Chapter 232 : Tamparan di Wajah

288 51 0
                                    

Chu Ling Long memutar tumitnya dan pergi setelah ia selesai bicara, tetapi tidak sebelum ia memberikan lirikan dingin pada Su Xi-er.

"Putra Mahkota Chu sudah mengatakan bahwa ia terjatuh ke dalam sungai, tidak ada hubungannya dengan Nona Xi-er, dan hanya suatu kecelakaan. Semuanya, perjamuan malam akan segera dimulai, silakan masuk ke dalam aula utama." Ning Lian Chen melambaikan tangannya dan berkata pada semua orang dengan sopan.

Saat ini, Su Xi-er berpikir kalau Lian Chen sungguh memiliki sikap seorang kaisar.

Yun Ruo Feng berdiri di samping, bertingkah seolah ini tidak ada kaitannya dengannya. Sementara ia melakukannya, tanpa terasa, tatapannya mendarat pada Su Xi-er. Tarian Jing Hong, Tarian Menekuk Ranting, bahkan Ning Lian Chen berbicara padaku tentang karma ....

Mungkinkah .... Pemikiran yang berani memasuki kepala Yun Ruo Feng.

Tidak, aku tidak memercayai kalau ada hal semacam itu di dunia ini. Perlahan-lahan, tatapan Yun Ruo Feng menjadi lebih dalam. Aku harus menguji Su Xi-er. Kalau tidak, hatiku tidak akan tenang.

Semua orang terdiam setelah Ning Lian Chen berbicara, meneruskan jalan mereka menuju aula utama.

Pei Qian Hao meraih tangan Su Xi-er, dan memeriksanya dengan hati-hati. "Apa kau terluka?"

"Hamba baik-baik saja. Tetapi, Pangeran Hao, sudah waktunya masuk ke aula utama." Su Xi-er menarik tangannya kembali dan menatapnya dengan wajah penuh senyuman.

Pei Qian Hao mengangkat tangannya saat ia melihat gadis itu tersenyum, menggetok keningnya ringan. "Kau seharusnya mendatangi Pangeran ini segera setelah kau naik ke kapal. Kenapa kau memutuskan untuk berdiri sendirian di buritan hanya karena Pangeran ini tidak pergi mencarimu? Jika tanpa sengaja kau jatuh ke dalam air dingin Sungai Air Caltrop, kau sudah pasti akan terserang flu, tidak peduli seberapa pandainya kau berenang."

"Anda membicarakan tentang begitu banyak kemungkinan, tetapi hamba masih berdiri di sini, sepenuhnya baik-baik saja." Su Xi-er terus tersenyum sementara ia menarik lengan jubah Pei Qian Hao dan mendesaknya memasuki aula utama.

Gerakan kecil ini disadari oleh Ning Lian Chen. Kakak Perempuan bertingkah seperti seekor burung kecil yang lemah. Mungkinkah karena ia telah membuka hatinya untuk Pangeran Hao? Kakak Perempuan, sudahkah kau memikirkannya dengan saksama kali ini?

Ning Lian Chen mengatupkan bibirnya. Aku harus mencari waktu untuk berbicara dengan Kakak Perempuan mengenai ini sebelum ia meninggalkan Nan Zhao.

***

Aula utama Kapal Naganya riuh rendah. Selain dari pejabat tinggi dari kerajaan lainnya, ada pula pejabat Nan Zhao yang hadir. Pejabat sipil mahkamah, dipimpin oleh Guru Agung Liu, sementara pejabat militer mahkamah dipimpin oleh Wei Mo Hai. Mereka duduk di masing-masing sisinya dengan pejabat tinggi dari kerajaan lain.

Su Xi-er berdiri di belakang Pei Qian Hao dan menuangkannya anggur. "Pangeran Hao, jangan minum terlalu banyak."

"Pangeran ini tahu. Aku hanya akan minum secangkir malam ini." Pei Qian Hao tidak menolak dan langsung saja menyetujuinya.

Tidak ada yang bernyali bicara dengan berani, terutama semenjak Chu Ling Long pergi berganti pakaiannya. Sementara untuk Hua Zi Rong, ia sediam biasanya, tidak berminat terhadap apa pun. Bahkan, percakapan di antara Pei Qian Hao dan Su Xi-er hanya menarik perhatiannya sejenak sebelum ia mengalihkan pandangannya.

Su Xi-er melihat ke arah Guru Agung Liu. Meksipun ia berusia lebih dari lima puluh tahun, ia masih seorang pria yang jujur. Sekarang ini, hanya Guru Agung Liu yang bisa membantu Lian Chen di dalam mahkamah kekaisaran Nan Zhao.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now