelan.

"Bisakah aku menemui besok? Aku hanya ingin memastikan mu baik baik saja, tidak dikantor tapi diluar." Ucap Akhtar.

"Aku mohon cukup, Jihan akan marah jika tau kamu seperti ini. Lupakanlah aku, bukankah kamu yang menginginkan ini semua?"

"Apapun yang kamu katakan aku tidak akan menjauhi mu, aku akan kembali padamu setelah perusahaan keluargaku normal, jadi aku mohon jaga hatimu untukku." Ucap Akhtar.

"Hatiku adalah milikku dan aku yang memutuskan untuk siapa aku memberikan nya, jad, "

"Ini sudah malam, bukankah kurang sopan menelpon istri orang lain di jam segini?" Ucap Farzan setelah menarik Hp dari tangan Zakiyah.

Zakiyah menatap Farzan dan tanpa disadarinya mulut nya terbuka karena terkejut.

"Maaf, saya hanya ingin menanyakan kabarnya." Ucap Akhtar dari balik telepon.

"Dia baik baik saja dan sudah sangat baik baik saja saat ada aku. Berhentilah mengganggu wanita orang lain dan urusi saja wanitamu." Ucap Farzan kemudian menutup telepon itu.

Farzan memberikan kembali Hp itu kepada Zakiyah dan melanjutkan makannya. Zakiyah masih merasa kebingungan dan terlihat berfikir.

"Aku tidak melakukan nya untukmu, aku benci suara berisik apalagi saat aku sedang makan, karena itu aku ingin kalian mengakhiri panggilan telepon itu." Ucap Farzan setelah melihat Zakiyah yang berdiri sambil kebingungan.

Mendengar itu Zakiyah tersenyum dan kembali duduk diatas sofa, namun sedikit menjauh dari Farzan.

Selesai makan malam, Farzan memainkan Hp nya di depan meja kaca dan sesekali melirik Zakiyah yang duduk di sofa terlihat sudah mengantuk. Farzan kemudian berjalan mendekati Zakiyah dan mendorong pelan Zakiyah dengan bantal sofa.

"Pergi istirahat dikasur, aku ingin tidur." Ucap Farzan.

"Tidurlah di kasur aku akan tidur disini." Jawab Zakiyah.

Farzan kemudian melempar bantal itu disamping Zakiyah dan mulai ingin tidur disana. Melihat Farzan yang ingin berbaring, Zakiyah langsung berdiri dan menjauh.

Zakiyah merasa khawatir melihat Farzan tidur diatas sofa, namun akhirnya dia terpaksa berjalan menuju kasur dan tidur disana.

"Dasar gadis keras kepala, dia tidak pernah mendengarkan ucapanku dan perlu aku melakukan hal seperti ini baru dia akan menurut."
Gumam Farzan dalam hati.

Traces Of Marriage(END)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें