Chapter 238 : Sudah Mati

287 48 11
                                    

Ekspresi Guru Agung Liu mendadak berubah setelah ledakan singkatnya. "Aku tidak mengira kalau aku bahkan tidak akan sanggup bertahan selama empat jam. Putri Pertama, tolong tutup pintu kamarnya agar Yin Yin tidak masuk kemari."

Memahami keadaannya, Su Xi-er segera menutup pintunya.

Warna wajah Guru Agung Liu mulai berubah kehijauan, dan napasnya jadi tidak stabil. Berjuang keras, bergantung pada napas terakhirnya, ia menyerahkan surat itu pada Su Xi-er. "Putri Pertama, sampaikan surat ini pada Asosiasi Sastra, dan lakukan perang salib melawan Pangeran Yun!"

Ekspresinya jadi sedih. "Pangeran Yun adalah orang yang kejam dan licik, membuat banyak orang mati di tangannya. Putri Pertama ... ia harus dibinasakan."

Napas Guru Agung Liu jadi semakin sangat tidak stabil. "Putri Pertama, mantan bawahan Anda, Feng Chang Qing, ia ... belum mati. Pangeran Yun gagal saat mencoba membunuhnya. Walaupun ia cacat dan terluka parah, ia masih hidup. Putri Pertama, Anda harus pergi mencari Feng Chang Qing ...." Ia harus mengucapkan kata-kata terakhirnya melalui gertakan giginya.

Su Xi-er maju ke depan, menggenggam tangannya. "Guru Agung Liu, terima kasih karena memberitahukanku ini."

Feng Chang Qing, aku mengingatnya. Ia adalah seorang tentara biasa di bawahku dulu. Latar belakangnya menyedihkan, dan penampilannya sefeminin Chu Ling Long. Dikarenakan penampilannya inilah, ia mengalami banyak sekali penganiayaan verbal saat ia masuk ke dalam ketentaraan.

Guru Agung Liu sekarang ini di ambang kematian. Saat ini, ketukan di pintu terdengar, dan suara renyah Liu Yin Yin bisa terdengar. "Ayah, Yin Yin sudah datang. Aku sudah lama tidak bertemu Ayah. Cepatlah bukakan pintunya, Ayah, Yin Yin mau makan permen."

Sudut mulut Guru Agung Liu terangkat, tetapi, ia tidak sanggup mengutarakan sepatah kata pun, sewaktu ia membuka mulutnya tak berdaya. Ia menunjuk ke pintu dan menggambarkan sebuah lingkaran, melambangkan sebuah permen.

"Guru Agung Liu, jangan cemas; aku akan menjaga Yin Yin baik-baik."

Guru Agung Liu mengangguk. Aku bisa tenang dengan adanya Putri Pertama. Ia tersenyum seraya memejamkan matanya, warna ungu kehijauan menghilang dari roman mukanya. Wajahnya berangsur kembali ke warna kemerahan, seolah-olah ia meninggal karena penyebab alami.

Tatapan Su Xi-er menggelap. Yun Ruo Feng, sungguh menggunakan racun yang terlarang di dalam istana, kejam sekali!

Ketukan di pintunya berlanjut selagi Su Xi-er membaringkan Guru Agung Liu di dipan, sambil menyimpan suratnya di dalam jubahnya sebelum membukakan pintunya.

Liu Yin Yin berusia sepuluh tahun dan sangat naif. Saat ia melihat Su Xi-er, ia tersenyum. "Ibu, aku melihat seorang peri."

Nyonya Liu melihat ke dalam ruang baca. Di saat ia melihat Guru Agung Liu berbaring tak bergerak di atas dipan empuk itu, ia merasa hatinya sudah mati. Tetapi, dengan putrinya di sebelahnya, ia hanya bisa memaksakan dirinya untuk tersenyum.

"Yin Yin, Ayah kelelahan karena mengurusi beberapa urusan penting di istana kekaisaran, dan butuh istirahat. Bagaimana kalau kau datang mengunjungi Ayahmu besok saja?"

Liu Yin Yin melihat Guru Agung Liu yang berbaring di dipan empuk dan sungguh mengira kalau ayahnya sudah tidur. Tidak peduli betapa ia merindukan ayahnya, ia masih tidak ingin mengganggu istirahatnya.

Karenanya, ia cemberut. "Aku akan mendengarkan Ibu dan tidak akan mengganggu Ayah. Aku akan datang mengunjunginya lagi besok, tetapi Ibu, berapa lama Ayah akan tinggal di rumah kali ini? Aku sudah berbulan-bulan tidak bertemu dengannya, tetapi ia terus saja tinggal bersama Yang Mulia, meskipun aku lebih muda dari Yang Mulia." Saat Yin Yin menyebutkan Kaisar, ketidakpuasannya tampak jelas.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now