Chapter 219 : Apa yang Kuinginkan Adalah

256 52 0
                                    

Meskipun pertunjukan di atas panggung yang mengambang terus berlanjut dengan suara dari alat musik bambu sutra, atmosfer di atas dek pengamatan sunyi senyap. Perhatian semua orang terkonsentrasi pada Yun Ruo Feng, bertanya-tanya apakah ia akan memberikan apa pun yang diinginkan oleh dayang Pangeran Hao.

Pertanyaan Su Xi-er masuk akal, tetapi situasinya membuatnya berbahaya untuk menjawabnya.

Yun Ruo Feng merilekskan alisnya sementara sudut bibirnya terangkat sedikit, sikap lembutnya meluap. "Silakan utarakan pemikiranmu secara bebas. Selama itu berada dalam kemampuan Pangeran ini, aku akan menganugerahkannya."

Selagi semuanya akan dipaksakan pada Yun Ruo Feng agar menerima apa pun permintaan Su Xi-er, ia juga penasaran, apa yang akan diminta oleh gadis itu.

Segera saja, semua orang mengalihkan perhatian mereka pada Su Xi-er.

Tak lama kemudian, bibir Su Xi-er terbuka selagi ia berbicara dengan suara yang merdu. "Apa yang hamba inginkan sudah pasti berada dalam jangkauan kemampuan Pangeran Yun. Bahkan, sebagai seorang dayang, aku pernah mendengarkan kisah mengenai Putri Pertama Kekaisaran yang terdahulu. Tidak peduli seberapa kecil detailnya, hamba akan mendengarkannya selama kisah itu berhubungan dengannya."

Mengucapkan lima kata, 'Putri Pertama Kekaisaran yang Terdahulu', adalah seperti menuangkan sebaskom air ke dalam sebuah wajan berisi minyak panas—menyebabkan keributan yang memercik tak terkendali!

Di Nan Zhao, Ning Ru Lan adalah hal tabu. Bahkan, menyebutkan namanya terlalu sering bisa membawa kematian. Namun, orang yang mengungkitnya kali ini adalah dayang Pangeran Hao. Akankah Nan Zhao dipaksa untuk menahan lidah mereka?

Kerumunan pun mengenakan ekspresi yang berbeda-beda di wajah mereka, sementara mata Pei Qian Hao sendiri menyipit keheranan. Mengapa ia menyebut-nyebut Ning Ru Lan? Ia bahkan menyebutnya di percakapan kami sebelumnya.

Ia tidak mengerti. Mengapa ia begitu memedulikan soal Putri Pertama Kerajaan Nan Zhao yang terdahulu sebagai seorang dayang biasa di Istana Samping?

Ekspresi tidak berminat Hua Zi Rong juga berubah. Ning Ru Lan adalah seorang wanita yang ia kagumi, bukan hanya karena yang lainnya juga begitu, tetapi karena ia sungguh-sungguh mengapresiasi bakat serta keahlian kenegaraannya yang tak terhitung jumlahnya.

Suhu di panggung yang mengambang sudah jatuh, meninggalkan keheningan yang canggung. Tentu saja, si pecinta drama, Chu Ling Long pun sangat senang. Su Xi-er sungguh tahu bagaimana caranya bersenang-senang. Tidak buruk. Aku tidak boleh mendendam padanya karena mengatai bahwa aku tampak seperti seorang wanita barusan ini.

Secercah hawa dingin melintas di mata Yun Ruo Feng selagi ia bertanya sambil tersenyum, "Nona Xi-er, mengapa kau menyebut-nyebut soal Putri Pertama Kekaisaran yang terdahulu saat kau meminta sesuatu dari Pangeran ini? Mungkinkah, benda yang kau inginkan ada hubungannya dengan Putri Pertama Kekaisaran yang terdahulu? Kalau memang demikian, itu di luar kemampuan Pangeran ini."

"Hamba mendengar bahwa, Putri Pertama Kekaisaran terdahulu memiliki sebuah hiasan rambut berwarna hijau giok dengan bandul giok yang menjuntai. Ia adalah seseorang yang paling hamba kagumi. Pangeran Yun, apabila Anda memiliki hiasan rambut ini, dapatkah Anda berbaik hati menganugerahkan hiasan rambut itu pada hamba?" Nada bicara Su Xi-er tenang, tetapi setiap katanya seperti sebongkah batu besar yang menghancurkan dada Yun Ruo Feng.

Ning Lian Chen merasakan emosi yang mirip. Aku tahu dengan jelas hiasan rambut apa yang sedang dibicarakannya. Itu adalah favorit Kakak Perempuan dan Ibunda Permaisuri sebelum dirinya. Sebelum Ibunda Permaisuri meninggalkan kami, ia menyerahkan hiasan rambut itu pada Kakak Perempuan.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now