Chapter 247 : Perang Salib Sedang Berlangsung

256 44 0
                                    

Pria paruh baya itu segera menjawab, "Rakyat jelata seperti kami tidak memahami trik licik Pangeran Yun, tetapi jika ia sungguh membunuh Guru Agung Liu dan melukai warga, maka hatiku juga akan jadi dingin karena kekecewaan. Ikuti aku ke toko obatku dan mengambil ramuan obat yang akan kau perlukan." Ia berjalan keluar dari aula utama, memberi isyarat pada Yu Xiao untuk ikut.

Setelah semuanya siap, Su Xi-er melambaikan tangannya untuk memberi sinyal pada warga agar pulang ke rumah. Kita akan melihat bagaimana jadinya besok.

Beberapa warga menunjukkan ekspresi enggan dan menghela napas sebelum mereka pergi.

Sementara Su Xi-er sedang bersiap-siap untuk besok, Wei Mo Hai juga bekerja dengan cepat untuk menempatkan lebih banyak pengawal. Dikarenakan masalah inilah makanya Wei Mo Hai masih belum menginvestigasi kasus kedua Nona Wei. Meskipun malamnya tampak tenang, justru kebalikannya di bawah permukaannya.

***

Hari berikutnya, para sastrawan dari Asosiasi Sastra sudah siap dan mengenakan baju kasar mereka saat mataharinya terbit. Mereka berbaur dengan kerumunan warga sipil dan berjalan ke Sungai Air Caltrop dalam kelompok mereka yang telah ditentukan. Su Xi-er, memakai gaun berwarna cyan, melakukan hal yang sama.

Namun, para pengawal bersenjata di ujung jalan dimana Asosiasi Sastra terletak sedang menginterogasi setiap warga yang berjalan melewati mereka.

Mereka mengajukan dua pertanyaan: 'Siapa namamu?' dan 'Dimana kau tinggal?' Mereka baru akan membiarkan orang lewat setelah mereka mengkonfirmasikan ini di dalam daftar warga mereka.

Su Xi-er menatap Yu Xiao dan memberitahunya pelan, "Sekarang adalah waktunya obat yang kau buat semalam jadi berguna."

Yu Xiao terkekeh dan mengangguk. "Aku mengujinya pada tentara dari Pasukan Tentara Kekaisaran pagi ini, untuk memastikan obatnya efektif. Lihat saja apa yang bisa kulakukan!" Ia segera berjalan maju dan mulai bergoyang-goyang, mengeluarkan guci anggur dari pinggangnya dan berpura-pura mabuk.

Pengawal kekaisaran segera menghadangnya. "Seorang pemabuk tidak boleh pergi ke Sungai Air Caltrop." Beberapa pengawal lainnya segera mendatangi, dan tampaknya, mereka akan mengusir Yu Xiao.

Dengan terampil, Yu Xiao mengayunkan guci anggurnya, mencipratkan anggur yang sudah diberi obat itu pada si pengawal yang memegang daftar nama.

Si pengawal pun mengerutkan alisnya. Tepat ketika ia baru saja akan memerintahkan bawahannya untuk menangkap Yu Xiao, ekspresi di matanya jadi berkabut.

Yu Xiao mengambil kesempatan dan memukul kepala si pengawal dengan guci anggur. "Aku mau pergi ke Sungai Air Caltrop untuk menonton penabuhan genderang. Aku sangat bersemangat untuk perjamuan kerajaan, jadi, kenapa kalian harus menghalangi? Lepaskan saja aku."

Si pengawal pun segera mengangguk dan mengesampingkan daftarnya. "Tidak masalah apabila untuk perjamuan kerajaan. Biarkan ia pergi."

Bawahannya tidak mengerti apa yang baru saja terjadi, tetapi karena bos mereka sudah memberikan perintahnya, mereka hanya bisa mematuhinya.

Setelah Yu Xiao lewat, ia membuka mulutnya lagi. "Di saat kalian memeriksa seluruh daftar nama untuk semua orang, penabuhan genderang di Sungai Air Caltrop-nya mungkin sudah usai!"

Saat ini, Su Xi-er, yang sedang bersembunyi di keramaian, ikut menimpali. "Itu benar, kami mau pergi dan melihat penabuhan genderangnya. Apa kalian mengintimidasi kami hanya karena kami adalah warga sipil yang tidak berkuasa? Aku lihat kalau beberapa keluarga kaya sudah lewat; mengapa kalian tidak menghadang mereka?"

Kata-katanya membuat marah kerumunannya, dan semua warga biasa mulai berbicara dengan lantang. "Kami sudah tinggal di jalan ini selama satu dekade. Sekarang, kami mau pergi dan menonton penabuhan genderangnya, kau meminta untuk memeriksa identitas kami? Itu belum pernah terjadi sebelumnya; ini intimidasi!"

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz