Chapter 260 : Perasaan yang Hangat

291 50 6
                                    

Melihat bagaimana ginseng itu akan tergelincir dari bibir Su Xi-er, Pei Qian Hao memutuskan untuk membuka saja mulutnya dan meletakkan potongan ginseng itu di bawah lidahnya.

Namun, ketika ia mengulurkan tangannya untuk melakukan itu, ia menyadari kalau bibirnya dingin, mendorong Pei Qian Hao meraih ke bawah selimut, merasakan tangan gadis itu. Barulah kemudian, ia menyadari kalau tangan Su Xi-er juga kedinginan.

Setelah tidak mendapatkan pengobatan karena luka pedang beracun selain dari mengeluarkan darah, Su Xi-er juga terpaksa menghabiskan malam di dalam ruang bawah tanah yang dingin. Mana mungkin hal seperti ini tidak akan memperburuk kesehatannya?

Jika ini terus berlanjut, Su Xi-er bukannya mati karena racun, tetapi akibat kedinginan. Membiarkan udara dingin memasuki tubuh, sangat tidak baik bagi seorang wanita.

Oleh sebab itu, Pei Qian Hao menatap Guan Xiang dan memerintahkan, "Pilihkan satu kamar yang nyaman dan siapkan penghangat di dalamnya. Cepat."

"Racun di dalam tubuhnya masih belum sepenuhnya keluar, dan satu-satunya hal yang menghentikannya adalah dingin. Jika ia tinggal di dalam kamar yang hangat, dan darahnya mulai mengalir, maka ...."

Pei Qian Hao menyelanya sebelum ia bisa selesai. "Dingin ini akan membunuhnya sebelum racunnya, jika ia terus berada di sini lebih lama lagi."

Guan Xiang mencoba membuka mulutnya, tetapi pada akhirnya menyerah di bawah pelototan dingin Pei Qian Hao dan meninggalkan ruangan itu, dengan cepat mempersiapkan sebuah kamar.

Pernapasan Su Xi-er begitu lemah, hingga kau hanya bisa mendengarnya jika kau mencondong mendekat. Pei Qian Hao menyelimutinya lagi dan menggendongnya dalam pelukannya.

Merasakan Su Xi-er yang menggigil akibat kedinginan, Pei Qian Hao menggenggam tangannya, dan memeluknya lebih erat lagi dalam pelukannya. Ia berkata pelan, "Tidak akan dingin lagi, bertahanlah."

Sepertinya, Su Xi-er mendengar kata-katanya. Ia berhenti menggigil dan menekankan dirinya ke bagian terhangat dari tubuh Pei Qian Hao.

Segala reaksi Su Xi-er terlahir dari insting alami manusia. Walaupun sebagian racunnya telah dikeluarkan untuk mengurangi efeknya, dingin itu menyebabkan bibir dan wajahnya jadi pucat.

Saat mereka sudah setengah jalan menuju ke pintu, tiba-tiba saja, Pei Qian Hao berbalik dan menurunkan Su Xi-er di atas meja. Dalam hatinya, ia merasa tidak yakin, dan melepaskan jubah luarannya sebelum membungkuskan jubah itu di sekitar Su Xi-er. Barulah kemudian, akhirnya ia menggendong Su Xi-er lagi dalam pelukannya.

Guan Xiang berdiri di luar. Segera setelah ia melihat Pei Qian Hao, ia memberitahukan, "Kamar yang kami persiapkan ada di sebelah sana. Kami juga mempersiapkan pemanasnya, dan akan membawakannya ke sana sebentar lagi." Ia menunjuk ke satu kamar yang ada dekat sana sewaktu ia berbicara. Kamarnya sangat kecil, yang mana akan membuatnya cepat hangat ketika penghangatnya tiba. Ditambah lagi, kamar itu juga kamar yang paling dekat dengan dapur.

Pei Qian Hao mengangguk dan mempercepat langkahnya menuju ke kamar itu.

Ia mengangkat kakinya, menendang pintu kamar itu karena kedua tangannya terpakai. Kemudian, ia menekuk kakinya ke pintu dan mendorongnya hingga tertutup setelah ia masuk.

Sampai di sisi ranjang, dengan hati-hati, Pei Qian Hao menurunkan Su Xi-er sebelum menarik selimut untuk menyelimutinya.

Takut kalau ia akan kedinginan, Pei Qian Hao kemudian hanya duduk di pinggir ranjang dan mengulurkan satu tangan ke bawah selimut untuk menggenggam tangan Su Xi-er yang membeku, menggunakan tangan lainnya untuk memijat titik akupuntur di sebelah telinga gadis itu. Melakukan itu, akan membuat tubuh seseorang perlahan-lahan jadi hangat.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang