Kebenaran

5.8K 387 22
                                    

Zakiyah terus tersenyum kepada Khansa yang terlihat sudah emosi dan tidak bisa menahan dirinya lagi. Sampai akhirnya dia duduk kembali ke kursi nya setelah melihat begitu banyak pasang mata yang menatap nya.

"Jangan terlalu marah, katakan apa yang ingin kamu katakan dengan cepat. Dengan begitu, kita tidak perlu saling bertemu, karena nyatanya kita tidak saling menyukai satu sama lain." Ucap Zakiyah.

"Tentu, aku juga tidak ingin melihat wajahmu lebih lama. Aku akan kepada intinya, tinggalkan Farzan." Ucap Khansa.

Zakiyah spontan langsung menatap wanita itu kebingungan, bagaimana dia berbicara dengan mudah seolah Farzan adalah miliknya.

"Apa maksudmu?" Ucap Zakiyah.

"Aku tahu kamu mencintai Farzan, kamu sudah menyukai nya sejak lama bukan? Aku akan memintamu pergi sekarang juga dari kehidupan nya. Apa kamu tidak tahu? Perusahaan Farzan sedang dalam masa kritis, tidak banyak orang yang bisa membantu dan aku menyarankan Ayahku untuk membantunya. Pikirkan dengan baik baik kenapa perusahaan nya bisa sampai seperti ini, dia merawatmu dan meninggalkan begitu banyak pekerjaan dan pertemuan penting. Karena itulah perusahaan nya menjadi seperti ini, kamu hanya menjadi penghambat baginya. Aahhh, aku tidak ingin mengatakan ini, tapi sepertinya aku harus melakukan nya agar kamu bisa pergi dari Farzan. Apartemen yang ditempati Adikmu, uang saku Adikmu dan bahkan makan Adikmu. Apa kamu pernah bertanya kepada Adikmu tentang itu? Kamu membayar sewa setiap bulan untuk Apartemen yang ditempati Adikmu, tapi kamu tidak tahu kalau Farzan sudah membeli itu di hari pertama Adikmu pindah kesana. Padahal dia tahu kamu tidak suka kalau dia melakukan itu, apakah kamu tidak berfikir bahwa kamu sudah sangat menyusahkan dia? Pergilah dari hidupnya dan aku akan membantunya untuk mengembalikan perushaan nya." Ucap Khansa.

Zakiyah merasa terkejut dengan semua itu dan menekan kedua lututnya untuk menahan perasaan nya sendiri yang tidak karuan.

"Aku, aku akan membicarakan ini kepadanya dengan baik baik." Ucap Zakiyah.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan, kamu hanya akan membuat dia merasa tidak enak dan menjadi pembohong dihadapan mu. Aku tidak punya alasan untuk menyukai mu, jadi segeralah pergi dari hidupnya. Atau aku mungkin akan menyebarkan rekaman yang aku dapatkan di hari pertama pernikahan kalian." Ucap Khansa.

"Rekaman apa maksudmu?"

"Siapapun yang jatuh Cinta duluan, harus pergi dari rumah atau membayar sejumlah uang. Tentu orang yang harus pergi itu kamu bukan? Karena kalian menikah hanya karena dasar paksaan. Aku mendapat rekaman ini dari seseorang yang bekerja untukku. Pergilah, sebelum aku menyebarkan rekaman ini, apa kamu tahu apa yang akan terjadi jika rekaman ini tersebar? Perusahaan Farzan akan menjadi semakin hancur dan tidak mungkin baginya untuk mendapatkan posisinya kembali. Lagi pula, seharusnya kamu sadar kalau kamu tidak penting di hidupnya, jika kamu penting, dia akan memberitahukan semua ini kepadamu, karena ini adalah hal penting dalam hidupnya. Jadi, jika kamu memang peduli kepadanya, pergilah karena kamu hanya akan menghambat apapun yang dilakukan nya. Apa kamu tahu kalau perusahaan itu bisa sangat maju karena kerja keras nya yang begitu besar, dia bahkan menghabiskan masa muda nya dengan mengurus perusahaan. Apa kamu tega untuk menghacurkan kerja kerasnya selama ini? Jika kamu tetap disamping nya, dia hanya akan memperdulikan kamu dan tidak bisa mengalihkan pandangan nya darimu. Dia akan mengabaikan pekerjaan nya lagi ketika dia memikirkan kamu, pikirkan ini semua demi kebaikan nya. Dia sudah melakukan begitu banyak untukmu, apa kamu bahkan tidak bisa melakukan ini untuk menyelematkan nya?" Ucap Khansa sambil tersenyum.

"Jika aku pergi, apa perusahaan dan posisinya akan baik baik saja?" Tanya Zakiyah.

"Tentu, karena dia tidak mempunyai penghalang lagi dan dia bisa fokus kepada perusahaan seperti sebelum dia menikah." Jawab Khansa.

