Promise

6.5K 371 20
                                    

Cahaya matahari menyusul masuk kedalam kamar melalui ventilasi, Zakiyah menyipitkan mengedipkan matanya berkali kali agar bisa menangkap cahaya itu dengan sempurna. Saat matanya sudah mulai bisa terbuka, Zakiyah menatap sesosok yang ada dihadapan nya. Zakiyah kemudian tersenyum dan memeluk erat pria yang ada dihadapan nya. Karena pelukan itu, Farzan menjadi bangun dan menatap Zakiyah.

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa memelukku? Aku jadi terbangun." Ucap Farzan pelan.

Zakiyah hanya tersenyum dan tidak melepaskan pelukan nya kepada Farzan. Farzan akhirnya tersenyum dan mengecup lembut kening Zakiyah. Karena merasa sudah semakin siang, Zakiyah kemudian melonggarkan pelukan nya dan ingin membuatkan sarapan untuk Farzan. Namun, Farzan malah tidak melepaskan Zakiyah dari dalam pelukan nya.

"Lepaskan, aku harus membuat sarapan untuk kita." Ucap Zakiyah.

"Tidak perlu, aku sudah kenyang dengan memelukmu." Jawab Farzan sambil tersenyum.

"Omong kosong." Ucap Zakiyah malu malu sambil membenamkan kepalanya ke dada Farzan.

***

Setelah berpuluh puluh tahun lamanya bekerja, ini baru kali pertama Sekretaris Yan terlambat datang ke kantor dikarenakan bekerja lembur semalaman. Sekretaris Yan langsung berlari menuju ruangan nya dan mencari dokumen yang harus diserahkan nya kepada Investor hari ini. Tiba tiba, Sekretaris Yan baru ingat bahwa dia ada janji dengan Aydan, mereka berjanji akan sarapan bersama pagi ini. Sekretaris Yan menjadi semakin bingung dan berencana menelepon Valeeqa untuk menemui Aydan agar dia tidak menunggu. Namun, tiba tiba Erina lewat dihadapan Sekretaris Yan sambil membawa secangkir kopi menuju ke arah meja nya.

"Erina, tunggu sebentar." Ucap Sekretaris Yan sambil menghampiri Erina.

"Ada apa Sekretaris Yan?" Tanya Erina.

"Maafkan aku, aku tidak tahu mau minta tolong kepada siapa lagi karena dikantor ini hanya kamu yang paling dikenal. Bisakah kamu menemui Aydan pagi ini? Aku sudah janji sarapan dengan nya, tapi aku terlambat datang ke kantor dan harus menyerahkan dokumen inj ke Investor, bisakah kamu menggantikan aku untuk menemaninya sarapan? " Tanya Sekretaris Yan.

"Eii kenapa harus saya Sekretaris Yan, saya tidak bisa menemui nya hanya karena alasan seperti itu. Anda bisa menelepon nya dan katakan yang sebenarnya." Jawab Erina sambil tersenyum.

"Aku tidak bisa, dia sedang dalam kondisi hati yang tidak baik baik saja. Aku akan memberikan bonus untukmu bulan ini." Ucap Sekretaris Yan.

"Ini bukan masalah uang Sekretaris Yan, tapi, "

"Dua kali lipat gaji mu." Ucap Sekarang Yan memotong kalimat Erina.

"Hmm, baiklah karena sepertinya anda memang harus menemuinya, saya tidak punya pilihan lain. Berikan saya alamatnya." Ucap Erina.

Sekretaris Yan kemudian memberikan sebuah kertas berisikan alamat dimana dia janji bertemu dengan Aydan.

Setelah tiba disebuah restoran tradisional yang ada di pinggir kota, Erina keluar dari taksi dan memasuki restoran tersebut.

"Halo Nona, ada yang bisa dibantu?" Tanya salah seorang pelayan.

"Saya ingin bertemu seseorang disini, dia diruangan 215." Jawab Erina.

"Baiklah, mari saya antar." Ucap karyawan itu.

Erina melirik apa yang ada disekitarnya, dia merasa sangat terkejut melihat restoran yang terlihat biasa saja dari luar tetapi sangat elegan didalam. Berbagai perabotan dan benda benda yang ada disana dirancang dari bahan kayu dan para pelayan nya yang sangat sopan.

Traces Of Marriage(END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon