Undangan

5.7K 348 2
                                    

Setelah turun dari balkon, Farzan melepas tangan Zakiyah dan mendorongnya untuk menjauh. Zakiyah terlihat kebingungan harus melakukan apa, di satu sisi dia bahagia karena Farzan datang untuk menyelamatkan nya. Namun, disisi lain dia merasa berhutang budi kepada Farzan, padahal dia tidak ingin berhutang apapun lagi pada keluarga Zhafran itu.

"Terima kasih." Ucap Zakiyah pelan sambil menundukkan kepala nya.

"Apa? Aku tidak bisa mendengarmu." Jawab Farzan.

Zakiyah menarik nafas panjang dan menatap wajah pria yang ada di hadapan nya itu.

"Terima kasih Tuan Farzan." Ucap Zakiyah sambil menunjukkan senyum terpaksa nya.

"Jika kamu ingin berterima kasih, berhentilah membuat masalah. Aku tidak suka menyelesaikan sesuatu untukmu." Ucap Farzan sambil mendorong kepala Zakiyah dan pergi meninggalkan nya.

"Apa yang ku lakukan? Aku tidak membuat masalah. Dan juga, kenapa dia mengatakan seolah olah dia yang menyelesaikan semua nya untukku." Ucap Zakiyah.

Gadis yang polos itu benar benar tidak tau apapun. Farzan yang sedari dulu mencoba untuk membuat nya menjadi lebih baik, tapi dia tidak mengetahui nya. Farzan memberikan tumpangan taksi untuknya disaat dia tau tentang pertunangan Akhtar dan Jihan, dan juga menyelamatkan nya hari ini dari Akhtar yang mencoba untuk membuat rencana busuk nya itu.

***

Setelah menyelesaikan pelajaran di kelas, Aqlan berjalan menuju kantin kampus untuk makan siang. Aqlan pergi seorang diri, karena dia memang tidak suka berteman dengan orang lain. Padahal, banyak dari anak kampus yang ingin berteman dengan nya, walaupun sebagian karna tau dia adalah adik dari pengusaha terkaya di negeri itu, namun tidak sedikit juga yang ingin berteman dengan nya karena tulus. Tetapi, Aqlan menolak semua itu dan lebih memilih sendiri. Dia bahkan mengabaikan anak anak dari kalangan atas yang ingin mendekati nya. Yaa, memang tidak jauh berbeda dengan Farzan, mereka memang pantas disebut sedarah.

Aqlan meletakkan kamera nya di atas meja dan siap menyantap nasi goreng yang ada di hadapan nya itu. Namun, disaat sesendok nasi akan masuk ke mulutnya, Zabdan dan Ayesha datang membawa piring makanan mereka dan duduk di hadapan Aqlan.

"Kenapa kamu sendiri?" Tanya Ayesha.

"Karena aku tidak suka makan bersama orang lain." Jawab Aqlan.

"Sudah kukatakan dia tidak akan mau kita menemani nya." Ucap Zabdan.

"Ah maksudku orang lain, bukan kalian." Ucap Aqlan.

Ayesha kemudian tersenyum mendengar jawaban Aqlan yang membuat nya merasa lega itu.

"Kenapa kamu tidak suka berteman dengan mereka? " Tanya Ayesha.

"Mereka berteman hanya karena ada sesuatu yang diharapkan dan aku tidak suka itu." Jawab Aqlan sambil memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Cobalah untuk berteman dan jangan sendirian, kami bisa menjadi teman mu jika kamu mau." Ucap Ayesha kemudian meletakkan beberapa potongan daging sapi bakar ke dalam piring Zabdan.

Aqlan melirik dan memperhatikan apa yang dilakukan Ayesha kepada Zabdan.

"Berhentilah memberiku daging, jika kamu tidak menginginkan nya kamu bisa meminta Bibi kantin untuk tidak memasukkan nya." Ucap Zabdan.

"Karena kamu menyukai nya, aku mengambil nya untukmu." Jawab Keisha sambil tersenyum lebar kepada Zabdan.

Zabdan memukul lembut kepala Ayesha sambil tersenyum.

Kring... Kring...

Tiba tiba telepon Zabdan berdering dan Zabdan segera mengangkat nya.

"Halo." Ucap Zabdan.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now