Chapter 253 : Pangeran Yun Dipaksa Menyerah

287 46 0
                                    

Bola mata Wei Mo Hai mengerut ketakutan sewaktu tangannya mulai jatuh, pemiliknya tak lagi mempunyai tenaga untuk mempertahankannya tetap terangkat.

Ning Ru Lan sudah sangat ganas. Kini, karena ia terlahir kembali dengan segala kebenciannya terhadap Pangeran Yun .... Ia benar-benar ingin bangkit dan memberitahu Pangeran Yun bahwa Su Xi-er adalah Ning Ru Lan!

Namun, kematian dengan cepat menghampiri, dan tenaganya pun lenyap. Pada akhirnya, ia hanya bisa berkata dengan napas sekaratnya, "Kau akan menemui ajal yang mengerikan." Setelah itu, tangan Wei Mo Hai terjatuh ke tanah dan mati dengan matanya yang terbuka lebar.

Su Xi-er mencibir dan membantunya menutup matanya yang garang itu. "Bagaimana bisa kau tidak memejamkan matamu setelah mati? Bahkan, membiarkanmu mati adalah membiarkanmu lepas dengan mudah. Pergi dan temani Lü Liu di kehidupanmu yang berikutnya; berlutut dan bertobatlah padanya. Di kehidupanmu yang selanjutnya, selamanya kau akan menjadi seorang pelayan."

(T/N : Orang yang mati dengan mata terbuka, dianggap mati penuh penyesalan.)

Su Xi-er bangkit dan merapikan gaun berwarna cyannya meski tangannya sakit.

Tiba-tiba saja, Yu Xiao lewat di gang tersebut dan kebetulan menangkap pemandangan sosok Su Xi-er. Ia sedang dalam perjalanan pulang dari membeli anggur di restoran dekat Sungai Air Caltrop. Ia tidak mengira kalau ia akan secara kebetulan berpapasan dengannya di sini.

Namun, ada yang salah dengan situasinya. Yu Xiao pun kesana, tetapi terhenti kaku di jalurnya saat ia melihat Wei Mo Hai tergeletak, mati di tanah, ekspresi yang tidak biasa melintas di ceruk matanya.

Yu Xiao mengepalkan tangannya. Wei Mo Hai sudah mati, tetapi ia mati terlalu mudah! Itu tidak cukup untuk melampiaskan kebencian yang kumiliki karena ia membunuh temanku!

"Segera mundur. Tidak baik jika warga lain melihat ini." Su Xi-er mengingatkan sebelum berjalan maju ke depan dengan terburu-buru.

Namun, sebelum ia bisa sangat jauh, ia mulai merasa pusing. Melihat ke bawah ke tangannya, ia melihat kalau darah yang mengalir dari lukanya sudah berubah dari warna merah menjadi hitam.

Ada racun di pedangnya! Wei Mo Hai sungguh berupaya keras merencanakan hingga ke depan agar memastikanku mati.

Senyuman yang mendadak muncul di wajah Su Xi-er dipenuhi dengan niatan dingin yang bahkan membuat Yu Xiao kaget. Apakah ia juga mendendam pada Wei Mo Hai? Kalau tidak, tidak mungkin baginya menunjukkan ekspresi semacam itu.

Yu Xiao terdiam dan mengikuti di belakangnya, tetapi ketika ia melihat warna darah yang menghitam di tangan Su Xi-er, ia pun segera berlutut di depannya.

"Aku akan menggendongmu di punggungku ke Asosiasi Sastra. Kau pasti akan mati kalau kau berjalan ke sana!" Yu Xiao mendesaknya dengan resah.

Su Xi-er merasa pening, dan kesadarannya perlahan-lahan menghilang. Akhirnya, Yu Xiao menggendongnya di punggungnya tanpa menunggu jawabannya dan bergegas menuju ke Asosiasi Sastra.

Dengan fisiknya yang kencang, Yu Xiao dengan cepat menuju ke Asosiasi Sastra.

Sementara itu, Wei Mo Hai terbaring di jalanan, mati. Di saat ini, tidak ada yang mengetahui bahwa komandan dari Pasukan Tentara Kekaisaran Nan Zhao, dan tangan kanan Yun Ruo Feng, sudah mati.

***

Tak perlu dikatakan lagi, Yun Ruo Feng juga tidak merasa baik sekarang ini. Semua orang berkumpul di depan Kediaman Wei, dan penampakan dari surat di lengan jubah si pelajar hanya membuat jantungnya tenggelam.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