Lift

7.6K 398 4
                                    

Didalam kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya, Zakiyah menatap tubuhnya didepan kaca. Kembali terngiang dipikiran nya bagaimana tadi Farzan memperlakukan nya. Zakiyah benar benar merasa ketakutan dan berharap malam segera berlalu agar dia tidak bersama pria itu lagi dalam satu ruangan. Zakiyah mengambil Hp nya yang ada diatas meja kamar mandi dan menelepon Erina.

"Kenapa? Jangan membawaku lagi, aku sangat ketakutan saat melihat suami mu tadi datang." Ucap Erina dari balik telepon.

"Tidak bisakah kamu pura pura sakit? Dengan begitu aku bisa pergi dari rumah dengan alasan untuk mengantarmu sakit." Ucap Zakiyah.

"Apa kamu pikir itu masuk akal? Dia baru saja melihat ku sehat sehat saja tadi."

"Kalau begitu pura puralah mati, anggap saja kamu mati karena serangan jantung dan setelah aku menemuimu ternyata kamu mati suri. Bagaimana bukankah itu ide bagus?" Ucap Zakiyah.

"Dasar teman kampret, aku tidak tau kenapa bisa berteman denganmu. Tidak bisakah kamu lebih cerdas sedikit? Jangan terlalu polos, jangan membuat masalah yang akan membuat Farzan semakin marah." Jawab Erina.

Tok!! Tok!!

"Apa kamu ganti kulit didalam?! " Teriak Farzan dari luar.

"Pergilah, dia akan marah. Aku akan berdoa semoga kamu baik baik saja, oke." Ucap Erina kemudian menutup telepon nya.

Zakiyah menggigit jarinya karena merasa takut dan memberanikan diri untuk keluar dari kamar mandi. Zakiyah memberanikan diri untuk melangkah kan kakinya menuju kasur. Farzan yang berdiri sambil mengenakan jaket itu menatap Zakiyah. Zakiyah melirik Farzan yang terlihat berpakaian tidak seperti biasanya, dia mengenakan celana pendek levis dan baju kaos pendek yang dibaluti dengan jaket.

"Aku akan keluar, tetaplah dirumah." Ucap Farzan kemudian berjalan keluar dari kamar.

Zakiyah langsung tersenyum setelah melihat Farzan pergi. Karena merasa bahagia, Zakiyah berjalan mendekati pintu dan menguncinya agar dia tetap aman didalam. Zakiyah naik keatas kasur dan melompat lompat karena bahagia, sampai akhirnya dia lelah dan tertidur.

Farzan memarkirkan mobilnya dan naik kelantai atas sambil membawa peralatan golf pribadi miliknya. Aydan yang sudah menunggu disana langsung berdiri saat melihat Farzan datang.

"Apa apaan ini, kenapa kamu memintaku bermain di jam segini? Apa kamu sedang stres? Biasanya kamu hanya akan main jika perusahaan berada dalam kondisi tidak stabil." Ucap Aydan.

"Temani saja aku bermain." Jawab Farzan kemudian mulai mengeluarkan peralatan nya.

"Aku dengar dari Rayyan katanya Zakiyah kabur dari rumah, kalian menjemputnya di Apartemen Erina. Apa kalian bertengkar?" Tanya Aydan kepada Farzan yang fokus menatap bola.

"Tidak, dia hanya gadis polos yang berfikir terlalu jauh." Jawab Farzan.

"Rayyan mengatakan ini karena aku memaksanya, dia bilang Zakiyah kabur karena takut kamu melakukan sesuatu padanya setelah melihat nya berpakaian terbuka." Ucap Aydan sambil tersenyum miring dan mulai fokus kepada bola.

"Anak sialan itu benar benar tidak bisa menutup mulutnya." Ucap Farzan.

"Haha dia sangat menjaga rahasia kepada siapa pun, tapi dia tidak bisa menjaga rahasia dariku. Kenapa? Apa mungkin kamu membawaku bermain sekarang agar bisa melampiaskan hasrat mu? Karena jika melihatnya keinginanmu menidurinya akan semakin kuat?" Ucap Aydan sambil tertawa.

"Akan kubunuh kamu jika mengatakn omong kosong lagi." Ucap Farzan.

Aydan tidak berani melawan Farzan dan hanya bisa menahan tawa nya sendiri. Mereka bermain beberapa putaran dan akhirnya beristirahat.

Traces Of Marriage(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang