Sandiwara

5.7K 379 40
                                    

Setelah selesai bekerja, seperti biasa Erina berjalan keluar kantor dan mencari taksi untuk bisa kembali ke Apartemennya. Namun, tiba tiba mobil Aydan berhenti di hadapan nya. Erina langsung mencoba melarikan diri, namun Aydan sudah dengan cepat berlari dan menggapai tangan Erina.

"Apa kamu sudah menerima uangnya?" Tanya Aydan sambil tersenyum.

"Hmm, karena aku sudah menerima uangnya, kita tidak punya urusan apapun lagi." Jawab Erina.

"Bagaimana bisa kita tidak punya urusan lagi? Aku masih dalam tahap mengejarmu." Ucap Aydan.

"Pria gila." Gumam Erina.

"Jangan terlalu dingin, ayo masuk ke mobil, aku akan mengantarmu pulang." Ucap Aydan.

"Aku tidak ingin pergi denganmu lagi, apa kamu tidak tahu bagaimana malunya aku saat kamu membawaku dengan pakaian seperti itu pada malam itu?" Ucap Erina.

"Maafkan aku, aku hanya terlalu bersemangat. Aku mohon, biarkan aku mengantarmu pulang. Bukankah ini akan menghemat uangmu?" Ucap Aydan sambil menggoda Erina.

Erina terlihat berfikir dan akhirnya menyetujui ajakan Aydan.

"Aku menyetujui nya hanya karena kamu memaksanya." Ucap Erina mencoba menghindar.

"Baiklah, aku akan mempercayai apapun yang kamu katakan." Ucap Aydan sambil tersenyum dan membawa Erina masuk ke dalam mobilnya.

***

Setelah selesai sarapan, Sekretaris Yan meminta izin kepada Ibunya untuk kembali ke kota. Karena bagimana pun kondisi perusahaan sedang tidak stabil dan Farzan sangat membutuhkan Sekretaris Yan.

"Aku akan mengunjungi Ibu lain kali, untuk sekarang Farzan sangat membutuhkan aku, Ibu tahu sendiri kondisi perusahaan sedang kacau Bu." Ucap Rayyan kepada Ibunya.

"Baiklah, Ibu mengerti." Jawab Ibu.

"Jika Rayyan tidak bisa kemari, aku akan dagang sebagai gantinya Bu." Ucap Valeeqa sambil tersenyum.

"Tentu, kamu bisa datang lebih sering Ibu akan sangat senang." Jawab Ibu sambil mengelus lembut bahu Valeeqa.

Setelah berpamitan, Sekretaris Yan langsung membawa Valeeqa untuk kembali ke kota dan menyelesaikan banyak pekerjaan mereka.

***

Setibanya didepan rumah, Zakiyah tidak bergerak sama sekali dan seperti tidak berniat untuk masuk kedalam rumah. Aqlan terus menatap Zakiyah yang terlihat sangat kacau dan pandangan nya yang lesu.

"Kak, ayo masuk. Kakak harus beristirahat, Kakak terlihat tidak baik baik saja." Ucap Aqlan kepada Zakiyah.

Zakiyah tidak menjawab ucapan Aqlan dan langsung keluar dari mobil. Seharian, Zakiyah hanya berada dikamar dan tidak menyentuh sebutir nasi pun yang diberikan Bibi Vardah kepada nya. Karena Ibu dan Ayah sedang melakukan perjalanan keluar negeri secara tiba tiba untuk membantu perusahaan, dirumah hanya Ada Aqlan yang bisa menjaga Zakiyah. Aqlan berulang kali mondar mandir menuju kamar Kakak nya itu, namun dia tidak memiliki keberanian untuk memanggil Kakak Iparnya untuk keluar dari kamar. Sampai akhirnya Farzan kembali dari kantor dan berjalan menuju kamarnya. Aqlan yang melihat Farzan baru pulang, langsung berlari menghampiri Kakaknya itu.

"Kak, Kakak Zakiyah sedang tidak enak hati, jadi aku harap Kakak jangan menyinggungnya." Ucap Aqlan.

"Apa maksudmu? Apa ada yang terjadi?" Tanya Farzan.

"Kak Zakiyah tidak makan seharian dan di, "

Farzan langsung berlari menuju kamar tanpa mendengar penjelasan Aqlan sampai selesai. Farzan membuka pintu kamar dan langsung menghidupkan lampu kamar yang sengaja dimatikan oleh Zakiyah. Farzan berjalan mendekati kasur dan melihat Zakiyah yang sedang tertidur diatas kasur.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now