Chapter 257 : Bila Ia Tidak Kembali

266 45 3
                                    

Mata Ning An Lian jadi kabur setelah mendengarkan kata-kata terakhir Piao Xu, benaknya jadi kosong di waktu yang bersamaan. Kematian pelayannya akhirnya cukup mengguncang Ning An Lian menjadi benar-benar terperangah.

Aku sudah akan dibawa ke Makam Kekaisaran, martabatku sebagai Putri Pertama Kekaisaran tidak ada artinya. Dan apa yang kudapatkan setelah merencanakan siasat untuk waktu yang sangat lama?

Aku kira kalau aku telah mendapatkan cinta Yun Ruo Feng, sesuatu yang kudambakan untuk waktu yang paling lama. Pada akhirnya, aku hanya tengah membohongi diriku sendiri.

Ia menatap kosong ke arah Piao Xu yang sudah mati sebelum mendongakkan kepalanya untuk menatap Ning Lian Chen. Suaranya tak lagi terdengar tajam, sebaliknya, mengandung sejejak melankolis. "Karma. Baru sekarang aku memahami bagaimana perasaan Ning Ru Lan ketika ia dipenjarakan."

Tidak ada air mata. Kesedihan Ning An Lian tidak bisa diungkapkan hanya dengan air mata belaka. Perasaan di dalam hatinya tertekan sesak di dalam dadanya, tidak memberikannya jalan untuk melampiaskannya.

Tiba-tiba saja, Ning An Lian bangkit berdiri dan tertawa suram. "Ning Ru Lan, aku semenyedihkan dirimu. Haha, bahkan setelah kematianmu, hari-hariku tidak jadi lebih baik. Karma, semuanya karma!" Kedengkian terpancar di mata Ning An Lian sewaktu ia menyelesaikan kalimatnya; tidak ada yang mampu menghentikannya, dengan cepat ia menumburkan kepalanya lebih dulu ke pilar merah tebal di dalam istana peristirahatan tersebut.

Suara tabrakan yang kencang terdengar sewaktu Ning An Lian jatuh ke lantai seperti sebuah boneka yang rusak, tangannya jatuh tak berdaya di sampingnya, sementara darah mengalir layaknya sungai dari kepalanya. Itu merupakan pemandangan yang mengerikan.

Ning An Lian melepaskan dua tawa kosong dan bergumam di bawah napasnya, "Ibunda Kekaisaran benar. Pria, semuanya tidak setia dan kejam." Suaranya berangsur melemah sebelum akhirnya ia menutup kedua matanya, tidak menunjukkan adanya tanda-tanda pergerakan.

Dengan dingin Ning Lian Chen menonton adegan tersebut sebelum menggesturkan pengawal yang ada di sebelahnya. "Panggil Tabib Kekaisaran Fang."

Pengawal itu segera menerima perintahnya sebelum berbalik menuju Biro Tabib Kekaisaran. Sementara itu, Ning Lian Chen berjalan ke arah Ning An Lian dan meletakkan satu tangan di lehernya. "Tidak cukup kuat. Masih ada denyut nadinya."

Tak lama setelahnya, Tabib Kekaisaran Fang bergegas datang bersama kotak obat, ekspresinya jadi kaku saat ia melihat pemandangan di depannya. Butuh sesaat sebelum ia sanggup menenangkan dirinya sendiri dan menyapa Ning Lian Chen. "Pejabat rendahan ini memberi hormat kepada Yang Mulia."

Ning Lian Chen berdiri dan melambaikan tangannya. "Kemari dan periksa Putri Pertama. Masih ada denyut nadinya."

Tabib Kekaisaran Fang menerima perintah tersebut dan bergegas pergi ke sisi Ning An Lian. Ekspresinya tampak berat selagi ia mengulurkan tangan untuk memeriksa denyut nadinya, mengeluarkan beberapa jarum perak tak lama setelahnya. Menancapkan jarum-jarum itu ke philtrumnya dan beberapa titik akupuntur lainnya di kepala Ning An Lian, ia berhasil menghentikan pendarahannya, bahkan pernapasannya pun jadi stabil.

"Pelayan, bawa Putri Pertama ke ranjangnya untuk istirahat. Kirim ia ke Makam Kekaisaran setelah kesehatannya pulih." Ning Lian Chen memerintahkan bawahannya.

Tabib Kekaisaran Fang memerhatikan Putri Pertama dibawa pergi untuk sesaat sebelum memindai sekitarnya. Tampaknya, Yang Mulia telah menggantikan semua pengawal kekaisaran yang ada di dalam istana peristirahatan ini. Ini sama saja dengan bawahan Yang Mulia sedang menahan Putri Pertama Kekaisaran.

"Bagaimana keadaan Putri Pertama?"

Berhadapan dengan pertanyaan dadakan Ning Lian Chen, Tabib Kekaisaran Fang tidak berani lengah. Aku sudah mendengar bahwa Yang Mulia sekarang sudah mengendalikan tiga kementerian. Ia bukan lagi seorang boneka seperti sebelumnya.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now