Bersama

6.1K 398 32
                                    

Setelah tiba di pantai, semua mahasiswa membangun tenda, membuat tempat api unggun, membuat tempat memasak dan bahkan mendekorasi tenda agar terlihat Indah. Aqlan hanya menonton mereka dari mobilnya sambil memperhatikan Ayesha dari kejauhan. Tiba tiba Aretha berjalan mendekati Aqlan dan berdiri di samping sepupunya itu.

"Kamu sangat menyukainya?" Tanya Aretha kepada Aqlan sambil mengeluarkan sebatang rokok.

Aqlan melirik Aretha dan memperhatikan apa yang dilakukan gadis itu.

"Kamu masih merokok?" Ucap Aqlan.

Aretha tidak bereaksi dan ingin menghidupkan api ke rokok nya melalui pemantik nya. Aqlan langsung menarik rokok dari bibir Aretha dan mematahkan nya, Aqlan juga mengambil pematik dari tangan Aretha dan memasukkan nya kedalam saku celana nya.

"Kamu ingin mati?!" Ucap Aretha.

"Hmm, bunuh aku jika kamu bisa." Jawab Aqlan.

"Pria gila sialan." Ucap Aretha.

"Jangan merokok, kamu masih muda dan masih berada di tahun awal kuliah. Dan juga, kamu sedang berada di kawasan formal, seharusnya kamu tidak melakukan itu." Ucap Aqlan.

"Aku sangat membencimu." Ucap Aretha.

"Iya, kita memang tidak pernah saling menyukai, bukankah keluarga kita memang memiliki hubungan seperti itu?" Ucap Aqlan.

Aretha kemudian melirik Ayesha yang sedang membangun tenda bersama Zabdan, mereka terlihat bahagia dan saling menebar senyum satu sama lain.

"Aku akan merebut pria yang bersama wanita yang kamu sukai itu." Ucap Aretha.

Spontan Aqlan langsung melirik Ayesha dan melihat siapa yang sedang bersama nya.

"Akan menyenangkan jika melihat wanita yang kamu sukai tersakiti. Kamu menyukainya dan berusaha mendapatkan nya, tapi dia menyukai pria pengecut yang bahkan tidak berani mengungkapkan perasaan nya, aku akan hadir diantara kalian dan menghancurkan gadis itu." Ucap Aretha sambil tersenyum kepada Aqlan.

"Jangan bermain main, aku tidak pernah mencampuri urusanmu, jadi jangan pernah berifkir untuk masuk kedalam hidupku." Ucap Aqlan.

"Tapi ini terlalu menarik untuk diabaikan, aku ingin masuk menjadi bagian dari kehidupan kalian. Berbaik hatilah, dan biarkan aku memainkan peranku sampai aku bisa membuat gadis itu menangis dan pria itu berlutut memohon agar aku tidak meninggalkan nya." Ucap Arerha.

Aqlan menatap tajam Aretha seakan ingin membunuh wanita itu.

"Jangan khawatir, aku tidak akan melukaimu, kamu malah akan mendapatkan untung dan bisa menjadi penyandar bagi gadis itu saat dia sakit hati nanti." Ucap Aretha sambil tersenyum kemudian berjalan meninggalkan Aqlan.

***

Setelah tiba dirumah, Farzan langsung berjalan menuju kamar untuk mencari keberadaan Zakiyah, namun dia tidak bisa menemui Zakiyah didalam kamar. Akhirnya Farzan keluar dari kamar dan mencoba nya mencari di ruang tamu, halaman belakang dan halaman depan, tetapi tidak juga kunjung menemui wanita itu. Akhirnya Farzan berjalan menuju dapur dan melihat Zakiyah yang sedang sibuk memasak sendirian. Farzan berjalan mendekati Zakiyah dan memeluk tubuh istrinya itu dari belakang secara tiba tiba.

"Kenapa kamu memelukku? Bagaimana jika ada yang melihat?" Ucap Zakiyah sambil mencoba melepaskan pelukan Farzan.

"Kenapa kamu harus takut? Kita tidak berselingkuh, kita pasangan suami istri yang sudah sah, kenapa kamu harus takut." Ucap Farzan.

Zakiyah tidak bisa mengatakan apapun selain membiarkan pria itu melakukan apapun yang diinginkan nya. Zakiyah sibuk memotong sayuran dan Farzan bahkan tidak ingin melepaskan pelukan nya sedikit pun.

"Apa kamu menyukaiku?" Tanya Farzan tiba tiba.

Zakiyah langsung menghentikan kegiatan nya memotong sayuran dan berdiam diri seakan tidak bisa bernafas setelah mendengar ucapan Farzan. Bagaimana mungkin pria itu menanyakan hal seperti itu setelah Zakiyah mencoba untuk menjaga hatinya agar tidak terjerat dengan nya selama ini.

