Chapter 353 : Dibunuh

296 51 0
                                    

Situ Lin mengangguk dan tersenyum. "Tentu saja boleh; naiklah." Kemudian ia menarik tirai yang menutupi pintu masuk kereta kudanya ke samping.

Dengan cepat Su Xi-er naik, dan tak lama, keretanya dalam perjalanan kembali ke istana kekaisaran.

Di dalam kereta kuda, Situ Lin tertawa riang. "Cantik, mengapa kau mendadak ingin bertemu dengan Dayang Senior Liu? Kaisar ini sudah lama sekali tidak melihatnya, tetapi aku akan ikut serta sekarang karena kau sudah mengingatkanku."

Situ Lin yang sekarang ini, tidak mengetahui kalau Dayang Senior Liu sudah meninggal.

Jika ia mengetahui kalau ibu pengasuhnya telah meninggal dunia .... Su Xi-er meratapi dalam hati selagi ia melihat ekspresi senangnya.

Tidak, seorang penguasa harus mempelajari bagaimana caranya mengatasi emosinya, dan bukannya kami bisa menyembunyikan masalah ini untuk waktu yang lama juga.

"Yang Mulia, Dayang Senior Liu sudah meninggal dunia," ujar Su Xi-er pelan. Senyuman menghilang seketika dari roman muka Situ Lin, digantikan dengan keseriusan dan keraguan.

"Bagaimana kau mengetahui tentang ini sementara tinggal di Kediaman Pangeran Hao? Dayang Senior Liu selalu dalam keadaan yang sehat. Kaisar ini tidak percaya bahwa mungkin baginya meninggal secara begitu tiba-tiba."

"Dayang Senior Liu memperlakukan hamba dengan sangat baik, dan hamba selalu mengingat segala kebaikan dan kasih sayangnya. Komandan Wu baru saja memberitahukan hamba, itulah mengapa aku terburu-buru pergi ke istana." Su Xi-er menjelaskan secara perlahan. Ketika ia menerima kabar tentang meninggalnya Dayang Senior Liu, ia merasa seolah ada batu yang menimpa hatinya.

Baru beberapa hari semenjak Dayang Senior Liu membawakan barang-barangku ke Perpustakaan Kekaisaran, tetapi kini ia telah tiada.

Situ Lin mengatupkan bibirnya rapat-rapat, masih tidak bersedia untuk menerima kenyataan bahwa Dayang Senior Liu sudah meninggal. "Tidak mungkin, Kaisar ini akan pergi sendiri dan melihatnya dengan mataku sendiri." Kemudian ia menginstruksikan pengawal kekaisaran yang sedang mengendarai kereta kudanya, "Percepat, dan langsung menuju ke Istana Samping."

Segera setelah itu, perjalanannya jadi lebih bergelombang setelah dipercepat. Sementara untuk Situ Lin, wajahnya tak lagi membawa sisa-sisa dari ekspresi cerianya sebelumnya.

Dalam waktu kurang dari satu jam, kereta kuda itu melaju di jalan setapak istana kekaisaran, menuju ke Istana Samping.

Semua dayang istana dan kasim yang lewat pun memberi jalan. Berani secara sembrono berkeliling di dalam istana kekaisaran, orang yang ada di dalam keretanya pasti membawa pengaruh yang cukup besar.

Jalan istana ke Istana Samping menjadi semakin sempit, pada akhirnya memaksa keretanya berhenti. "Yang Mulia, kereta kudanya tidak bisa pergi lebih jauh lagi."

Situ Lin mengangkat tirainya dan turun dengan cepat. "Mundur." Kemudian, ia melangkah ke Istana Samping.

Mengikuti tepat di belakangnya, Su Xi-er merasa bahwa Situ Lin akhirnya mulai memancarkan aura mantap dan mengesankan seorang Kaisar.

Saat mereka memasuki Istana Samping, mereka melihat para dayang berderet menjadi dua barisan di halaman. Mereka gemetar ketakutan selagi mereka menyaksikan sederet pengawal kekaisaran dan tabib-tabib yang keluar-masuk.

Kematian tiba-tiba Dayang Senior Liu di dalam kamarnya sangatlah aneh. Ia selalu dalam keadaan yang baik, dan belakangan ini ia juga tidak jatuh sakit. Semua orang terkejut dan kebingungan mendengar kematiannya.

Saat pengawal kekaisaran melihat Situ Lin, mereka membungkuk dan menyampaikan hormat mereka berturut-turut.

Situ Lin melambaikan tangannya dan langsung masuk ke dalam kamar.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang