Chapter 378 : Menghilang

237 39 4
                                    

Su Xi-er mencoba untuk turun dari ranjang, tetapi segera menggeliat kembali ke bawah selimut setelah mengingat kalau ia tidak mengenakan apa-apa di bagian bawah tubuhya. Berpikir bahwa aku terluka karena tidur bersama Pei Qian Hao untuk yang pertama kalinya. Haruskah aku mengatakan kalau bercinta itu mengerikan, atau bahwa tubuhku hanya terlalu lemah?

Su Xi-er menghela napas dan kembali berbaring ke ranjang. Tanpa celananya, ia tidak bisa pergi kemana-mana.

Tidak jelas berapa lama waktu telah berlalu sebelum ia mendengar suara seorang dayang istana dari luar pintu. "Nona, hamba membawakan pakaian."

Su Xi-er duduk tegak di ranjang dan bersandar di pilar ranjang. "Masuklah."

Seorang dayang istana membuka pintunya sebelum menutupnya di belakangnya dan mengulurkan baju di tangannya sembari tersenyum.

"Nona, ini adalah pakaian bersihnya."

Su Xi-er berterima kasih padanya, dan mengulurkan tangan untuk mengambil mereka. Ketika ia menyentuh pakaian berwarna kusam itu, ia menemukan bahwa pakaian itu terbuat dari sutra berkualitas tinggi.

"Nona, hamba akan berjaga di luar aula samping. Silakan cari aku ketika Anda membutuhkan sesuatu." Lalu, dayang istana itu membungkuk dan mundur dari ruangan tersebut, menutup pintunya lagi.

Su Xi-er bangun dari ranjang dan mulai berganti pakaian. Setelah meminum sup kacang merah, perutnya merasa hangat. Area di antara kakinya juga tidak terasa begitu sakit, dan ia mendapatkan tenaga di anggota tubuhnya.

Beberapa saat setelahnya, Su Xi-er sudah selesai berganti ke set pakaian yang baru. Meluruskan kerutannya, ia pun kemudian menyisir rambutnya sebelum menyanggulnya. Setelah ia selesai menyegarkan diri, ia menuju ke kamar bagian luar.

Langkah kakinya sangat ringan, dan membutuhkan beberapa waktu bagi si dayang istana yang berdiri di luar untuk menyadari apa yang terjadi. Ia langsung maju ke depan untuk menghentikan Su Xi-er.

"Tunggu saja di sini. Aku keluar untuk mencari udara segar." Su Xi-er meneruskan jalannya menuju ke kamar bagian luar.

Sebelum memasuki kamar bagian luar, ia mendengar suara Guru Agung Kong.

"Perpustakaan Kekaisaran sangat tidak aman. Chao Mu meninggal, dan Shu Xian menghilang sembari membawa jenazahnya bersamanya. Tan Ge juga menghilang, hanya meninggalkan sebuah tusuk rambut bernoda darah di kamarnya." Guru Agung Kong menyerahkan tusuk rambut itu kepada Pei Qian Hao.

Pei Qian Hao menerimanya dan mengamatinya dengan cermat. "Tusuk rambut ini sudah kehilangan kilaunya, jadi ini pastinya lumayan tua. Kemungkinan besar kalau pemiliknya selalu membawa ini kemana-mana; barangkali ini adalah sebuah kenang-kenangan dari ibunya. Karena darah di tusuk rambut ini segar, sepertinya seseorang telah menyusup masuk ke dalam Perpustakaan Kekaisaran."

"Pejabat biasa ini juga berpendapat sama. Itu adalah masalah remeh, menghilangnya seorang dayang istana, tetapi lain lagi dengan begitu banyaknya orang yang menghilang secara berturut-turut. Bahkan Anda terluka karena peristiwa malam ini, membuat pejabat biasa ini berpikir bahwa ini bukan lagi sebuah masalah kecil. Pangeran Hao, mohon buatlah keputusan sesegera mungkin ...."

Pei Qian Hao menyerahkan tusuk rambut itu kembali kepada Guru Agung Kong. "Antarkan secara pribadi tusuk rambut ini ke tangan kepala Kediaman Tan."

Guru Agung Kong bingung. "Maksud Anda, menyerahkannya secara langsung kepada Kepala Keluarga Tan tanpa mengatakan apa-apa?"

"Sampaikan titah lisan Pangeran ini: Semoga Kepala Kediaman Tan dapat berpikir dengan saksama sebelum bertindak."

Guru Agung Kong menjadi semakin kebingungan. Putri Keluarga Tan yang menghilang dari istana. Bukankah mereka akan cemas kalau ia akan bertemu dengan kemalangan? Mengapa Pangeran Hao mau mengingatkan mereka untuk berpikir sebelum mereka bertindak?

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now