Chapter 398 : Yun Ruo Feng Melihatnya

270 40 1
                                    

Setelah menyelesaikan tugas menggantung sutra merah, kelompok Su Xi-er, Hong Li, dan Ruo Yuan makan siang bersama. Lalu mereka menyapu Perpustakaan Kekaisaran sebelum Su Xi-er pergi sendirian untuk menjenguk Tan Ge, menyadari bahwa kondisi orang itu sudah membaik.

Guru Agung Kong sudah menyatakan bahwa apabila Tan Ge masih berbaring di ranjang selama beberapa hari sebelum pernikahan, ia harus dipindahkan ke istana lain; alasannya adalah bahwa dengan adanya orang sakit yang tinggal di istana yang sama, akan tidak menguntungkan bagi suasana pesta. Ditambah, setiap ruangan di Perpustakaan Kekaisaran harus dibersihkan menggunakan air honey locust Cina, hingga semuanya bersinar. Bagaimanapun juga, seseorang baru saja meninggal dunia di sini beberapa hari sebelumnya.

Pei Qian Hao pulang terlambat setelah Su Xi-er kembali ke Istana Naga Langit. Segera setelah ia berjalan masuk ke dalam ruangan, ia menjelaskan pada Su Xi-er bahwa mereka akan pergi meninggalkan istana untuk menemui penjahit yang akan membuatkan gaun pengantin. Sementara untuk yang lainnya, ia menganjurkan Su Xi-er bahwa ia yang akan menangani semuanya.

Su Xi-er memandanginya dari samping. Ia benar-benar perhatian.

Menangkap Su Xi-er yang memandanginya, Pei Qian Hao merasa agak canggung. Ia berjalan ke belakangnya dan melingkarkan tangannya di pinggang Su Xi-er sebelum membawanya ke ranjang. "Pergi tidurlah. Kau harus bangun pagi-pagi besok."

"Bagaimana dengan Anda?" balas Su Xi-er.

Pei Qian Hao menundukkan kepalanya dan menempelkan dahinya ke kening Su Xi-er. "Pangeran ini akan membaca."

Su Xi-er tertegun. Tidak mungkin buku medis itu lagi, kan?

Semburan tawa yang lucu pun lolos dari bibirnya. "Lihatlah dirimu. Aku tahu kalau pikiranmu pasti sudah jadi liar. Jangan khawatir, Pangeran ini akan membaca buku militer hari ini."

Kemudian, ia mengeluarkan buku dari lengan jubahnya, mengayun-ngayunkannya di depan Su Xi-er supaya ia dapat membaca judulnya sebelum duduk di meja di dalam ruangan.

Su Xi-er meliriknya. Ia tidak bisa menyalahkanku karena keliru menebaknya, ketika ia berubah dari bersikap serius menjadi tidak tahu malu dengan sebegitu cepatnya. Pada akhirnya, Su Xi-er menyangga kepalanya dengan tangan kanannya, tertidur sambil mengawasinya dengan sungguh-sungguh meneliti buku di tangannya.

Tatapan Pei Qian Hao mendalam selagi matanya terhenti di serentet kata-kata yang tertulis di halaman tersebut.

Penyisipan Jiwa.

Buku ini mungkin terlihat seperti panduan militer di permukaannya, tetapi sebenarnya ... mengenai okultisme.

Matanya terpaku pada kata-kata itu sementara ia mengepalkan tangan kanannya sebelum melemaskannya lagi. Baru setelah sekian lama, ia menutup bukunya, berjalan ke lemari pakaian, dan menyimpan buku itu di bawah semua barang lainnya.

Ia tidak percaya pada okultisme, tetapi sekarang .... Keraguan berkedip di matanya, dan kekehan pelan lepas dari bibirnya. Lupakan saja, tidak masalah siapa dirinya. Pada akhirnya, ini semua hanya kecurigaanku sendiri. Satu-satunya hal yang kuketahui secara pasti adalah bahwa ia adalah orang yang kuinginkan.

Pei Qian Hao berbalik dan berjalan menuju ke ranjang, menggelengkan kepalanya ketika ia melihat tangan Su Xi-er menggantung keluar dari selimut. Jika aku tidak memeluknya saat ia tidur, tangannya akan mulai gelisah.

Dengan hati-hati, ia menarik tangan Su Xi-er ke bawah selimut. Tepat saat ia baru saja akan melepaskan, tiba-tiba saja Su Xi-er menariknya dan bergumam pelan, "Hamba ini bau."

Sudut mulut Pei Qian Hao terangkat. Ia bahkan memimpikan tentang kehidupannya di Istana Samping.

Pei Qian Hao meremas tangan Su Xi-er. "Pangeran ini tidak keberatan kalau kau bau." Hanya setelah Pei Qian Hao dengan lembut meletakkan tangannya di tangan wanita itu, barulah Su Xi-er mengendurkan genggamannya.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now