Chapter 293 : Lemak Perut

254 46 3
                                    

Malam yang gelap pun segera tiba, dengan bulan yang menyembunyikan cahayanya di balik awan. Tidak ada angin sepoi-sepoi malam hari, bahkan para warga masuk lebih awal dari biasanya ketika kota tenggelam dalam keheningan. Menit berubah jadi jam, dan segera saja, mataharinya terbit lagi. Di waktu siang bergulir, rombongan Pei Qian Hao bersiap untuk melakukan perjalanan kembali ke Bei Min.

Kereta kuda yang dipinjamkan pada Pei Qian Hao untuk digunakan sementara ia berada di Nan Zhao, sudah dikembalikan ke Kediaman Pangeran Yun. Walaupun Yun Ruo Feng adalah orang yang menyambut Pei Qian Hao ketika ia sampai di Nan Zhao, Ning Lian Chen-lah yang sekarang ini mengantarkan mereka pulang.

Ning Lian Chen mengenakan jubah kasual dengan beberapa pengawal kekaisaran di sisinya. Takut membangkitkan kecurigaan Pei Qian Hao, tatapan Ning Lian Chen hanya tetap pada Su Xi-er sejenak sebelum berbalik padanya. "Pangeran Hao, Kaisar ini akan menemanimu ke pinggiran ibu kota."

"Yang Mulia benar-benar ramah," Pei Qian Hao menjawab dengan tenang sebelum ia mengangguk pada Su Xi-er. "Naik duluan ke kereta."

Su Xi-er mengiyakan pelan sebelum naik ke atas kereta kuda dengan beberapa buntalan di tangannya. Kemudian, ia bersandar di tirai dan mendengarkan dengan hati-hati percakapan di antara Ning Lian Chen dan Pei Qian Hao.

"Pangeran Hao, Kaisar ini akan mengunjungi Bei Min secara pribadi setelah situasi di Nan Zhao stabil. Aku akan pastikan untuk mengirimkan sekelompok penanam bunga dan pengrajin yang handal juga."

Dengan nada bicaranya yang tipikal, penyendiri dan dingin, Pei Qian Hao membalas, "Pintu Bei Min tentunya terbuka untuk Yang Mulia apabila kau ingin berkunjung. Sudah makin telat, dan Pangeran ini tidak akan basa-basi dengan Yang Mulia. Karena Yang Mulia ingin mengantarkan kami hingga ke pinggiran kota, Pangeran ini akan lebih dulu mengucapkan terima kasih."

Lalu, Pei Qian Hao berbalik dan naik ke kereta kuda, mendorong Su Xi-er untuk dengan cepat berpindah ke sudut tempat duduk.

Selagi kereta kudanya bergerak menuju ke gerbang ibu kota, Ning Lian Chen terpaku pada kereta tempat Su Xi-er berada. Setelah mengucapkan salam perpisahan pada Kakak Perempuan, aku penasaran, berapa lama yang akan dibutuhkan hingga kami bertemu kembali.

Rakyat jelata berbaris di kedua sisi jalanan untuk mengantarkan rombongan tersebut. Mereka semua mengetahui Pangeran Hao duduk di dalam kereta kuda di depan, dan Kaisar berada di kereta kuda di belakang.

Seorang wanita bergaun ungu bersembunyi di tengah kerumunan, matanya mengekori kereta kuda tersebut—Mei Jin Xiu. Setelah meninggalkan Paviliun Angin Cyan, ia sudah kembali ke Keluarga Mei dan disambut dengan pemandangan dari seorang pria asing yang duduk di kursi tertinggi di aula utama, penghinaan melukis ekspresinya. Tetua Keluarga Mei sudah melucuti seluruh kekuasaan dan otoritasnya sementara ia tidak ada.

Ia telah diusir dari Keluarga Mei, tidak menyisakan apa pun kecuali beberapa perak. Otoritas lokal mengklaim bahwa itu adalah urusan keluarga, dan menolak untuk ikut campur. Mei Jin Xiu tak bisa berbuat banyak selain menelan ketidakadilan di dalam hatinya dan berjalan di sekitar sambil melamun, sepenuhnya bingung apa yang harus diperbuatnya selanjutnya. Ia tidak punya tempat yang dituju, dan ia tidak memiliki sumber daya untuk memikirkan sebuah rencana pembalasan dendam juga.

Tiba-tiba saja, Mei Jin Xiu melihat seorang pemuda dengan sebuah guci anggur di pinggangnya di dalam keramaian. Pemuda itu kemudian berjalan ke depan dengan cepat, tatapannya tidak meninggalkan kereta kuda di bagian depan rombongan.

Kemarin, Pangeran Hao mengutus seorang bawahan ke Asosiasi Sastra untuk memberitahukan Yu Xiao bahwa mereka akan berangkat ke Bei Min siang ini. Yu Xiao sedang meneliti sebuah tanaman obat ketika pesannya sampai, dan baru berkemas setelah ia selesai. Beruntungnya, aku tepat waktu. Yu Xiao mengejar mereka.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang