Zakiyah Kabur

7.4K 392 5
                                    

Saat pagi tiba, Zakiyah bangun dari tidurnya dan melihat lihat disekitarnya untuk mencari keberadaan Farzan. Zakiyah pikir Farzan berada di dalam kamar mandi, tapi tidak terdengar suara air atau gerakan apapun dari kamar mandi. Akhirnya karena Zakiyah pikir Farzan sudah pergi bekerja atau sedang sarapan di lantai bawah, Zakiyah memeriksa pintu dan membuka baju tidurnya hingga tersisa hanya sehelai tengtop dan celana pendek diatas paha hingga menunjukkan kulit putih dan mulus Zakiyah.

Zakiyah melempar baju nya ke dalam keranjang dan membawa baju kotor yang ada di keranjang menuju kamar mandi, saat melewati ruang ganti Zakiyah menoleh ke ruang ganti dan membuat nya menjatuhkan keranjang baju kotor itu karena terkejut.

Zakiyah langsung berlari keluar dari ruang ganti dan meninggalkan Farzan yang masih terlihat terkejut di ruang ganti.

"Aaah bagaimana ini? Kenapa dia tidak bersuara sama sekali? Aku pikir dia sudah pergi. Habislah aku, dia melihat seluruh tubuhku. Bagaimana jika dia melakukan sesuatu padaku? Bagaimana jika rumor tentang dia adalah lelaki buas itu benar? Haruskah aku menginap di Apartemen Erina malam ini? Iya, sebaiknya begitu untuk menjaga keamanan ku."
Gumam Zakiyah dalam hati sambil menutupi tubuhnya dengan handuk dan mengenakan kembali pakaian nya.

Farzan kemudian keluar dari ruang ganti seolah tidak terjadi apapun. Farzan berjalan menuju sofa dan ingin mengenakan sepatu. Dengan cepat Zakiyah berlari mengambil sepatu Farzan yang ada di rak sepatu dan memberikan nya kepada Farzan.

Farzan hanya menatap Zakiyah tanpa mengatakan apapun, Zakiyah akhirnya berlari masuk ke dalam kamar mandi dan meninggalkan Farzan.

Farzan membuka Hp nya dan ingin mengirim pesan kepada Zakiyah agar dia tidak usah bekerja hari ini dan istirahat saja dirumah, tapi dia baru sadar kalau dia tidak memiliki nomor telepon Zakiyah. Farzan akhirnya mengambil selembar kertas dan menuliskan pesan agar Zakiyah tetap dirumah untuk beristirahat dan meletakkan nya diatas meja rias Zakiyah.

Tetaplah dirumah untuk beristirahat, masuk kerja besok saja saat tubuhmu sudah baikan. Aku tidak ingin repot membawamu ke rumah sakit lagi.

Begitulah pesan yang tertulis di selembar kertas dari Farzan untuk Zakiyah.

Setelah selesai mandi dan mencuci pakaian Farzan dengan tangan, Zakiyah keluar setelah mengenakan pakaian. Zakiyah meraih kertas yang ada di atas meja rias dan membacanya. Setelah menerima pesan itu, Zakiyah langsung tersenyum karena akhirnya dia bisa menghabiskan waktu nya sendiri setelah menikah.

Zakiyah langsung mengenakan celana jeans berwarna putih, baju kemeja berwarna army dan mengambil tas nya. Zakiyah keluar dari kamar dan langsung turun menuju meja makan.

"Pagi sayang, Farzan bilang kamu tidak usah masuk kerja hari ini." Ucap Ibu.

"Iya Bu, dimana Ayah dan Aqlan Bu?" Tanya Zakiyah.

"Ayahmu sedang pergi kerumah teman nya untuk pergi memancing, Aqlan sudah pergi ke kampus, Katanya ada tugas yang harus dikumpulkan nya lebih awal hari ini. Ayo duduk, kita akan sarapan berdua saja." Ucap Ibu.

Zakiyah kemudian duduk di samping Ibu mertua nya itu dan sarapan bersama. Setelah sarapan, Zakiyah mulai ragu untuk mengatakan bahwa dia akan pergi, karena melihat Ibu mertua nya yang terus mengajak nya bebrincang.

"Ah benar, Ibu hari ini ada acara dengan teman teman Ibu. Kemudian nanti malam Ibu dan Ayah akan pergi ke rumah teman untuk menginap, ada acara keluarga dirumah mereka. Kamu tetaplah dirumah bersama Farzan, karena Aqlan juga akan menginap di hotel malam ini." Ucap Ibu.

"Ah benarkah? Baguslah Ibu, hati hati ya Bu." Jawab Zakiyah.

