Pergi

5.5K 347 13
                                    

Setelah melihat Zakiyah benar benar pergi, Farzan menghantam kan beberapa kali kepalan tinjunya kepada kaca kamar mandi sampai membuat tangan berlumuran darah. Setelah melihat Zakiyah pergi, Aqlan tahu kalau Kakaknya tidak akan baik baik saja. Aqlan berlari memasuki kamar untuk melihat apakah Farzan baik baik saja, tapi seperti biasanya Farzan akan melakukan hal buruk saat dia sedang marah. Melihat tanganFarzan yang berlumuran darah, Aqlan langsung berjalan mendekati Kakak nya itu dan mencoba untuk mengobatinya.

"Sudah aku katakan Kak Zakiyah sedang tidak baik baik saja, seharusnya Kakak bisa menahan diri dan tidak akan menjadi seperti ini." Ucap Aqlan sambil memegang tangan Farzan.

"Apa aku memintamu masuk? Keluar!! " Teriak Farzan.

"Aku tidak akan keluar, berhenti bersikap egois dan keras kepala Kak!! Aku tidak tahu apa yang dikatakan Kak Zakiyah sampai membuat Kakak membiarkan dia pergi, tapi dia tidak seburuk itu, Kak Zakiyah tidak akan melakukan hal buruk. Sekali pun dia melakukan sesuatu yang tidak diinginkan, bisa jadi itu karena terpaksa." Ucap Aqlan.

"Pergi sebelum aku memukul mu." Ucap Farzan.

"Siapa pun tidak akan tahan dengan sikap buruk Kakak, jadi pertimbangkan Kak Zakiyah dan hilangkan ego Kakak."

"Apa wanita yang hanya mengharapkan hartaku harus aku pertahankan? Aku tidak ingin orang seperti itu berada didekat ku."

"Kalau begitu berikan semua harta ini kepadanya! Kak, apa Kakak tidak pernah berfikir? Kalau dia memang menginginkan harta kita, dia tidak akan menolak pemberian Kakak kepadanya, dia tidak akan mendatangi Zabdan dan memukulnya setengah mati karena menerima uang dari Kakak. Dia hanya malu karena Kakak memperlakukan nya seperti itu, seharusnya Kakak meminta izinnya dan bukan melakukan semuanya seolah dia akan setuju dan suka. Tidak semua wanita suka diperlakukan seperti itu." Ucap Aqlan kemudian meninggalkan Kakaknya sendirian dikamar.

Karena merasa sangat frustasi dan tidak tahu kemana tempat akan dituju, Zakiyah pergi ke Apartemen Erina dan berencana menginap disana. Erina langsung membukakan pintu setelah melihat wajah kusut dan mata sembab Zakiyah, dia seperti wanita yang tidak tahu siapa dirinya lagi.

"Apa yang terjadi? Kamu seperti mayat berjalan." Ucap Erina.

"Apa kamu punya makanan? Aku sudah sangat gemetaran karena tidak makan seharian." Ucap Zakiyah.

"Kamu kesini hanya ingin meminta makanan? Apa suami mu yang super kaya itu menjadi sangat miskin sampai tidak bisa memberimu sepiring nasi?" Tanya Erina.

"Jika kamu tidak ingin memberikan nya tidak masalah, tapi jangan membawanya." Ucap Zakiyah.

Erina langsung berdiri dan membawakan semua makanan yang dia punya dan memberikan nya kepada Zakiyah yang duduk di sofa. Zakiyah langsung meraih semangkuk sup yang diberikan Erina dan menyantapnya dengan lahap.

"Aahh sialan, aku harus menahan rasa lapark agar aku terlihat sangat mengerikan dan marah kepada Farzan. Sebenarnya tubuhku sudah gemetaran saat menunggunya pulang, kenapa dia lama seklayi pulang, aku jadi lama ke Apartemen mu dan menikmati makanan ini." Gumam Zakiyah.

"Apa kamu merencanakan ini untuk merajuk kepada Farzan? Keluarlah! Aku tidak ingin didatangi suami mu lagi." Ucap Erina sambil menarik tangan Zakiyah agar pergi dari Apartemen nya.

"Jangan mengusirku, aku benar benar tidak punya tempat tujuan jika kamu juga mengusirku." Ucap Zakiyah.

Melihat Zakiyah yang tampak menderita, membuat Erina mengurungkan niatnya untuk mengusirnya pergi. Erina menunggu Zakiyah menyelesaikan makan nya, agar dia mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Zakiyah akhirnya menceritakan semua masalahnya dan meminta Erina untuk tetap tutup mulut agar tidak terjadi hal buruk yang tidak diinginkan.

