Taksi

6K 353 3
                                    

Setelah selesai bersiap Farzan turun dari kamarnya dan sarapan bersama keluarganya. Mereka sarapan seperti biasa, dan seperti biasa juga disaat sarapan Farzan melirik beberapa dokumen yang dikirim kan sekretaris Yan yang harus diselesaikan nya hari ini.

"Farzan, Ibu dengar dari Aydan kamu menemui Zakiyah semalam dan Khansa juga datang untuk mengacau disana. Apa yang sudah kamu lakukan?" Tanya Ibu.

"Aku hanya meminta nya bertanggung jawab atas semua perbuatan nya." Jawab Farzan.

"Kamu jangan coba coba untuk mengganggunya ya, jangan coba coba untuk membentaknya karena Ibu tidak ingin dia merasa tertekan. Kalau kamu berani melakukan hal buruk kepada nya, kamu akan lihat bagaimana Ibu menggila kepada mu nanti."

"Baiklah, Aku tidak akan melakukannya." Jawab Farzan.

"Farzan, beberapa hari ini Ayah dan Ibumu akan pergi keluar negeri. Ibu mu bersikeras untuk pergi keluar negeri untuk menyiapkan pernikahanmu dan Zakiyah." Ucap Ayah.

"Persiapan apa? Kenapa harus keluar negeri, tidak bisakah menyiapkan nya dengan barang barang yang ada didalam negeri?" Tanya Farzan.

"Tentu Ibu harus mencari barang dan peralatan yang terbaik, pernikahan kalian harus menjadi pernikahan yang spesial." Ucap Ibu.

"Ibu pernikahan nya masih lama, lebih baik menyiapkan pertunangan nya saja dulu." Ucap Farzan.

"Tidak ada pertunangan, kalian akan langsung menikah."

"Ibu... "

"Tidak ada alasan, Ibu tau kamu menggertak Zakiyah tadi malam dan itulah yang membuat Ibu ingin kamu segera menikah tanpa pertunangan. Kalau kalian bertunangan dulu, Ibu tidak tau apa yang akan kamu lakukan nanti kepada Zakiyah." Ucap Ibu.

"Ibu jangan begini."

"Kenapa Kakak merasa khawatir? Seharusnya yang perlu khawatir itu Kak Zakiyah, dia akan mengorbankan hidupnya untuk pria seperti ini." Ucap Aqlan.

"Kamu sudah bosan hidup?" Ucap Farzan.

"Jangan menggertak Adikmu, yang dikatakan nya juga benar. Ibu benar benar frustasi melihatmu, kamu hanya sibuk bekerja dan selalu mempermainkan wanita yang datang untuk memiliki mu. Sekarang disaat Ibu memilih kan gadis yang baik untuk mu pun kamu masih berulah." Ucap Ibu.

"Pergilah kekantor Zan, fokus saja pada pekerjaan mu." Ucap Ayah.

Karena kesal Farzan pun berdiri dari duduknya dan segera pergi ke kantor.

Setelah sarapan, Aqlan berpamitan dengan orang tuanya untuk pergi ke kampus dan melajukan mobilnya ke jalanan.

Seperti biasa, setelah memarkirkan mobilnya Aqlan akan berjalan menuju taman dan mengambil kamera nya. Dia akan mulai bermain dengan kamera nya saat cuaca nya bagus. Namun, disaat Aqlan memotret sebuah daun yang jatuh, tiba tiba dia malah fokus kepada seorang gadis yang berjalan di hadapan nya. Aqlan menurun kamera nya dan menatap gadis itu. Disaat Aqlan memperhatikan gadis itu, tiba tiba seorang pria yang dikenal nya datang dan menghampiri gadis itu. Yaa pria itu adalah Zabdan, Adik dari Zakiyah.

Mereka terlihat berbincang mengenai banyak hal satu sama lain yang menunjukkan mereka akrab.

"Aqlan?" Ucap Zabdan saat melihat Aqlan memperhatikan mereka.

Aqlan tersenyum kepada Zabdan.

Zabdan kemudian membawa Gadis yang bersamanya itu untuk menghampiri Aqlan.

"Kamu mengenalnya?" Tanya gadis itu kepad Zabdan.

"Dia, bisa dikatakan kami akan menjadi iparan." Ucap Zabdan.

"Benarkah? Kak Zakiyah akan menikah? Wahh aku tidak menyangka kalau kak Zakiyah akan segera menikah." Ucap gadis itu.

"Kenalkan dia temanku." Ucap Zabdan kepada Aqlan.

