No

6.4K 399 24
                                    

Aydan mempersilahkan Erina untuk masuk ke mobilnya dan segera melajukan mobilnya kejalanan. Aydan menggerak gerakkan kakinya, agar rasa gerogi nya berkurang. Erina melirik apa yang dilakukan pria itu, kemudian membuang muka.

"Hmm, itu, kejadian kemarin ak,,, "

"Wahhh, cuacanya Bagus sekali, aku akan membuka jendela agar bisa merasakan udara yang segar." Ucap Erina memotong pembicaraan Aydan, karena Erina tahu pria itu akan membahas kejadian malam itu.

Aydan tersenyum dan mencoba fokus kembali kepada kemudinya. Sampai tiba di depan Apartemen Erina, Aydan menghentikan mobil dan membiarkan Erina turun. Setelah Erina ingin turun, Aydan tiba tiba memegang tangan Erina agar menahan gadis itu untuk keluar dari mobil.

"Maaf." Ucap Aydan.

Erina hanya mengangkat satu alisnya. Sebagai tanda menanyakan apa yang dimaksud Aydan.

"Untuk kejadian kemarin, aku benar benar tida berfikir panjang dan melakukan itu agar kamu merasa senang." Ucap Aydan mencoba memberanikan diri.

"Baiklah, aku juga sudah melupakannya." Jawab Erina kemudian turun dari mobil.

Aydan keluar dari mobil dan mengejar Erina.

"Lalu apa jawaban mu? Apa kamu menerima ku?" Tanya Aydan.

Erina membalikkan tubuhnya dan menghadap Aydan sambil tersenyum.

"No." Jawab Erina sambil tersenyum kemudian berjalan pergi.

"Wahh, apa aku ditolak untuk kedua kalinya? Kenapa dia kejam sekali, setidaknya berpura puralah kalau dia akan memikirkannya." Gumam Aydan.

***

Aqlan memakirkan mobilnya didepan studio dan membawa Ayesha untuk masuk ke studio. Saat mereka memasuki studio, Aqlan dan Ayesha menghentikan langkahnya saat melihat Zabdan yang sedang berbincang dengan seseorang disana.

Aqlan menarik tangan Ayesha dan membawanya untuk menemui Zabdan. Melihat Aqlan dan Ayesha datang, Zabdan langsung mengakhiri pembicaraan nya dengan pria tersebut.

"Apa kamu ada urusan disini?" Tanya Aqlan.

"Iya, dosenku memintaku untuk menyewa salah seorang fotografer, karena kami berencana untuk membuat pesta karena rancangan yang kami buat mendapatkan juara. Jadi, kami butuh fotografer untuk merekam momen kami." Jawab Zabdan.

"Apa perlu menggunakan fotografer segala?" Tanya Aqlan.

"Iya, karena kami juga ingin mendapatkan hasil yang bagus agar bisa dipajang di kampus nanti. Ayesha, apa kamu tidak mengatakan nya kepada Aqlan?" Tanya Zabdan.

"Ah, aku berencana mengatakannya tapi dia sudah tahu duluan darimu." Jawab Ayesha.

Aqlan hanya bisa menarik nafas berat setelah mendengar itu. Setelah beberapa lama berbincang, seorang karyawan kenalan Aqlan memanggil Aqlan untuk masuk karena ada pemotretan yang harus segera diselesaikan. Zabdan dan Ayesha duduk di sebuah kursi sambil menunggu Aqlan menyelesaikan pekerjaan nya, sementara Aqlan sudah sibuk dengan kameranya dan bersiap siap.

Disaat semuanya sudah siap, tentu giliran modelnya keluar untuk melakukan pemotretan. Aqlan tidak menyangka setelah melihat siapa yang menjadi modelnya, Aqlan menatap gadis itu dengan tatapan kosong, namun gadis itu pun tidak menatap nya dengan tatapan yang hangat, melainkan tatapan dingin yang biasa diberikannya kepada semua orang.

"Baik Aqlan, bersiaplah. Modelnya sudah siap." Ucap salah seorang karyawan.

"Aku ada urusan, gantikan dengan orang lain untuk hari ini." Jawab Aqlan sambil ingin mengemasi peralatan kemera nya.

Tentunya hal itu membuat semua orang menjadi kebingungan dengan ucapan Aqlan, bahkan Ayesha sampai menghampiri Aqlan.

"Kenapa? Apa ada masalah? Atau kamu sedang badmood?" Tanya Ayesha.

"Aku hanya tidak ingin bekerja dengannya." Jawab Aqlan.

Aretha berjalan mendekati Aqlan dan berdiri dihadapan Aqlan dengan melipat kedua tangannya didadanya.

