Chapter 233 : Mengenali

281 46 1
                                    

Ning Lian Chen adalah yang pertama pulih dari kekagetannya, dengan cepat mengangkat tangannya. "Guru Agung Liu melukis dengan baik. Hadiah akan diberikan secara sepatutnya."

Meskipun Yun Ruo Feng dipermalukan, ia tidak bisa mengatakan apa-apa di hadapan semua orang. Itu adalah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, bahwa Ning Ru Lan bertarung di medan perang. Sudah jelas, Guru Agung Liu berencana untuk melukiskan Ning Ru Lan di acara semacam ini.

Guru Agung Liu membungkuk menyampaikan hormatnya, berujar dengan lantang, "Terima kasih banyak, Yang Mulia."

Kasim Fu melihat ke arah Pangeran Yun sebelum segera berpindah untuk menutup gulungannya.

Namun, sebelum ia bisa melakukannya, suara melengking dari seorang wanita pun dapat terdengar dari luar pintu. Saat gordennya diangkat, menampilkan seorang wanita muda yang mengenakan gaun merah, memakai sebuah tusuk rambut emas yang berkilauan di bawah cahaya lilin.

Wanita ini, tak lain tak bukan adalah Ning An Lian, orang yang semestinya sedang beristirahat di istana peristirahatan sekarang ini.

Mata Yun Ruo Feng menggelap. Kenapa ia tidak tetap berada di dalam istana peristirahatan? Bukankah ia tahu bahwa situasi ini sudah cukup kacau?

Ning An Lian mengabaikan Yun Ruo Feng dan menatap ke arah gulungan yang setengah tertutup di tangan Kasim Fu dan mencemooh. "Melukis wanita penuh dosa itu, tidak menghormati Nan Zhao. Yang Mulia, bukannya menghukum Guru Agung Liu, tetapi malah memberinya hadiah?"

Target ucapannya jelas, menyebabkan semua orang mulai berbisik-bisik. Ning An Lian sangat membenci Putri Pertama Kekaisaran yang terdahulu, cukup hingga ia mulai menginterogasi Kaisar di hadapan semua orang. Bahkan, matanya saja menunjukkan kalau ia merasa kesal.

Wajah Ning Lian Chen tampak serius. "Bagaimana bisa ia adalah seorang wanita yang penuh dosa? Kakak Perempuan, jangan bicara omong kosong." Meskipun aku tidak menerima Ning An Lian dari dasar hatiku, aku masih harus memanggilnya 'Kakak Perempuan' di depan orang lain.

Aku harap .... Tatapan Ning Lian Chen menyapu ke arah Su Xi-er. Aku harap supaya kau tidak menyalahkanku karena memanggil Ning An Lian dengan 'Kakak Perempuan'. Dalam hatiku, kaulah satu-satunya Kakak Perempuanku.

Ning An Lian mencibir, berlagak seperti seorang Putri Pertama Kekaisaran. "Putri ini tidak pernah bicara omong kosong. Ning Ru Lan mengganggu hukum mahkamah, menyebabkan dirinya diusir dari rumah tangga keluarga kekaisaran. Lalu, nama Ning Ru Lan dilarang di Nan Zhao, mencegahnya untuk disebut-sebut lagi. Tetapi, sekarang Anda mengatakan Anda akan memberikan hadiah pada Guru Agung Liu, bukannya menghukumnya?"

Saat ini, mata Su Xi-er agak menyipit. Ia baru saja akan bicara saat Pei Qian Hao secara sadar mengangkat satu tangan, memberi sinyal padanya untuk tetap diam sekarang ini.

Segera setelahnya, Pei Qian Hao bertanya dengan ekspresi yang serius. "Putri Pertama Kekaisaran, cederamu sudah membaik? Bagaimana kau keluar dari Istana Kekaisaran?"

Perhatian Ning An Lian segera tertuju pada Su Xi-er, yang sedang berdiri di belakang Pei Qian Hao. Ia mengangkat tangannya dan menunjuk ke hiasan rambut hijau giok beruntai itu. "Mengapa aksesoris Putri ini ada di atas kepala seorang dayang?" Suaranya menjadi melengking sewaktu ia menunjuk Su Xi-er.

"Nona Xi-er telah melakukan sebuah jasa, sehingga Kaisar ini menghadiahinya." Ning Lian Chen bangkit dari kursinya dan berjalan turun dari kursi teratas menuju ke arah Ning An Lian.

Walaupun Ning Lian Chen baru berusia enam belas tahun, ia sudah bertubuh tinggi. Perawakannya menjulang tinggi melebihi Ning An Lian sementara ia menatap ke bawah ke arahnya, memperingatkannya agar tidak mengacau dengan tatapan yang berkuasa.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now