"Hai, aku Ayesha."

"Aku Aqlan."

"Kamu berada di jurusan apa?" Tanya Ayesha.

"Fotografer." Jawab Aqlan singkat.

"Disemester berapa kamu berada?"

"4." Jawab Aqlan.

Ayesha kemudian tersenyum setelah mendengar jawaban Aqlan.

"Kami akan masuk kekelas." Ucap Zabdan.

Aqlan kemudian mengangguk dan melihat mereka pergi bersama.

"Apa dia memang selalu begitu? Sedikit berbicara?" Tanya Ayesha.

"Iya, Kakaknya bahkan lebih parah dan menakutkan." Jawab Zabdan.

***

Zakiyah menatap layar komputer yang ada di hadapan nya itu dengan tatapan kosong. Dia benar benar merasa bosan dan ingin berbicara dengan seseorang. Tapi disana tidak ada seorang pun yang bisa diajak bicara, Aila yang merupakan teman baru nya di perusahaan nya itu selalu sibuk dengan pekerjaan nya dan tidak bisa dibawa berbicara.

Zakiyah kemudian berjalan menuju dapur kantor untuk membuat secangkir kopi, dengan tatapan yang kosong Zakiyah memasukkan air panas ke dalam cangkir, tanpa disadarinya air panas itu terus mengalir hingga melewati garis gelas dan mengenai tangan nya.

"Ahhh!!! " Teriak Zakiyah sambil menjatuhkan gelas ke lantai.

Zakiyah kemudian langsung berjongkok untuk membersihkan pecahan kaca.

"Jangan disentuh Nona, saya akan membersihkan nya." Ucap Sekretaris Yan yang sudah berdiri di belakang Zakiyah.

Zakiyah kemudian berdiri dan menatap Farzan yang berdiri di samping sekretaris Yan.

Farzan tidak memperdulikan Zakiyah dan mengambil secangkir gelas kemudian mengisinya dengan air yang dicampur dengan vitamin C. Farzan kemudian berjalan untuk kembali keruangan nya.

"Lain kali bawa pikiranmu ke kantor dan jangan tinggalkan di jalan." Ucap Farzan kepada Zakiyah.

Zakiyah hanya bisa tersenyum terpaksa saat mendengar ucapan itu keluar dari mulut Farzan.

"Mulutnya itu benar benar berbisa." Gerutu Zakiyah kemudian pergi kembali ke kursi nya.

Saat nya jam pulang kantor, Zakiyah merapikan meja kerja nya dan menarik tas nya untuk pergi dari kantor itu. Dengan langkah lelah, Zakiyah berjalan memasuki lift. Disaat pintu lift akan tertutup, tiba tiba seseorang datang dan menahan pintu lift. Siapa sangka kalau dia akan bertemu Farzan disana. Farzan dan sekretaris Yan masuk ke dalam lift dan berdiri di depan Zakiyah tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Karena merasa terlalu lelah, Zakiyah menutup mata nya dan tidak sadar kalau dia tertidur. Sampai akhirnya dia terbangun saat kepala nya membentur dinding lift. Mendengar suara benturan itu membuat Farzan melirik dan melihat apa yang terjadi. Terlihat Zakiyah mengusap usap kepala nya untuk menahan rasa sakit.

Setelah lift terbuka, Farzan dan sekretaris Yan berjalan keluar dan keluar dari kantor. Zakiyah yang ikut keluar bersama mereka terlihat mencari cari taksi yang akan lewat.

"Tuan, apa anda ingin saya mengantar Nona Zakiyah?" Tanya Sekretaris Yan.

"Kenapa aku harus melakukan itu?" Jawab Farzan kemudian masuk ke dalam mobil.

Sekretaris Yan kemudian melajukan mobil nya menuju jalanan.

"Panggilkan taksi perusahaan untuknya." Ucap Farzan.

"Baik Tuan." Jawab sekretaris Yan kemudian segera menghubungi taksi perusahaan.

Farzan melirik Zakiyah yang masih berdiri di depan kantor dari kaca spion mobil. Terlihat wajah lelah dan lesuh Zakiyah, berulang kali terlihat gadis itu menghela nafas berat dan melirik lirik taksi yang akan lewat. Farzan membuka kancing jas nya dan melonggarkan ikatan dasi nya kemudian menyandarkan kepala nya kepada sandaran kursi.

"Dia benar benar merepotkan." Gumam Farzan.

"Walaupun dia merepotkan, tapi anda masih tetap tidak tega melihatnya kesusahan."
Gumam Sekretaris Yan dalam hati.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now