"Wah Khansa itu benar benar penyihir, apa dia tidak punya pikiran? Kenapa dia memintamu pergi dan mengancam mu seperti itu. Lalu, apa yang akan kamu lakukan jika perusahaan Farzan baik baik saja?" Ucap Erina.

"Aku akan senang jika perusahaan nya membaik, dengan begitu aku bisa lega dan bisa pergi dengan nyaman." Jawab Zakiyah.

"Kamu benar benar akan meninggalkan nya?"

"Dia tidak mungkin akan menerima ku lagi setelah mengetahui aku mencintai hartanya saja." Jawab Zakiyah.

"Tapi itu kan hanya sandiwaramu saja." Ucap Erina.

Zakiyah tersenyum dan menarik tangan Erina untuk keluar dari Apartemen.

"Ayo buang sampahmu, kamu bisa membuat tabungan sampah nanti jika tidak membuangnya." Ucap Zakiyah.

Saat mereka keluar dari Apartemen dan berjalan menuju tempat pembuangan sampah, tiba tiba mobil Aydan berhenti tepat disamping mereka. Aydan keluar dari mobil dan tersenyum lebar menatap Erina, namun Aydan terkejut setelah melihat Zakiyah yang berada disamping Erina.

"Zakiyah, kenapa kamu disini? Apa Farzan mengizinkan kamu pergi?" Tanya Aydan.

"Aku hanya ingin menginap dan menghabiskan waktu sebentar dengan Erina." Jawab Zakiyah.

"Aah begitu, Erina ada yang ingin aku bicarakan." Ucap Aydan.

"Aku akan naik duluan." Ucap Zakiyah karena tidak ingin mengganggu perbincangan mereka berdua.

***

Setelah dimarahi dan dipukul oleh Kakaknya, Zabdan terus menerus melamun seharian sampai dia meninggalkan kelas dan pergi ke sebuah pondok kecil yang ada di kolam kampus. Aretha masih setia menunggu dan menemani Zabdan, walaupun mereka tidak berbincang satu sama lain.

Setelah merasa bosan berada di kolam, Zabdan pergi berjalan menuju parkir. Karena merasa kesal terus mengikuti pria itu tanpa ingin berbicara dengan nya, Aretha menarik tangan Zabdan dan menatap mata pria itu.

"Apa kamu akan terus begini? Jika merasa bersalah jelaskan kepada Kakakmu, jangan terus menerus melamun dan menyiksa dirimu sendiri seperti ini. Aku tidak tahu apa permasalahan kalian, tapi jika kamu terus begini kamu hanya akan menyiksa dirimu sendiri." Ucap Aretha.

"Pergilah, jangan mengikuti ku." Ucap Zabdan.

"Aku mencintaimu!! " Teriak Aretha.

"Apa kamu pikir sekarang waktunya untuk lelucon? Kumohon pergilah dan tinggalkan aku sendiri." Jawab Zabdan.

"Aku tidak akan meninggalkan mu karena aku mencintaimu, ayo pergi. Aku akan membuatmu kembali sadar dan menjadi manusia sebenarnya." Ucap Aretha sambil menarik tangan Zabdan untuk pergi dari kampus.

Aretha kemudian membawa Zabdan kesebuah restoran yang ada di tengah kota, Aretha memesan semua makanan dan membiarkan Zabdan untuk menyantapnya. Namun, pria itu bahkan tidak menyentuhnya sama sekali.

"Makanlah atau aku akan membuatmu malu." Ucap Aretha.

"Aku tidak mau, makanlah untukmu sendiri." Jawab Zabdan.

"Aku akan berteriak bahwa aku mencintaimu, semua orang akan tahu tentang itu." Ucap Aretha sambil memegang garpu.

"Aretha, berhenti membuat omong kosong." Jawab Zabdan.

"Kamu pikir aku tidak berani? Aku benar benar akan melakukan nya. Aku!! " Ucap Aretha yang sudah bersiap siap untuk berteriak.

Namun, Zabdan langsung menutup mulut Aretha dengan tangan nya, agar gadis itu tidak mengatakan sesuatu yang membuatnya malu.

"Baiklah, aku akan makan. Jadi diamlah." Ucap Zabdan.

"Seharusnya kamu menjadi penurut sejak dulu." Ucap Aretha sambil tersenyum menatap Zabdan.

Traces Of Marriage(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang