Perasaan

5.5K 316 9
                                    

Seperti biasa, keluarga Zhafran sedang berkumpul untuk makan malam. Kali ini, Aqlan terlambat datang ke meja makan, karena harus menyelesaikan tugasnya.

"Jangan telat makan, kamu ini, kerja itu bisa nanti, tapi kesehatan itu penting." Ucap Farzan mengomel.

"Sejak kamu perduli denganku." Gumam Aqlan sambil menarik bangku yang ada di samping Zakiyah.

Melihat Aqlan yang ingin duduk di samping Zakiyah, Farzan langsung menendang bangku yang ingin di duduki Aqlan menjauh. Aqlan langusng menatap Farzan dengan kesal dan terkejut dengan sifat kekanakan Kakaknya itu.

"Ibu lihatlah, dia bertingkah kekanakan lagi." Ucap Aqlan kesal.

"Kemarilah, jangan ganggu Kakakmu." Jawab Ibu sambil menarik bangku yang ada di sampingnya.

Dengan kesal dan perasaan tidak senang, Aqlan berjalan ke samping Ibunya dan duduk disana untuk makan malam.

"Dimana kamu berencana mengambil tempat magang mu nanti?" Tanya Zakiyah kepada Aqlan yang terlihat cemberut.

"Aku akan mengambil di studio king Kak." Jawab Aqlan sambil tersenyum.

"Bukankah itu studio terbesar di kota ini? Wah kamu hebat." Ucap Zakiyah.

"Tentu, aku akan tetap konsisten dengan pekerjaanku nanti. Tidak seperti seseorang yang hampir disingkirkan dari tempatnya." Jawab Aqlan sambil tersenyum dan menyindir Farzan.

Saat mendengar itu tatapan Farzan sudah menuju Aqlan. Namun, Aqlan tidak memperdulikan nya saat telepon nya tiba tiba berdering.

"Halo?" Ucap Aqlan dari balik telepon.

"Kamu dimana? Aku dan Zabdan ada didepan rumahmu, bisakah kamu keluar?" Ucap Ayesha dari balik telepon.

Aqlan spontan langsung berdiri dan tersenyum malu kepada keluarga nya saat semuanya menatapnya berdiri secara tiba tiba.

"Ibu, Ayah aku harus keluar sebentar, ada temanku baru datang." Ucap Aqlan.

"Suruh mereka masuk, kenapa bicara diluar jika sudah berada disini." Jawab Ayah.

Aqlan mengangguk dan langsung berlari keluar rumah untuk menemui Ayesha dan Zabdan. Seperti yang dikatakan Ayahnya, Aqlan membawa Ayesha dan Zabdan masuk kerumah. Zabdan dan Ayesha langsung memberikan salam mereka kepada keluarga Aqlan, karena itu termasuk bagian keluarganya, Zabdan terlihat sudah biasa saja dan bisa membaur dengan yang lainnya. Mereka kemudian duduk diruang tamu bersama sambil menunggu Aqlan mengambil laptop dan kameranya yang ada dikamar.

Aqlan langsung duduk di samping Ayesha dan membiarkan Ayesha memilih mana foto yang akan diambil. Bahkan, saat Bibi Vardah mengantarkan minuman, Aqlan langsung meraih jus jeruk dan memberikan nya kepada Ayesha. Farzan yang memperhatikan tingkah Adiknya itu langsung tersenyum miring, dia bisa melihat dengan jelas bagaimana Adiknya itu begitu menyukai gadis itu. Sementara Zabdan terlihat sibuk berbincang dengan Ayah Aqlan, mereka membicarakan tentang perusahaan Farzan yang berencana mencari bibit Arsitektur.

"Duduklah dan nikamti hidangan nya, Ayah dan Ibumu harus pergi menemui teman Ayah yang sedang masuk rumah sakit." Ucap Ayah.

"Baiklah Ayah." Jawab Aqlan dan Farzan yang dijawab dengan anggukan semua orang yang ada disana juga.

Karena sudah berada dirumah itu, Zakiyah membawa Zabdan ke belakang rumah untuk menikmati pemandangan malam disana sambil mengobrol. Tersisa lah Aqlan, Ayesha dan Farzan yang ada di ruang tamu.

"Kalian satu kampus?" Tanya Farzan tiba tiba.

"Iya Kak, tapi kami beda jurusan. Kebetulan Aqlan menjadi fotografer kami saat liburan, jadi kami kesini untuk mengambil filenya agar bisa dibagikan kepada teman kelas." Jawab Ayesha dengan senyum manisnya.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now