"Apa kamu harus mencampur adukkan urusan pribadi dengan pekerjaan? Aku tidak akan mengganggumu, jadi cukup bekerja sama saja." Ucap Aretha.

Seorang karyawan kemudian berlari menghampiri Aqlan dengan terengah engah.

"Aqlan, kami tidak menemukan pengganti, hari ini semua sibuk dengan pemotretan yang sudah mereka jadwalkan. Ayolah Aqlan, kamu sudah menyetujui pekerjaan ini pada awalnya." Ucap Karyawan tersebut.

Ayesha memegang lengan Aqlan, seakan meyakinkannya agar mau melakukan pekerjaan itu. Setelah dibujuk oleh Ayesha, Aqlan tidak punya pilihan lain lagi selain mengerjakan nya. Akhirnya pemotretan dimulai dan mereka bekerja sama dengan baik.

***

Setelah selesai mandi, dengan memakai handuk dan bertelanjang dada, Farzan keluar dari kamar mandi sambil menggosok gosok kepalanya dengan handuk untuk mengeringkan rambutnya. Farzan berjalan mendekati Zakiyah yang tertidur di atas sofa.

"Bangunlah dan mandi." Ucap Farzan sambil melemparkan handuk keatas wajah Zakiyah.

Bukannya bangun, Zakiyah malah melemparkan handuk yang ada diatas wajahnya itu ke sembarang arah. Farzan kemudian menarik tubuh Zakiyah agar bangun dari tidurnya, tapi Zakiyah malah berbaring di dada Farzan.

"Oooh lihatlah, tubuhmu sangat jujur, dia tahu dimana tempat yang enak." Ucap Farzan sambil menepuk nepuk pelan pipi Zakiyah agar bangun dari tidurnya.

Zakiyah tidak bergeming sama sekali, malah memegang dada Farzan seakan itu adalah bantal guling ternyaman yang pernah ada. Farzan berusaha mengambil Hp nya yang ada diatas meja dengan hati hati agar Zakiyah tidak terbangun, kemudian Farzan memotret bagaimana Zakiyah memeluk nya disaat dia bertelanjang dada setelah mandi.

Karena tidak kunjung bangun, Farzan membiarkan Zakiyah tertidur di dadanya sambil menonton televisi. Saat sudah jam makan malam, Aqlan diminta oleh Ibunya untuk memanggil Farzan dan Zakiyah.

"Kak, boleh aku masuk?" Tanya Aqlan.

"Masuklah." Jawab Farzan.

Aqlan membuka pintu kamar Farzan dan berjalan menuju sofa dimana Farzan dan Zakiyah berada, setelah melihat Zakiyah yang tertidur di dada Farzan, Aqlan langsung memutar balik tubuhnya agar tidak melihatnya.

"Kenapa menyuruh ku masuk kalau kalian sedang berdua seperti ini?" Ucap Aqlan kesal.

"Aku memang ingin memperlihatkannya padamu, lihatlah aku tidak berbohong bukan tentang dia menyukaiku." Jawab Farzan.

"Aku tidak peduli, turunlah Ayah dan Ibh sudah menunggu untuk makan malam." Ucap Aqlan.

"Makanlah duluan, aku akan makan setelah Zakiyah bangun." Jawab Farzan.

Aqlan langsung berjalan keluar setelah mendengar itu.

"Beginilah efek dari orang yang tidak pernah pacaran, dia sangat bangga dan ingin memamerkan nya kepada semua orang saat sudah memiliki seseorang yang dicintainya." Gumam Aqlan kesal sambil menuruni tangga.

Farzan menusuk nusuk pipi Zakiyah karena tidak kunjung bangun, akhirnya setelah menusuk pipi Zakiyah cukup lama, Zakiyah terbangun dan membuka matanya perlahan. Zakiyah meraba raba apa yang sedang ditidurinya karena merasa agak aneh.

"Ooohhhh, lihatlah tanganmu itu." Ucap Farzan saat Zakiyah menyentuh dadanya.

"Aahhh!!!" Teriak Zakiyah sambil bangun dari dada Farzan.

"Apa kamu begitu menyukai tubuhku? Kenapa berteriak? Padahal kamu yang menyentuhku, tapi kamu berteriak seolah aku yang menyentuhmu."Ucap Farzan.

"Ah, aku tidak tahu, kenapa tidak membangunkanku." Jawab Zakiyah.

"Aku sudah membangunkan mu, tapi kamu malah memelukku." Ucap Farzan sambil berdiri dari sofa.

"Mandilah, jangan sampai aku telat makan malam karenamu." Ucap Farzan sambil berjalan menuju ruang ganti.

"Siapa yang memintamu menungguku." Gumam Zakiyah sambil berdiri dari sofa dan berjalan menuju kamar mandi.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now