Chapter 223 : Kakak Perempuan Pertama

303 52 2
                                    

Suara dari instrumen bambu sutranya terdengar semakin keras sewaktu gaun merah berterbangan berputar-putar tampak, ditemani dengan aroma bunga osmanthus.

Su Xi-er yang sekarang, berbeda dari penampilan memikatnya yang semalam. Gerakannya pelik dan lambat, tetapi, setiap ayunan dari tubuhnya tampak elegan. Ia terus mengikuti alunan musiknya dengan sempurna, pelan-pelan menarik hadirinnya semakin jatuh ke dalam sihirnya.

Tatapan Ning Lian Chen terpaku pada ranting bunga osmanthus. Ia hampir bisa mencium aroma samarnya yang terbawa oleh angin.

Ia melihat bayangan Kakak Perempuan-nya selama Tarian Jing Hong kemarin, dan sekarang, ia mempersembahkan Tarian Menekuk Ranting ....

Ning Lian Chen bahkan tidak mengedipkan matanya. Kakak Perempuan pernah memberitahukan padaku, "Ini disebut dengan Tarian Menekuk Ranting. Tarian Jing Hong untuk ditampilkan selama perjamuan kerajaan, tetapi aku hanya akan menampilkan Tarian Menekuk Ranting pada kerabat terdekatku." Yun Ruo Feng juga ada saat itu.

Saat memikirkan ini, Ning Lian Chen segera menoleh, melihat Yun Ruo Feng. Sudah tentu, ada retakan di roman muka orang itu yang biasanya tenang. Matanya dipenuhi ketidakpercayaan selagi tangannya tetap terkepal dengan erat di atas pahanya. Sisa anggota tubuhnya yang lain sudah jadi kaku.

Jantung Yun Ruo Feng terasa berdebar dengan kencang di dalam tenggorokannya. Mengapa Su Xi-er mengetahui Tarian Menekuk Ranting! Mengapa ia menggenggam sebatang ranting bunga osmanthus juga?!

"Pangeran Yun ...." Ning Lian Chen memelankan suaranya, matanya mengandung makna mendalam. "Katakan, apakah menurutmu, mungkinkah bagi Kakak Perempuan untuk kembali dari kematian?" Ada sejejak kegembiraan yang nyaris tidak bisa dipahami dalam suaranya. Jika wanita yang berada di atas panggung yang mengambang itu memang adalah Kakak Perempuan ....

Ekspresi Yun Ruo Feng berubah lagi sementara ia menatap lurus ke arah wanita yang sedang menari di atas panggung mengambang. Ia berupaya keras untuk mengabaikan Ning Lian Chen, tetapi matanya tidak tahan untuk tidak menyipit selagi ia pelan-pelan merilekskan kepalan tangannya. Kebangkitan setelah kematian, hanyalah sebuah fantasi. Kematian adalah kematian, dan ilmu gaib hanyalah tipuan!

"Bagaimana jika Kakak Perempuan adalah Su Xi-er, dan sejak awal, ia tidak pernah mati ...."

Yun Ruo Feng menyela Ning Lian Chen, dan mempertimbangkan karena mereka sedang dikelilingi oleh para tamu, Yun Ruo Feng hanya bisa berbicara pelan-pelan. "Yang Mulia, seharusnya kau berpikir secara logis; bagaimana bisa kau memercayai hal gaib semacam itu? Jika ini berlanjut, bagaimana bisa Pangeran ini memercayakan Nan Zhao padamu di masa yang akan datang?"

Ning Lian Chen terkikik pelan, "Pangeran Yun, kau berpikir untuk memercayakan urusan negara pada Kaisar ini? Bukankah kau selalu suka mengendalikan semuanya? Apabila kau tidak serakah akan kekuasaan, mengapa kau membunuh Kakak Perempuan?"

"Cukup!" Suara Yun Ruo Feng ternoda dengan ketidaksenangan, aura lembutnya sepenuhnya menghilang. Namun, ia berhasil mengendalikan dirinya setelah menyadari tatapan aneh di mata Pei Qian Hao.

Pada akhirnya, Yun Ruo Feng melambatkan pidatonya dan pelan-pelan membalas, "Pangeran ini tidak ingin melihat Yang Mulia tersesat. Jika Anda begitu merindukan Kakak Perempuan Anda, Pangeran ini bisa mengirimkan Anda ke Makam Kekaisaran. Kemudian, Anda bisa berlutut di hadapan mendiang Kaisar Nan Zhao selama tiga bulan dan merefleksikan tindakan Anda sambil menunjukkan rasa bakti Anda."

"Pangeran Yun memang tidak berperasaan. Apabila Kaisar ini akan dihukum karena merindukan Kakak Perempuanku, maka aku semestinya dikirimkan untuk berlutut di hadapan makamnya, bukannya di Makam Kekaisaran. Tetapi, dimanakah makamnya?" Biarpun Ning Lian Chen berbicara dengan cara berbisik pelan, tetapi ia melafalkan setiap katanya dengan jelas. Setiap katanya seperti bongkahan batu yang menyerang dada Yun Ruo Feng.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now