Chapter 248 : Penuh Dengan Lika-Liku

262 41 0
                                    

Ning Lian Chen menurunkan tangannya yang terangkat dan menatap Yun Ruo Feng. "Pangeran Yun, banyak sastrawan yang menyerahkan surat ini. Kau harus memberikan penjelasan untuk kematian Guru Agung Liu, dan tindakanmu terhadap Asosiasi Sastra." Suaranya berkumandang dan penuh otoritas, sepenuhnya memamerkan sikap seorang kaisar.

Para tokoh penting dari kerajaan lain, semuanya memandangi Yun Ruo Feng. Bahkan, yang biasanya pencinta drama, Chu Ling Long hanya bisa jadi serius.

Pei Qian Hao adalah satu-satunya orang yang menatap ke kerumunan di pinggiran sungai; lebih spesifiknya, ia sedang melihat Guan Xiang. Pria ini adalah pengurus Asosiasi Sastra, dan sepertinya sedikit kuno. Seseorang seperti dirinya biasanya tidak fleksibel, jadi aku merasa sulit untuk memercayai bahwa ialah orang yang terpikirkan ide mengkonfrontasi Pangeran Yun.

Pei Qian Hao kemudian mengalihkan pandangannya kepada seorang pemuda yang menggantungkan guci anggur di pinggangnya. Pria ini menarik. Tangannya berotot, dan sepertinya ia sering memanjat pohon dan lereng gunung. Ia pasti sangat lincah, dan bahkan mungkin hebat dalam pengintaian.

Pei Qian Hao lanjut melihat menembus kerumunan, tatapannya terhenti saat ia melihat satu sosok mengenakan gaun berwarna cyan. Sosok ini tampak akrab. Su Xi-er?

Ia mencoba melihat lebih dekat, tetapi wanita itu sepertinya mengetahui niatnya, dengan sengaja memunggunginya, sehingga Pei Qian Hao tidak bisa melihat wajahnya.

Pei Qian Hao terkekeh sendiri, dan ujung mulutnya sedikit terangkat. Itu Su Xi-er. Aku memberikannya waktu dua hari, tetapi di sinilah dirinya, dekat Sungai Air Caltrop hanya dalam satu malam.

Para sastrawan kemari untuk melakukan perang salib melawan Pangeran Yun, tetapi, apa yang Su Xi-er lakukan di dalam keramaian itu? Ia mengatakan kalau ia akan pergi ke Kediaman Liu kemarin; mungkinkah ia berada di sini untuk alasan yang sama?

Tiba-tiba saja, Pei Qian Hao merasa bahwa Su Xi-er terlalu banyak ikut campur. Para sastrawan menyebabkan gelombang dalam dunia sastra, menyerahkan surat mereka pada sang Kaisar, tetapi itu juga memengaruhi kekuasaan Yun Ruo Feng. Su Xi-er tidak memiliki alasan maupun hak untuk ikut campur dalam urusan kerajaan lain.

Di saat ini, suara acuh tak acuh Yun Ruo Feng dapat terdengar selagi pelan-pelan ia mengeluarkan sepucuk surat bertulisan darah dari lengan jubahnya. "Surat bertulisan darah ini adalah bukti bahwa Guru Agung Liu telah melakukan pengkhianatan dengan menyerahkan informasi dari kerajaan kita. Ia dibunuh karena ia mengkhianati Nan Zhao. Pangeran ini tadinya berniat melindungi reputasi Guru Agung Liu, dan menyimpan ini sebagai rahasia. Namun, karena Asosiasi Sastra tidak ingin membiarkan masalah ini berlalu, Pangeran ini akan membuat semuanya paham akan situasinya."

Setelah itu, Yun Ruo Feng melambaikan tangannya dan menginstruksikan Wei Mo Hai untuk menyerahkan surat bertulisan darah itu kepada Guan Xiang.

Wei Mo Hai mematuhi perintah dan naik ke atas tangga Kapal Naga, mengambil surat bertulisan darah tersebut sebelum kembali ke pinggiran sungai.

Tubuh Guan Xiang gemetaran. Pangeran Yun bahkan mempersiapkan sepucuk surat bertulisan darah untuk memfitnah Guru Agung Liu! Aku tahu dengan pasti orang macam apakah Guru Agung Liu, dan tidak mungkin ia akan mengkhianati Nan Zhao!

Su Xi-er mengetahui kalau Yun Ruo Feng sudah mempersiapkan sesuatu. Sudah siap sebelumnya, ia pun melirik Yu Xiao.

Yu Xiao mengerti dan diam-diam meninggalkan kerumunan, tidak menyadari bahwa mata Pei Qian Hao mengikuti lekat sosoknya sewaktu ia melangkah pergi.

Saat ini, Yun Ruo Feng memerintahkan, "Bawakan bukti yang disebut-sebut itu dari tangan Guan Xiang dan biarkan Pangeran ini melihatnya."

Ning Lian Chen membalas. "Pangeran Yun, dengan begitu banyaknya pejabat penting dari kerajaan berbeda, dimanakah rasa hormatmu pada Kaisar ini? Semestinya tidak hanya kau saja yang memutuskan bagaimana untuk menyelidiki kasus Guru Agung Liu."

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now