"Ah benar, bagaimana dengan Zabdan? Kapan dia akan pindah kerumah kita? Dimana dia sekarang?" Tanya Ibu.

"Dia sedang di Apartemen temannya Bu, dia bilang akan pindah besok karena sekarang temannya masih sendiri di Apartemen. Besok temannya sudah memiliki teman tidur, jadi Zabdan akan pindah kesini kalau teman nya sudah memiliki teman tidur." Jawab Zakiyah.

"Baiklah, Ibu siap siap dulu ya." Ucap Ibu kemudian berjalan meninggalkan Zakiyah.

"Hehe, ini kesempatan Bagus untuk aku bisa pergi dari rumah ini. Setelah Ibu pergi, aku akan pergi keluar dan menginap di luar. Aahhh, melihat tidak seorang pun dirumah saja sudah membuatku merinding dengan apa yang akan dilakukan Farzan padaku setelah melihat ku tadi pagi."
Gumam Zakiyah dalam hati.

Setelah Ibu pergi meninggalakan rumah, Zakiyah ikut pergi dari rumah. Namun, awalnya Zakiyah dilarang oleh Bibi Vardah untuk keluar, tapi Zakiyah beralasan kalau dia ingin menemui Adiknya yang membutuhkan nya dan akan segera pulang. Ahirnya Zakiyah berlari pergi setelah Bibi Vardah mengizinkan nya. Dengan menggunakan sebuah taksi Zakiyah melaju menuju Apartemen Erina.

"Erina, aku akan menginap di Apartemen mu malam ini. Jangan katakan pada Farzan atau siapa pun." Ucap Zakiyah dari balik telepon.

"Kenapa? Apa kalian bertengkar?" Tanya Erina.

"Bagaimana kami bisa bertengkar jika kami memang tidak pernah akur dari awal. Cepatlah pulang kerja dan belikan aku sosis dan pop mie pedas saar perjalanan pulang." Ucap Zakiyah.

"Baiklah, beristirahat lah di Apartemen." Jawab Erina kemudian menutup telepon.

Waktu berlalu begitu saja, matahari mulai menenggelamkan dirinya dan hari mulai gelap. Farzan membuka Hp nya yang tidak ada disentuh nya sama sekali hari ini.

Farzan, Ibu dan Ayah akan pergi menginap dirumah teman. Aqlan juga akan menginap di hotel karena katanya bosan dirumah. Tetaplah dirumah dan jaga Zakiyah, jangan biarkan dia banyak bergerak karena tubuhnya masih lemas.

Farzan menutup pesan dari Ibunya itu dan membuka pesan dari Pak Dikri.

Tuan, maafkan atas kelalaian saya. Saya tidak berani menelepon Tuan dan hanya mengirim pesan karena takut mengganggu pekerjaan Tuan. Nyonya Zakiyah sudah pergi keluar rumah dari tadi pagi tapi belum kembali sampai sekarang. Tadi dia mengatakan kepada Bi Vardah bahwa ingin menemui Adiknya dan akan kembali, tapi dia tidak kunjung kembali.

Farzan menutup Hp nya dan berjalan keluar dari ruangan diikuti dengan Sekretaris Yan.

"Hubungi Zabdan, tanyakan dimana keberadaan Kakaknya." Ucap Farzan kepada Sekretaris Yan.

"Baik Tuan." Jawab Sekretaris Yan.

"Dia tidak ada menemuiku atau pun menghubungi ku, kenapa? Apa Kakakku menghilang?" Tanya Zabdan dari balik telepon.

"Tidak, beristirahat lah, Kakakmu aman bersama kami." Jawab Sekretaris Yan kemudian menutup telepon nya.

"Maaf Tuan, tapi Zabdan tidak mengetahui dimana keberadaan Nyonya Zakiyah. Apakah Tuan sudah menghubunginya?" Tanya Sekretaris Yan kepada Farzan.

"Aku tidak punya nomornya." Jawab Farzan.

Mendengar itu Sekretaris Yan langsung menutup mulutnya tidak percaya.

"Saya tau kalian menikah karena dijodohkan, tapi apakah tidak keterlaluan jika tidak menyimpan nomor istri sendiri? Saya saja memiliki nomornya." Ucap Sekretaris Yan sambil menahan tawa.

Farzan menatap tajam ke arah Sekretaris Yan.

"Saya akan memberikan nomor nya kepada Tuan." Ucap Sekretaris Yan.

"Aku tidak akan menyimpan nya kecuali dia memberikan nomornya sendiri padaku. Ayo pergi, cari dimana keberadaan gadis itu." Jawab Farzan kemudian berjalan memasuki lift.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now