Chapter 384 : Kita Adalah Teman

199 37 0
                                    

Su Xi-er memasuki ruang ketel dan segera menambahkan kayu bakar selagi ia menyalakan apinya. Tak lama setelahnya, dengan cepat ia menggantungkan sehelai saputangan bersih di tepian baskom sebelum menuangkan air mendidih ke dalamnya, menggunakan sedikit air dingin untuk menyesuaikan suhunya.

Kemudian, ia membawa baskom kayu itu ke kamar yang terbuka, ekspresinya menjadi serius sewaktu ia menyadari bahwa itu adalah kamar Chao Mu.

Tabib Kekaisaran Zhao sudah selesai dengan persiapannya, ramuan obat di kotak obatnya sudah ditata dengan rapi.

Saat Su Xi-er masuk, ia menginstruksikan, "Rendam ramuan obatnya di dalam air panas; peras sari mereka ke dalam sebuah mangkuk sebelum membawakannya kemari."

"Baiklah." Su Xi-er dengan cepat mengikuti instruksi Tabib Kekaisaran Zhao, dan segera kembali bersama satu mangkuk kecil di tangannya.

Saat itu, Tabib Kekaisaran Zhao masih mengeluarkan panah dari tubuh Tan Ge. Satu-satunya tanda kehidupan darinya yang tak bergerak adalah napasnya yang lemah.

Sewaktu anak panah berlumur darah itu dicabut, alis Tan Ge terlihat hampir berkerut, mendorong Su Xi-er berjalan ke sebelah ranjang dan menggenggam tangannya.

Alis Tan Ge yang tertaut berangsur rileks, dan pernapasannya yang lemah menjadi lebih stabil.

Setelah anak panah itu diturunkan di atas meja, Tabib Kekaisaran Zhao memberikan lebih banyak instruksi kepada Su Xi-er. "Oleskan obat itu untuknya, dan balut lukanya. Aku akan keluar." Tabib Kekaisaran Zhao pun meninggalkan kamar itu.

Pernah melihat Pei Qian Hao diobati, Su Xi-er mampu memvisualisasikan langkah-langkahnya di kepalanya.

Ia melepaskan jubah luaran Tan Ge sebelum mengoleskan salep obat yang dibuatnya ke atas kain kasa, membungkuskannya di sekitar lukanya.

Setelah Su Xi-er selesai, ia memastikan untuk menyelimutinya. Tiba-tiba saja, Tan Ge menggelengkan kepalanya dengan ekspresi yang panik meskipun matanya masih terpejam. "Aku tidak menyakiti siapa-siapa! Bukan aku!"

Su Xi-er meraih tangannya dan pelan-pelan menghiburnya. "Kau tidak melukai siapa pun. Kau tidak mau membunuhku. Kau tidak membunuh Chao Mu. Semuanya adalah kesalahan Commandery Prince Xie. Ia akan mendapatkan ganjarannya suatu hari nanti."

Ekspresi Tan Ge perlahan-lahan kembali normal, seolah ia mendengar perkataan Su Xi-er.

"Su Xi-er, apa kau sudah selesai dengan perbannya?" Tabib Kekaisaran Zhao bertanya dari luar pintu.

Su Xi-er mengiyakan dan memintanya untuk masuk.

"Aku akan pergi ke Institut Tabib Kekaisaran untuk mengambil sejumlah obat nanti. Ia akan minum dua mangkuk obat setiap harinya. Aku juga akan memberikannya sup kacang merah untuk menutrisi darah." Tabib Kekaisaran Zhao memberikan instruksi final sebelum pergi membawa kotak obatnya.

Tepat sewaktu ia sampai di pintu, ia kebetulan berpapasan dengan Wu Ling.

"Komandan Wu, ikuti Tabib Kekaisaran Zhao ke Institut Tabib Kekaisaran."

Pemandangan dari Tan Ge yang berbaring di ranjang membuat Wu Ling mendadak bertanya-tanya. Pangeran Hao mencurigai bahwa Tan Ge salah membunuh Chao Mu selagi menargetkan Su Xi-er, tetapi di sinilah dirinya, berbaring di ranjang setelah menghadang sebuah anak panah untuk targetnya.

"Cepatlah." Desak Su Xi-er.

Wu Ling mengangguk dan mengikuti Tabib Kekaisaran Zhao.

Su Xi-er juga berjalan keluar, bersiap untuk menuju ke dapur, meminta semangkuk sup kacang merah.

Guru Agung Kong baru saja kembali dari mengajari Situ Lin tentang gaya menulis indah di Istana Naga Langit ketika ia mendengar bahwa sesuatu telah terjadi lagi di Perpustakaan Kekaisaran. Ia hanya bisa mengerutkan alisnya. Apa yang terjadi? Hanya ada beberapa orang di sini? Apakah aku akan jadi yang berikutnya setelah semua orang mati?

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now