Chapter 255 : Dimana Ia Dimakamkan

275 48 5
                                    

Yun Ruo Feng memerhatikan sewaktu Qin Ling membawa Wei Mo Hai, melihat jenazah orang itu di atas kereta kuda. Saudara tersumpahku sudah tak lagi bernapas, dan tidak akan pernah ada lagi.

Yun Ruo Feng menengadahkan kepalanya dan memandangi bulan sabit di langit malam. Biasanya, selalu bulan purnama di perjamuan-perjamuan kerajaan sebelumnya, tetapi keadaan sekarang ini bertahan selama tiga hari terakhir, tak lebih dari sebuah pertanda kesialan. Aku bertanggung jawab atas kematian Wei Mo Hai.

Alis Yun Ruo Feng terus tertaut, dan melankolis di matanya tidak bisa dikendalikan. Ia tidak menunggangi seekor kuda ataupun menaiki kereta, dan malah memilih untuk menyeret kakinya di dalam malam yang hening. Cahaya bulannya memberikan bayangan yang panjang dan kesepian, meninggalkan Yun Ruo Feng, tanpa ekspresi, berjalan kembali ke Kediaman Pangeran Yun-nya.

Para pengawal di Kediaman Pangeran Yun terkejut melihat Yun Ruo Feng dalam keadaan ini. Mereka belum pernah melihat Pangeran Yun seperti ini, dan mereka tidak berani menanyakan apa yang terjadi. Mereka hanya bisa membungkuk dengan hormat dan cepat-cepat membukakan pintu Kediaman Pangeran Yun.

Yun Ruo Feng masuk dalam diam; dan biarpun setiap pengawal merasakan ada sesuatu yang tidak beres, tidak ada yang cukup berani untuk mengutarakan sepatah kata pun. Mereka hanya bisa memerhatikan selagi Yun Ruo Feng menghilang di kejauhan.

Yun Ruo Feng berjalan lurus menuju ke halaman utama di kediaman tersebut dan memasuki kamarnya, meraih ke kolong tempat tidurnya dengan mata yang mengerlip. Apa yang dikeluarkannya adalah sebuah kotak kayu dari bawah papan tempat tidurnya.

Kotak itu berukuran sedang, dan terbuat dari rosewood. Membukanya, Yun Ruo Feng memincingkan matanya selagi ia memandangi kotak hitam kecil yang berada di dalamnya.

Akhirnya, ia menutup kotak yang lebih besar dan mengembalikannya ke posisinya semula; namun kotak hitam kecil itu tetap berada di tangannya. Perlahan-lahan, sudut bibirnya terangkat membentuk seulas senyuman sementara ia menyentuh lembut kotak tersebut, seolah-olah ia tengah mengelus wajah seseorang.

Tak lama kemudian, Yun Ruo Feng terkekeh pelan. "Semua orang berpikir bahwa tubuhmu telah dibuang ke sebuah pemakaman masal tak bertanda atau dibuang ke dalam hutan belantara. Tidak ada yang mengetahui bahwa diam-diam, aku telah membakar jasadmu, dan menyimpan abunya di bawah tempat tidurku. Bahkan, adik lelaki kekaisaran kesayanganmu itu tidak punya firasat apa pun. Ning Ru Lan, karena rohmu sudah kembali, mengapa kau tidak datang mencariku? Kau berencana untuk menyingkirkan semua orang yang ada di sekelilingku, dan membiarkan aku untuk yang terakhir, kan?"

(T/N : Ternyata abu Ru Lan disimpen di kolong ranjang donk. Satu kata yang kepikiran untuk YunYun. Sinting.)

Yun Ruo Feng tertawa dengan kerasnya selagi genggamannya di kotak itu mengencang, jejak kekejaman sampai di matanya. "Apabila kau memiliki keluhan dan dendam di hatimu, kau bisa datang, mencariku secara langsung. Ning Ru Lan, kenapa kau tidak mencariku? Kapan kau akan datang mencariku?"

Tawanya yang gila itu jadi semakin menyedihkan, hingga akhirnya, tawa itu mereda, membawa serta kilat dingin di mata Yun Ruo Feng. "Kau begitu bersemangat untuk membalaskan dendammu, Ning Ru Lan. Tetapi, kau semestinya tahu bahwa semua orang harus mati. Seharusnya, kau cukup menungguku di Jembatan Helpless Passing; pada saat itu, kau boleh melampiaskan segala kebencianmu padaku. Aku tidak menyesali apa yang kuutangkan padamu dalam kehidupan ini, tetapi jika aku bisa memutar waktu kembali ...."

(T/N : sebuah jembatan yang harus diseberangi semua roh sebelum mereka dapat bereinkarnasi dan berpindah ke kehidupan mereka yang selanjutnya.)

Yun Ruo Feng menatap kotak hitam itu dan mulai mengelusnya dengan lembut. "Ning Ru Lan, aku tetap akan membunuhmu. Kita akan bisa menjadi rekan seperjuangan yang saling memercayai jika kau adalah seorang pria—bahkan saudara. Namun, kau adalah seorang wanita, dan terlalu tidak terkendali. Kau ingin memiliki andil dalam segala hal, dan aku tidak dapat membiarkanmu hidup."

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now