Pangeran

5.9K 356 13
                                    

Farzan menarik tangan Zakiyah dan membawanya kedalam pelukan nya.

"Menangislah jika ingin menangis, tidak perlu berpura pura tetap kuat, kamu bisa menjadi wanita paling lemah di hadapanku, karena aku akan melindungi mu." Ucap Farzan.

Mendengar itu membuat Zakiyah merasa lebih tenang dan nyaman, Zakiyah kemudian ikut memeluk tubuh Farzan dan menangis didalam pelukan nya.

***

Karena Aydan tidak kunjung bangun, Erina tidak punya cara lain untuk membantunya, dia sudah bersusah payah membangunkan Aydan, tapi Aydan bahkan tidak bergerak sedikit pun. Akhirnya, Erina keluar dari ruangan dan memutuskan untuk meninggalkan Aydan sendirian didalam ruangan. Saat Erina akan memanggil taksi, pikiran nya menjadi kacau karena ragu meninggalkan pria itu sendirian disana.

"Bagaimana jika ada orang yang tidak suka padanya dan mencuri miliknya, atau ada wanita yang menginginkan nya, kemudian wanita itu akan mengambil kesempatan disaat dia seperti itu. Ah, sudahlah, dia bukan urusanku, aku tidak perduli,,,, ahhhhh!!!!! " Ucap Erina kemudian berteriak sambil masuk kedalam restoran.

Erina menarik tubuh Aydan dan mencoba membuat pria itu berdiri, agar dia lebih mudah untuk membawanya. Erina mencoba menelepon Zabdan, agar bisa membantu nya, tapi Zabdan bahkan tidak mengangkat telepon nya. Akhirnya, dengan susah payah Erina membawa Aydan keluar dari restoran dan mencoba menunggu taksi. Tapi, tiba tiba sebuah mobil berhenti dihadapan mereka.

"Maaf, apa dia membuat masalah untuk anda? " Tanya Sekretaris Yan kepada Erina.

"Tidak, dia sepertinya sangat lelah, dia sampai tidak sadarkan diri begini walaupun sudah aku tarik tarik." Jawab Erina.

"Maaf, dia mengonsumsi obat tidur sebelum kesini, karena itulah kondisinya jadi sepeti itu. Terima kasih untuk bantuannya, ayo masuk saya akan mengantarkan anda pulang." Ucap Sekretaris Yan.

"Tidak, saya akan memanggil taksi." Jawab Erina kemudian berjalan pergi meninggalkan Sekretaris Yan.

"Dasar bodoh! Bagaimana mungkin kamu bisa bertingkah seperti ini dihadapan wanita yang kamu sukai." Gumam Sekretaris Yan sambil membawa Aydan masuk ke dalam mobil.

***

"Pembimbingku memintaku untuk membawa mu ikut bergabung dengan kami." Ucap Zabdan kepada Aretha yang duduk didepan tendanya.

"Aku akan pergi jika kamu menerima permintaanku." Jawab Aretha.

"Permintaan apa? "

"Katakan saja kalau kamu akan menerima dulu, baru aku akan pergi." Ucap Aretha.

"Baiklah, aku akan mencoba menerimanya jika itu masuk akal." Jawab Zabdan.

Aretha tersenyum kemudian berjalan mendekati pesta mereka. Semuanya sibuk berbincang dan tertawa, mereka makan dan minum bersama sama. Karena Aqlan merupakan Fotografer yang sudah mereka sewa, Aqlan merekam dan mengambil gambar disetiap momen mereka. Sampai akhirnya, saat Aqlan sedang merekam mereka yang sedang bermain jujur jujuran, Aretha mendapat giliran diantara semua orang. Aretha menatap Aqlan yang memegang kamera, Aqlan tahu kalau tatapan itu tidak memiliki arti yang baik sama sekali.

"Nona Aretha, karena ini adalah game, apakah kami boleh menanyakan sesuatu layaknya seperti teman?" Tanya salah seorang mahsiswa.

"Tentu, itu tujuan ku ada disini." Jawab Aretha yang tidak mengalihkan pandangan nya dari Zabdan yang duduk di samping Ayesha.

"Kalau begitu, apakah kamu mau jujur, apakah kamu menyukai seseorang?" Tanya Mahasiswa itu.

Aretha tersenyum mendengar pertanyaan yang seakan akan ditunggu nya itu.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now