Chapter 254 : Apakah Manusia Punya Roh?

267 45 0
                                    

Ekspresi Yun Ruo Feng suram, dengan garis kekejaman berlarian di matanya. Ia menatap ke arah Qin Ling dan memerintahkan dengan tegas, "Geledah setiap jalanan di ibu kota Nan Zhao; jangan lupa untuk mencari pinggiran kota juga."

Ia terdiam sebelum menambahkan, "Berikan perhatian khusus pada jalan-jalan di sekitar Asosiasi Sastra."

Qin Ling tidak tahu apa misi Wei Mo Hai. Namun, ia bisa mengetahui kalau itu adalah sesuatu yang berbahaya hanya dengan fakta bahwa kuda perang orang itu kembali tanpa dirinya. Melihat ekspresi Pangeran Yun, Qin Ling yakin bahwa, apa pun yang tengah diselidiki oleh Komandan Wei pastinya serius.

Karena itu, Qin Ling segera membungkuk, "Bawahan ini akan segera mengumpulkan lebih banyak orang untuk mencari dengan teliti di setiap jalanan." Kemudian, ia naik ke atas kuda sebelum menyabetkan cemetinya, pergi terburu-buru.

Si kusir kereta menatap Yun Ruo Feng dengan hormat. "Pangeran Yun, apa kita akan kembali ke Kediaman Pangeran Yun?"

Yun Ruo Feng menyempitkan alisnya dan melambai pada si kusir. "Tidak, Pangeran ini akan memeriksa ini secara pribadi. Kau bisa membawa keretanya kembali ke Kediaman Pangeran Yun." Lalu, Yun Ruo Feng dengan gesit turun dari kereta kuda.

Wei Mo Hai adalah tangan kanannya, seseorang yang telah menjalankan perintah apa pun tanpa kegagalan selama bertahun-tahun ini. Mungkinkah telah terjadi sesuatu kali ini?

Wei Mo Hai bukan hanya bawahannya yang setia, tetapi merupakan saudara tersumpahnya juga. Pemikiran kalau sesuatu terjadi padanya, membuat Yun Ruo Feng menautkan alisnya, langkahnya jadi lebih cepat sewaktu ia menuju ke Asosiasi Sastra.

Tepat saat ia melewati gang lainnya, ia mendengar jeritan melengking dari seorang wanita. "Ada mayat di jalanan!"

Yun Ruo Feng segera menelusuri sumber jeritan dan menemukan wanita itu. Mayat? Ia bertanya pada wanita itu, "Dimana mayatnya?"

Karena itu di tengah malam, wanita itu tidak bisa melihat wajah Yun Ruo Feng dengan jelas, dan menganggapnya sebagai warga biasa. Karena itu, ia hanya menunjuk ke arah jalan yang ada di belokan berikutnya. "Ada seorang pria kekar, mati tergeletak di jalan di depan."

Mendengarkan kata-katanya, Yun Ruo Feng segera ke sana, meninggalkan si wanita itu ketakutan. Aku tidak akan pernah meninggalkan rumahku di malam hari lagi.

Mempercepat langkahnya, Yun Ruo Feng dengan cepat sampai di jalan yang disebutkan oleh wanita itu. Dari posisinya di jalan masuk, ia bisa melihat samar-samar dari cahaya bulan, sosok manusia yang berbaring tak bergerak di tanah.

Mirip sekali dengan Wei Mo Hai.

Dengan alis yang mengerut dengan rapatnya, langkah Yun Ruo Feng yang tadinya cepat pun berangsur melambat menjadi rangkakkan sewaktu ia berjalan mendekat. Ketika Yun Ruo Feng berada tiga langkah jauhnya dari sosok itu, matanya melebar, dadanya naik-turun, dan tangannya terkepal erat di bawah lengan jubahnya.

Wei Mo Hai. Sesuatu sungguh terjadi padanya. Tangannya terkulai tak berdaya di tanah, matanya tertutup, dan pedangnya terhunus di sisinya; jelas bahwa kematiannya tidak alami.

Tiba-tiba saja, Yun Ruo Feng bisa merasakan emosi yang melonjak dalam dirinya. Persaudaraan selama dua puluh tahun. Ia tidak punya saudara kandung ataupun kerabat, dan Wei Mo Hai adalah yang paling dekat dengannya dalam hal keluarga. Hanya setelah mengalami kesulitan di militer, barulah mereka berakhir dengan posisi mereka hari ini.

Tadinya, Yun Ruo Feng ingin menunggu hingga iklim politik Nan Zhao stabil sebelum mempromosikan Wei Mo Hai, mengizinkan orang itu membawakan kejayaan pada leluhurnya. Tetapi, Wei Mo Hai sudah mati sebelum itu dapat terjadi.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now