***

Setelah melihat Zabdan selesai dari kelasnya, Aretha berlar mendekati Zabdan, tidak perduli dengan banyak mata yang menatap mereka. Karena merasa kesal, Zabdan menarik tangan Aretha agar orang orang tidak lagi memperhatikan mereka. Zabdan membawa Aretha ke taman untuk berbicara dengan gadis itu.

"Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Tidak bisakah kamu berhenti menggangguku?" Ucap Zabdan kesal kepada Aretha.

"Dirimu, setelah aku dapatkan dirimu aku akan berhenti." Jawab Aretha sambil tersenyum.

"Jangan bicara omong kosong, aku tidak tertarik denganmu jadi pergilah menjauh." Ucap Zabdan.

"Aku tidak akan pergi sebelum mendapatkan keinginanku." Jawab Aretha.

Dari ujung lorong, Aqlan dapat melihat dan mendengar dengan jelas apa yang dilakukan oleh saudara sepupu dan iparan nya itu. Aqlan menggeleng melihat tingkah bodoh dan berani yang dilakukan Aretha kepada Zabdan. Saat mereka sedang berbicara, tiba tiba Aqlan langsung terkejut saat melihat Zakiyah yang menghampiri Zabdan dengn ekspresi marah.

Plak!!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Zabdan dari tangan Zakiyah.

"Permisi, anda siapa sampai berhak memukul nya?" Ucap Aretha kesal melihat Zabdan yang ditampar secara tiba tiba.

"Pergilah, dia Kakakku." Ucap Zabdan kepada Aretha.

Namun, gadis itu hanya menjauh sedikit dan masih bisa melihat apa yang dilakukan Zakiyah kepada Zabdan.

"Apa aku membiayai kuliahmu dan menghidupi mu untuk menjadi pembohong dan pengemis?! " Teriak Zakiyah sambil menangis.

"Kakak, apa maksud Kakak?" Ucap Zabdan mencoba menenangkan Kakaknya.

"Apartemen, uang sewa, uang makan, uang jajan. Kamu tahu itu semua dari Farzan dan tetap menerimanya tanpa memberitahuku? Apa kalian sedang membohongi aku? Kalian menganggap aku bodoh dan mudah untuk ditipu?" Ucap Zakiyah sambil menangis.

"Kak, bukan begitu maksudku. Kak Farzan hanya ingin berbuat baik dan meringankan beban kita." Ucap Zabdan sambil memegang tangab Zakiyah.

"Meringankan beban? Apa kamu tidak tahu kalau ini hanya akan menambah beban?!! Aku bekerja banting tulang setiap hari untuk membayar hutang kita kepada mereka, tapi kamu malah dengan mudah menambah nya, kemana jalan pikiranmu?!!! " Teriak Zakiyah sambil memukul mukul tubuh Zabdan.

Melihat Zabdan yang terus menerus dipukul, membuat Aretha tidak tega membiarkan nya begitu saja dan ingin menolong Zabdan. Namun, Aqlan yang sudah berdiri di samping nya menahan gadis itu dan membawanya pergi dari mereka.

Aqlan menarik tangan Aretha dan membawa nya ke parkiran, dimana mobilnya diparkirkan. Walaupun terlihat kesal, tapi Aretha sadar kalau apa yang dilakukan Aqlan kepadanya adalah sesuatu yang benar.

"Kamu bisa mengatakan hal ini kepada orang tuamu sebagai bahan kelemahan kami, aku tahu orang tuamu sedang berusaha mencari kekurangan dari keluarga kami." Ucap Aqlan.

"Apa hanya itu yang bisa kamu katakan? Kamu membuat ku merasa seperti penjahat. Tidak semua keturunan itu akan bersifat sama, bagaimana mungkin aku bisa membuka hal yang membuat orang kusukai menjadi malu." Jawab Aretha.

"Apa kamu bisa menunggu disini? Temani Zabdan setelah dia selesai, aku yakin dia akan stres dengan semua ini. Aku akan membawa Kakak iparku kembali." Ucap Aqlan.

Aretha tidak menjawab, namun Aqlan bisa tahu kalau Aretha akan menyetujui itu.

Setelah melihat Zakiyah cukup tenang, Aqlan memberanikan diri untuk menghampiri Zakiyah dan mencoba membawanya kembali ke rumah.

"Kak, ayo kita kembali. " Ucap Aqlan.

Zakiyah tidak menjawab apapun dan hanya menangis.

"Tidak ada gunanya jika Kakak terus memarahi dan memukulnya, Kakak hanya akan menyesal jika nanti dia terluka. Sebaiknya kita kembali dan Kakak bisa menenangkan diri Kakak." Ucap Aqlan.

Zakiyah akhirnya menyetujui saran Aqlah dan ikut kembali ke rumah bersama Adik iparnya itu. Sementara Zabdan, masih berada di taman dengan ribuan penyesalan dan rasa bersalah di hatinya.

Traces Of Marriage(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang