Chapter 333 : Meninggalkan Istana

234 34 2
                                    

Guru Agung Kong mengangguk dan menyetujui. "Su Xi-er sangat ahli dengan Aksara Lan, dan sastrawan-sastrawan hebat bisa jadi pria atau wanita. Pangeran Kekaisaran Ketiga, baguslah karena Anda tidak berprasangka."

Situ Lin tersenyum setelah mendengar itu. "Kakak Kekaisaran Ketiga, apakah kau akan berlatih kaligrafi bersama-sama denganku hari ini?"

"Iya, aku akan berlatih kaligrafi dan sekalian mengawasimu." Lalu, Situ Li duduk di meja lain dan membuka sebuah buku salinan Aksara Lan sebelum mulai menggiling batu tinta.

Guru Agung Kong pun rileks. Jika Pangeran Kekaisaran Ketiga di sini untuk mengawasi, Yang Mulia akan lebih disiplin. Merasa lega, ia pun berbalik dan meninggalkan Paviliun Kaligrafi.

Melihat kalau Guru Agung Kong sudah pergi, Situ Lin segera meletakkan kuas di tangannya dan berjalan ke arah Situ Li. "Kakak Kekaisaran Ketiga, kapan kau akan kembali ke istana dan tinggal di sini?"

"Aku akan tinggal di istana hari ini, tetapi kau harus kembali untuk berlatih dan berhenti mengobrol." Mata Situ Li tidak menyimpang dari batang tintanya.

"Kakak Kekaisaran Ketiga, Kakak Kekaisaran Kedua sudah pergi jauh dari istana selama bertahun-tahun dan tidak pernah kembali untuk berkunjung, dan ia bisa begitu tanpa beban sementara ia menjelajahi dunia luar. Kalau saja aku bisa melakukan itu." Mata Situ Lin diliputi rasa mendamba.

Ketika Su Xi-er melihatnya cemberut dan terlihat begitu menggemaskan, ia pun tak tahan untuk bergabung. "Anda adalah Kaisar. Apabila Anda tinggal di luar istana seperti Pangeran Kekaisaran Kedua, Bei Min akan kacau. Pangeran Hao juga tidak akan membiarkan Anda melakukan itu."

Saat Situ Lin mendengar kata-kata 'Pangeran Hao', ia cemberut lagi. "Bisakah kau tidak menyebut Pangeran Hao? Kaisar ini takut pada Paman Kekaisaranku. Ia terlalu ketat, dan akan memukuliku kalau aku membuat kesalahan, sedikit saja. Haah, tidak ada yang memahami bagaimana rasanya itu." Situ Lin memperlihatkan ekspresi seorang ksatria heroik yang menghadapi kematian dengan gagah berani. Ia mengangkat tangannya dan mencengkeram dadanya.

Ketika Su Xi-er melihat ini, perlahan-lahan, ia mengerti. Pei Qian Hao tidak bernafsu akan kekuasaan sebanyak Yun Ruo Feng. Kalau iya, maka Yang Mulia barangkali akan lebih tegang seperti Lian Chen, bukannya berkepribadian lesu seperti sekarang ini.

"Kaisar ini benar-benar ingin meninggalkan istana kekaisaran, dan keliling dunia bersama Kakak Kekaisaran Kedua." Gumam Situ Lin. Aku benar-benar tidak menginginkan takhta.

Situ Li menggetok jidat Situ Lin setelah mendengar itu. "Yang Mulia, Anda harus menyisihkan pemikiran itu. Walaupun aku bukanlah Pangeran Hao, aku masih ingin memukulmu setelah mendengar itu."

"Pangeran Kekaisaran Ketiga, Paman Kekaisaran sekarang ini berada di barak tentara, jadi tolong berhenti membicarakan tentang dia! Haah, aku mau pergi keluar istana dan bermain, sekali saja. Setelah itu, aku akan kembali ke istana, melupakan tentang segala hal itu dan belajar dengan benar, bagaimana caranya memerintah kerajaan!"

Segera setelah kata-kata itu meninggalkan mulutnya, suara pria lain pun terdengar. "Saat mendiang Kaisar masih muda, ia sering meninggalkan istana dan mengamati penderitaan rakyat di luar sana. Masih masuk akal bagi Yang Mulia untuk menirunya." Setelah itu, seorang pria yang mengenakan jubah putih panjang pun muncul—Xie Yun.

Situ Lin tidak takut pada Commandery Prince Xie, dan ia segera mengangguk. "Commandery Prince Xie, itu masuk akal."

Sewaktu Su Xi-er melihat Xie Yun muncul lagi, ia sedikit membungkuk untuk memberikan salamnya sebelum berbalik pergi ke tempat penyimpanan buku.

"Bukankah kau akan menggilingkan batang tintanya untuk Yang Mulia? Apakah ada suatu tempat yang kau tuju?" Xie Yun mengangkat tangannya dan menghadang Su Xi-er.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now