Chapter 250 : Kemarahan

271 47 2
                                    

Semua pejabat penting dari kerajaan asing masuk ke Kapal Naga setelah penabuhan genderangnya selesai, menantikan perayaan yang akan diadakan pada siang hari. Namun, tak peduli seberapa hebatnya ia mengendalikan emosinya, Yun Ruo Feng tidak bisa membuat dirinya ingin menghadirinya setelah apa yang barusan terjadi.

Pada akhirnya, ia pamit undur diri dengan mengatakan kalau mendadak ia merasa tidak sehat, dan meninggalkan aula utama.

Ning Lian Chen berpura-pura baik dan memintanya untuk tinggal. "Pangeran Yun, kau selalu kuat setelah berlatih di barak tentara untuk waktu yang sangat lama. Mengapa sekarang kau merasa tidak sehat?"

"Semua minum-minum selama beberapa hari ini sudah melukai perutku. Pangeran ini akan istirahat sejenak agar aku bisa menjadi tuan rumah yang pantas untuk para tamu kita malam ini."

Ning Lian Chen tersenyum. "Pangeran Yun, kau sudah lebih banyak minum teh daripada anggur selama beberapa hari ini. Melakukan begitu juga dapat mencederai perutmu, jadi Kaisar ini tidak akan memintamu tinggal lebih lama lagi. Nan Zhao akan membutuhkanmu di masa yang akan datang. Komandan Wei, bantu Pangeran Yun dan bawa ia kembali untuk istirahat dengan baik."

Ekspresi Wei Mo Hai menggelap. Tak peduli seberapa sakitnya Pangeran Yun, ia tidak membutuhkanku untuk membantunya. Yang Mulia tampak seakan-akan ia perhatian, tetapi sebenarnya tengah mengejek Pangeran Yun.

Ekspresi Yun Ruo Feng tidak berubah. Ia menyatukan kedua tangannya dan meminta maaf pada semua orang sebelum meninggalkan aula utama.

Namun, segera setelah ia meninggalkan ruangan, ekspresinya menggelap, dan aura seram menyelimutinya.

***

Ning An Lian sedang duduk di dalam kamar dan menyisir rambutnya saat Yun Ruo Feng berjalan masuk. Ia menurunkan sisir di tangannya ketika ia melihat wajah pria itu, menatapnya dengan keheranan di matanya. "Feng, ada masalah apa?"

Yun Ruo Feng tidak menjawab, hanya menyipitkan matanya sebelum menggebrak meja sekeras yang ia bisa.

Mejanya bergetar kuat akibat gebrakan itu, menyebabkan Ning An Lian menatap Yun Ruo Feng cemas; ia belum pernah melihatnya begitu marah sebelumnya. "Feng, ada masalah apa? Kau tampak kacau. Apa yang terjadi?"

Kapal Naga dibangun dengan sangat baik, sehingga pintu dan kusennya kokoh dan mampu menghadang kebisingan dari luar. Ditambah dengan fakta kalau Ning An Lian sudah gelisah selama berhari-hari, dan tidak akan mengejutkan siapa pun kalau penabuhan genderangnya sudah mulai di saat ia terbangun. Dengan bahagianya, ia tidak mengetahui para sastrawan yang mencela Yun Ruo Feng.

Yun Ruo Feng mengalihkan tatapan dinginnya pada Ning An Lian, membuat wanita itu tak bisa menghentikan dirinya mundur beberapa langkah ketakutan.

"Feng, jangan menakutiku. Apa kesalahan yang kuperbuat? Jangan melihatku seperti ini." Meskipun ia ingin menghancurkan aura lembut pria itu, sekarang, ia masih sangat takut padanya.

Yun Ruo Feng tertawa kecil dan berjalan mendekatinya selangkah demi selangkah. "Bukankah kau ingin menghancurkan penampilan asli Pangeran ini? Membuatnya hingga aku tak lagi lembut dan tersenyum? Nah, seperti inilah penampilan asli Pangeran ini. Apa kau merasa takut?"

Yun Ruo Feng mencengkeramkan tangannya di sekitar pinggang Ning An Lian dan memaksanya hingga ke dinding, mata dinginnya terus-menerus memindai wanita itu.

Jantung Ning An Lian berdebar-debar seperti sebuah gendang selagi ia menggagapkan, "Feng, kau ... apa yang sebenarnya terjadi? Kau ... jangan menakutiku."

"Kau takut pada Pangeran ini ... takut." Yun Ruo Feng tertawa suram sendiri sebelum melepaskannya.

Ning An Lian belum pernah melihatku di keadaan terburukku. Sekarang karena aku telah memperlihatkannya, ia takut padaku.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now