Saatnya Berperan Lewat Tulisan Bukan Baperan Karena Tulisan

73 1 0
                                    

SAATNYA BERPERAN LEWAT TULISAN

Sebelumnya saya ingin membagikan satu quote yang memotivasi saya untuk terus menulis hingga sekarang:

"Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah." - Imam Al-Ghazali

Menulis, terlihat seperti sebuah kegiatan yang 'biasa saja'.

Padahal apabila ditelisik lebih dalam, menulis adalah suatu aktivitas yang dapat memberikan banyak impact/pengaruh yang besar bagi penulis sendiri maupun pembacanya.

Pengaruh baik maupun pengaruh kurang baik. Hal ini sangat bergantung dari apa yang ditulis dan tujuan dari penulisnya saat menuliskan karya tersebut.

Ingat bahwa,

"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu telunjuk (tulisan) mampu menembus jutaan kepala."
- Sayyid Quthb

Artinya yang kita tuliskan sependek apa pun ia akan berpengaruh ke banyak orang yang membacanya.

Pengaruh baik akan membawa pembaca pada pemikiran yang baik. Sebaliknya pengaruh dan niatan buruk, akan menggiring pembaca pada arah yang kurang baik juga.

Apalagi semakin ke sini semakin banyak tulisan yang tidak bertanggung jawab. Ingat, bahwa tulisan buruk dapat dilawan dengan tulisan baik.

Nah, dari sini kita sebagai penulis atau yang gemar menulis sangat bisa mengambil peran penting dalam melawan beragam hoax dan tulisan-tulisan yang menggiring pembacanya untuk berbuat tidak baik.

Kita bisa menuliskan karya yang menjernihkan hati dan pikiran para pembacanya.

Yang memotivasi, yang menginspirasi, bukan hanya sekadar tulisan basa-basi.

Tentunya sebuah tulisan yang dapat menggerakkan hati pembaca untuk berbuat baik dapat diraih ketika niat menulis sudah lurus dan benar.

Karena sebagai seorang Muslim, saya percaya bahwa segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini dinilai dari niatnya.

Semua yang kita lakukan di dunia ini akan kita dapatkan hasil akhirnya sesuai dengan niat awal kita. Seperti dalam hadis:

"Dari Umar ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya." (HR Bukhari Muslim).

Karena sejatinya niat menjadi landasan paling utama dalam memulai segala aktivitas, termasuk menulis. Tanpa niat, boleh jadi aktivitas akan tetap terlaksana, tapi kehilangan esensi dan maknanya.

Karenanya saya ingin 'menularkan niat' menulis untuk menyebarkan kebaikan dan kebermanfaatan.

Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain?

Dengan dilandasi niat yang lurus dan tujuan yang benar tadi, jangan hanya menjadi penonton di kancah literasi, kita harus turun ke 'panggung' dan memberikan arti.

Mengambil peran bukan hanya baperan saat membaca tulisan teman.

Menuliskan kebaikan dan memberikan hikmah bermakna dari karya yang akan dibaca banyak orang.

Saatnya kita berperan lewat tulisan, jangan cuma baper waktu baca tulisan.

Boleh 'baper positif' sama tulisan orang lain kalau:

1. Tulisannya sangat bagus dan bisa menemukan diksi dengan sangat pas sehingga enak dibaca✅

2. Bisa konsisten dan istikamah menulis setiap harinya dan produktif menghasilkan tulisan-tulisan yang berkualitas✅

Kebaperannya justru bermanfaat bagi diri, sebagai motivator untuk tidak mudah menyerah berlatih menulis sehingga tulisan semakin lama semakin bagus.

Namun, jangan keburu baper pada tulisan yang kemudian makin menjauhkan kita dari keimanan.

Apalagi yang saya amati trennya akhir-akhir ini tulisan cenderung tentang tema percintaan yang bukan dengan pasangan halal. It's a big no

Nah, pada bulan Ramadan yang penuh dengan keberkahan kali ini, bisa dijadikan sebagai sarana untuk memulai berperan dengan tulisan.

Kita bisa menjadikan momen satu bulan ini sebagai wadah untuk berkarya, sekaligus melatih konsistensi dan istikamah dalam berkarya lewat tulisan. Walau Ramadan sudah akan berlalu, momen bulan Syawal juga bisa dijadikan latihan.

Salah satunya dengan membagikan tulisan-tulisan baik yang selalu mengajak para pembacanya untuk selalu mengingat Allah setiap harinya dalam satu bulan penuh. Seperti yang telah saya utarakan di awal, bisa lewat IG atau media apa pun. Yang terpenting adalah konsisten.

Sehingga manfaat tidak hanya mengalir dalam pikiran saja, juga bisa kita bagikan cuma-cuma kepada yang membaca.

Tentunya dengan ridho Allah semoga pembacanya juga dapat mereguk hikmah dari tulisan baik kita.

Sumber: Dini Nuzulia Rahmah

Celengan PengetahuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang