Chapter 234 : Bertingkah Seperti Seorang Badut

282 49 4
                                    

Ning An Lian terkejut dengan aura Su Xi-er. Ketika ia melihat gaun merah yang dikenakan orang itu, membuat matanya silau. "Kedua Nona Wei bukanlah musuhmu. Meski jika mereka melakukan sesuatu yang buruk, tidak seharusnya kau mencaci-maki mereka. Yang lebih parahnya lagi, kau melakukannya di depan umum, di siang hari, bahkan tidak memedulikan soal reputasi mereka ...."

Sebelum ia bisa selesai, ia disela oleh Su Xi-er. "Sepertinya, kedua Nona Wei tidak memedulikan tentang reputasi mereka. Putri Pertama, tolong pastikan Anda mengetahui situasinya sebelum Anda berbicara."

Saat ini, Wei Guang mendadak membuka mulutnya. "Biarpun kedua putriku keras kepala, mereka tidak pernah melakukan perbuatan jahat. Mengapa kau memarahi mereka di jalanan? Selain itu, meski jika kau tidak membunuh mereka, ini masih berhubungan denganmu."

Setelah ia selesai bicara, Wei Guang berbalik dan menyembah kepada Ning Lian Chen dan Pangeran Yun untuk memberikan hormatnya. "Yang mulia, Pangeran Yun, orang desa ini berharap agar kasus ini diselidiki dengan saksama. Pengurus dan si pelayan di Rumah Aprikot Keberuntungan adalah orang-orang jujur dan sederhana. Orang desa ini tidak percaya kalau merekalah yang berkonspirasi untuk membunuh putri-putriku."

Ning An Lian melihat itu adalah saat yang tepat dan membuka mulutnya lagi sambil mempertahankan sikap yang sombong. "Kedua Nona Wei tidak ada hubungannya denganmu, dan mencaci mereka di jalanan, lebih dari ikut campur dalam urusan orang lain!"

"Putri Pertama, tampaknya, Anda tidak tahu apa yang dikatakan oleh kedua Nona Wei. Sebagai dayang Pangeran Hao, mana mungkin aku tetap diam ketika kedua Nona Wei, menodai citra Pangeran Hao di depan umum?" Su Xi-er berbicara dengan suara yang tenang dan acuh tak acuh.

Sudut mulut Pei Qian Hao sedikit terangkat. Su Xi-er menegur kedua Nona Wei karena mereka mengatakan sesuatu yang menghancurkan reputasiku. Menarik, aku tidak tahu soal ini.

Ning Lian Chen mengambil kesempatan untuk bicara. "Tuan Tanah Wei, Pangeran Hao adalah pejabat penting dari Bei Min. Apabila kedua Nona Wei memfitnah reputasi Pangeran Hao, sepuluh kali pukulan papan, masih bisa dianggap sebagai hukuman yang ringan. Namun, apabila hukuman berat, nyawa mereka akan menjadi bayarannya." Suaranya penuh otoritas, dan itu membuat Wei Guang tanpa sadar, terguncang setelah mendengarnya.

"Apa yang mungkin diucapkan oleh wanita-wanita kecil yang lemah, yang akan menghancurkan reputasi Pangeran Hao? Lucu sekali!" Ning An Lian mengibaskan lengan jubahnya dan menatap Su Xi-er. "Kesimpulannya, sudah pasti kau berhubungan dengan kematian kedua Nona Wei!"

Tanpa diduga, tiba-tiba saja Pei Qian Hao terkekeh di samping, menghadapi tuduhan ini. Dengan santainya, ia menyesap anggurnya. "Apabila kau sampai sejauh itu, maka, kita harus melakukan sebuah penyelidikan. Namun, Pangeran ini punya satu kalimat untukmu: Aku akan menemanimu sampai akhir."

(T/N : Hao, selamat, dirimu baru saja mendapatkan sertifikasi kebucinan tingkat wattpad dari saya. Wkwkwk.)

Suaranya terdengar dingin dan tidak tertekan, membawakan aura iblis yang arogan.

Mata Ning An Lian mendadak menyipit selagi ia memandangi Pei Qian Hao. Tepat saat ia baru saja akan membantahnya, tangannya ditarik oleh Yun Ruo Feng. Diam-diam, ia memberi sinyal padanya untuk berhenti bicara.

Namun, gestur itu seperti api yang sepenuhnya membakar Ning An Lian. Ia menatap Su Xi-er dalam amarahnya. "Lepaskan hiasan rambut beruntai itu dari kepalamu. Walaupun Yang Mulia setuju untuk menganugerahkannya padamu, Putri ini tidak menyetujuinya. Barangku hanya bisa dihadiahkan saat aku menyetujuinya."

Banyak dari para pimpinan kerajaan lain, yang langsung mulai menggeleng-gelengkan kepala mereka. Beberapa orang bahkan sampai mengungkapkan celaan mereka pada Ning An Lian. "Putri Pertama Kekaisaran sungguh tidak tahu bagaimana melihat gambaran yang lebih besar. Meski jika ia enggan untuk berpisah dengan hiasan rambut beruntai itu, seharusnya, ia memintanya untuk dikembalikan secara pribadi. Bagaimanapun juga, Yang Mulia sudah menghadiahkannya pada orang lain di depan kita semua. Tidak pantas baginya untuk membuat kekacauan dan memintanya sekarang juga."

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang