Chapter 220 : Hanya Boleh Menyukai Pangeran Ini

280 53 3
                                    

Chu Ling Long mengangkat cangkir anggurnya dan menuangkan secangkir untuk dirinya sendiri, sengaja memasang tampang iri. "Putra Mahkota ini lebih dari iri, aku bahkan berharap untuk meminjam dayangmu. Mengapa kau tidak menuangkan secangkir untuk Putra Mahkota ini?" Kemudian, ia mengakhiri permintaannya sambil tersenyum. Bagi banyak orang luar, sepertinya seakan-akan ia sungguh cemburu.

"Ada begitu banyak selir di Kediaman Putra Mahkota Chu, bahkan beberapa pria tampan. Mengapa kau tidak membawa mereka ke Nan Zhao dan menyelamatkan dirimu dari kerepotan untuk iri pada Pangeran ini." Pei Qian Hao meletakkan cangkir anggurnya kembali ke atas meja dan menoleh untuk menatap Su Xi-er, memberi isyarat agar ia mengisi cangkirnya lagi.

Su Xi-er mengangkat guci anggur itu dan mengisi cangkir anggurnya sampai meluap lagi. Namun, apa yang tidak disangka Pei Qian Hao adalah, Su Xi-er langsung berjalan ke arah Chu Ling Long setelahnya. Ia merasa sangat tidak senang. Aku hanya sedang memberitahu Chu Ling Long agar tidak merasa iri, dan kini ia berjalan ke sana atas keinginannya sendiri!

Senyuman Chu Ling Long sampai di dasar matanya sewaktu mereka melengkung jadi dua bulan sabit. Ia pikir Su Xi-er akan mengisikan cangkir anggurnya dan langsung menghabiskan anggur yang masih tersisa di dalamnya.

Namun, Su Xi-er hanya menurunkan guci anggurnya di depan Chu Ling Long. "Pangeran Hao tidak boleh minum terlalu banyak anggur, jadi dua cangkir saja sudah cukup. Sementara untuk sisanya, silakan nikmati sendiri, Putra Mahkota Chu. Anda tidak perlu berterima kasih pada Pangeran Hao." Kemudian, ia memutar tumitnya dan dengan cepat berjalan kembali ke tempat duduknya di sebelah Pangeran Hao.

Sosok berbaju merah itu sepertinya sangat tidak terkekang dan bebas.

Bibir Ning Lian Chen mau tak mau melengkung jadi senyuman saat melihat adegan di depannya. Sudah lama sekali sejak ia merasa sebahagia ini.

Untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, ia terus dalam suasana hati yang baik yang tidak bisa dijelaskan setelah bertemu dengan Su Xi-er, tertutama matanya.

Oleh karena itu, Ning Lian Chen mengangkat cangkir anggurnya yang kosong. "Nona Xi-er, kau cerdas dan pandai sampai bisa terpikirkan soal roti kukus berbagai macam warna. Kaisar ini sangat mengagumimu. Bagaimana kalau kau minum secangkir dengan Kaisar ini? Di Nan Zhao, meminum anggur adalah untuk menunjukkan rasa hormat." Ia takut kalau Su Xi-er tidak akan meminumnya, atau kalau Pangeran Hao akan merasa tersinggung. Sebagai hasilnya, ia sengaja menjelaskan bahwa apa yang dilakukannya adalah sebagai bentuk rasa hormat.

Pei Qian Hao berdeham ringan sebelum ia menoleh pada Su Xi-er. Ia tidak bicara sepatah kata pun, tetapi memperingatkan dengan matanya agar gadis itu tidak minum.

Namun, Su Xi-er bahkan tidak meliriknya sama sekali. Ia bangkit berdiri dan membungkuk dengan hormat pada Ning Lian Chen. "Apabila Yang Mulia menawarkan hamba satu sulangan dengan setulus itu, mana mungkin hamba bilang tidak? Hanya saja, cangkir anggur ini ...."

Ning Lian Chen segera memberi gestur tangannya. "Seseorang, datang tuangkan secangkir Embun Madu Bunga Giok untuk Nona Xi-er. Kaisar ini ingin minum secangkir dengannya." Ada kegembiraan yang tak tertahankan dalam suaranya.

Su Xi-er mengetahui bahwa Lian Chen sekarang ini sangat senang. Matanya dipenuhi senyuman, bayangan akan dirinya yang dulu. Lian Chen seharusnya seperti ini, bebas dan hidup sesukanya, selalu tersenyum.

Kasim Fu segera menuangkan secangkir anggur dan menyerahkannya dengan hormat pada Su Xi-er. Sialnya baginya, kebetulan ia menangkap sedikit ekspresi Pei Qian Hao selagi melakukannya. Tatapan orang itu begitu dingin hingga membuat orang merinding, membuatnya buru-buru mundur.

Pei Qian Hao memandangi Su Xi-er. Selama ia melirik sekali saja ke arahku, ia akan menyadari kalau aku merasa sangat amat tidak senang! Tetapi, bukan hanya ia tidak memerhatikanku sedikitpun, ia bahkan dengan senang hati minum bersama Kaisar kecil Nan Zhao sambil memasang senyuman di wajahnya!

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Onde histórias criam vida. Descubra agora