"Kenapa kamu harus menanyakan itu? Untuk menahan detak jantungku saat kamu berada didekat ku saja itu sudah sangat sulit, bagaimana aku akan menjawab jika kamu menanyakan hal seperti itu." Gumam Zakiyah dalam hati.

Karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Zakiyah, Farzan menarik tubuh wanita itu agar berhadapan dengan nya.

"Kenapa? Kamu tidak menyukaiku? Wahh, kamu benar benar gadis aneh, diluar sana sangat banyak yang menginginkanku, tapi kamu tidak menyukaiku walaupun bertemu dengan ku setiap hari." Ucap Farzan.

Zakiyah hanya menunduk dan menggigit bibir bawahnya sampai terluka. Farzan menyentuh bibir Zakiyah, seakan memberikan isyarat untuk berhenti melakukan itu.

Farzan kemudian menatap Zakiyah sambil tersenyum dan berjalan menuju kamar meninggalkan Zakiyah yang masih berada di dapur. Tentu hal itu membuat Zakiyah gelisah dan berlari ke kamar untuk menghampiri Farzan.

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Zakiyah kepada Farzan yang sedang membuka kancing kemeja nya.

Farzan hanya menggeleng. Namun, Zakiyah tentu tidak percaya begitu saja melihat Farzan yang tiba tiba menanyakan hal seperti itu kepada nya. Zakiyah kemudian berjalan mendekati Farzan dan membantu Farzan membuka kemeja nya, Zakiyah juga membuka sepatu Farzan dan meletakkan nya ditempat sepatu.

"Aku akan menyiapkan air hangat." Ucap Zakiyah sambil menuju kamar mandi.

Namun, Farzan langsung menarik tangan Zakiyah dan menatap wanita itu.

"Bolehkah aku tidur bersamamu?" Ucap Farzan.

"Hmm?" Ucap Zakiyah kebingungan dan sekaligus terkejut.

"Aku bosan tidur sendirian dan tubuhku terasa sakit tidur di sofa setiap hari, bisakah aku tidur dikasur?" Tanya Farzan.

"Ah, tentu kenapa kamu menanyakan hal seperti itu. Seharusnya kamu mengatakan nya dari dulu, aku akan tidur di sofa dan kamu tidur kasur, oke?" Ucap Zakiyah.

"Tidak, maksudku ayo tidur dikasur bersama untuk malam ini, besok malam, malam besoknya lagi, dan malam besoknya lagi, sampai setiap malam selamanya." Ucap Farzan.

Zakiyah tidak bisa berkata apa apa, dia merasa entah terlalu bahagia atau terkejut atau pun tidak percaya, Zakiyah sendiri tidak bisa mengerti apa maksud dari perasaan nya sendiri.

"Aku akan membunuhmu jika tidak mau." Ucap Farzan.

Zakiyah spontan langsung tersenyum dan berlari menuju Farzan, kemudian memeluk suaminya itu. Farzan mencium kening Zakiyah dan memeluk istrinya itu seakan tidak ingin melepaskan nya walaupun sedetik.

Menjelang Farzan selesai mandi, Zakiyah melanjutkan memasak untuk makan malam mereka. Hari ini, Ayah dan Ibu makan malam di restoran bersama teman teman mereka, hanya tersisa Farzan dan Zakiyah dirumah. Karena makan malam itu adalah milik mereka berdua, Zakiyah menyiapkan banyak makanan kesukaan Farzan diatas meja yang dihiasi dengan berbagai bunga mawar di sudut meja.

Farzan langsung turun menuju meja makan setelah mandi dan melihat apa yang sudah disiapkan Zakiyah untuknya.

"Apa kamu ingin melamarku?" Tanya Farzan kepada Zakiyah yang sudah berdiri dihadapan nya.

"Hmm? Apa maksudmu?" Tanya Zakiyah.

"Lihatlah, kamu menyiapkan banyak makanan dan banyak bunga Mawar, dirumah ini juga hanya ada kita berdua dan tidak ada siapa pun, bukan kah ini lebih mirip dengan sebuah lamaran?" Ucap Farzan.

"Haha, apa kamu berfikir begitu? Baiklah, anggap saja begitu jika itu bisa membuat mu senang." Jawab Zakiyah.

"Tapi aku tidak akan menerimanya." Ucap Farzan.

"Kenapa? "

"Karena aku tidak akan membiarkan wanita ku melamarku, aku yang akan melamarnya dan dialah yang harus memberi jawaban, bukan aku." Ucap Farzan.

Zakiyah tidak bisa berkata apapun selain tersenyum karena terlalu bahagia mendengar ucapan Farzan.

"Jangan menatap wajah tampanku begitu, kamu bisa melihatnya setiap hari jadi tidak perlu menatapnya terlalu lama. Ayo cepat makan, aku ingin tidur bersamamu." Ucap Farzan.

Traces Of Marriage(END)Where stories live. Discover now