How To Write Novel

25 0 0
                                    

Baiklah, pada malam hari ini kita akan membahas: How to Write Novel.

Hello guys, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Izin menjadi pemantik untuk malam hari ini. Barangkali saya juga sama dengan teman semuanya. Masih dalam proses pembelajaran. Dan saya sangat mengapresiasi anak muda yang sangatlah suka di dunia Literasi. Terutama tulis menulis. Dan untuk mengenai dunia tulis menulis, saya mengawali dengan zona fiksi.

Sebab dengan menjadi penulis fiksi menurut saya pribadi mengibaratkan burung yang membawa keajaiban. Dia yang lari dari kerajaan syurga lalu tiba di dunia ini, untuk berkicau semerdu-merdunya dengan suara bergetar dan tulisan keresahan jiwa. Bila pembaca tak memahaminya dengan cinta di hati, dia akan kembali menggerakkan sayapnya lalu terbang kembali ke negeri asalnya.

Maka, konsen saya kali ini bagaimana sih caranya menulis sebuah fiksi yang disebut Novel?

Menulis novel bisa jadi merupakan impian banyak orang. Mungkin salah satunya adalah kamu. Sebab selain menyenangkan, tentu ada perasaan bahagia bila karyamu dapat diterbitkan. Jika mungkin malah dibaca banyak orang dan kemudian masuk dalam jajaran novel best seller.

Tetapi kebanyakan dari keinginan itu hanya sebatas keinginan saja. Banyak yang tidak kunjung memulai menulis novelnya sendiri. Alasannya beragam, yang paling sering adalah "saya seorang pemula, tidak tahu bagaimana caranya menulis novel" .

Jika sudah begini maka akan sulit untuk memulai menulis novel. Bahkan untuk membuat beberapa kalimat pembuka saja tidak ada gambaran. Namun jangan khawatir, di sini akan dibahas langkah demi langkah cara menulis novel bagi pemula.

Tujuannya agar novel yang diterbitkan nantinya dapat berkesan dan dinikmati pembacanya. Sebab tugas seorang penulis adalah berbagi perasaan pada pembacanya. Jika perasaan itu tersampaikan, maka pembaca akan hanyut dalam cerita di dalamnya.

Proses awal dalam penulisan novel dibagi dalam dua tahap. Tahap pra penulisan dan penyusunan kerangka novel.

Tahapan pra penulis itu sangatlah berat. Menurut saya. Sebab, selaku penulis di tuntun untuk menciptakan sebuah ide cerita yang akan diungkap. Saya pribadi dalam menciptakan sebuah tulisan melakukan beberapa proses di awal pra penulisan. Dari Pertama memahami situasi dan kondisi sosial masyarakat terkait kisah yang diangkat. Dengan melakukan beberapa wawancara ke masyarakat secara langsung. Kedua, saya melakukan studi kasus dengan membaca buku-buku yang terkait dengan bentuk secara teori terkait kasus yang saya angkat. Kemudian, barulah saya membuat peta konsep penulisannya.

Peta konsep atau kerangka novel dari tema, tokoh (nama karakter disesuaikan dengan lingkup kenyataan masyarakat) sudut pandang dalam penulisan, latar. Dan semuanya, saya rangkum menjadi bagian-bagian kecil agar ketika kita menulis tidak terlupakan nama tokoh yang digunakan serta keadaannya.

Setelah proses awal dan seluruh tahapannya sudah kamu lakukan, kamu berhak untuk maju ke proses yang penting ini. Sebab 60% syarat sudah kamu penuhi. Selanjutnya tinggal mewujudkannya dalam bentuk naskah.

Proses penulisan novel juga dibagi dalam dua tahap. Tahap drafting dan tahap editing.

1. Tahap Drafting

Drafting merupakan tahapan utama dalam menulis novel. Sebab tanpa melakukan tahap ini, kamu hanya akan berakhir pada angan-angan saja. Ide yang sudah terbangun bisa menguap dengan cepat kapan saja. Jadi jangan buang kesempatanmu dan lakukan sekarang juga.

- Mulailah dari kalimat pembuka yang apik dan mengundang rasa penasaran. Bisa dimulai dengan deskripsi atau langsung pada konflik.

- Gunakan diksi yang sesuai dengan cerita yang ingin kamu bangun. Jangan memaksakan diksi yang berlebihan. Pilih dan rangkai senatural mungkin.

- Tentukan saat yang tepat untuk menutup paragraf lama dan membuka paragraf baru.

- Bagi cerita dalam novelmu kedalam beberapa penggalan cerita atau chapter. Tidak perlu banyak-banyak, asalkan cerita bisa tersampaikan, sedikit juga tidak masalah.

- Sematkan catatan kaki pada istilah-istilah khusus dalam novelmu. Tujuannya agar cerita tidak melebar dan pembaca memahami istilah tersebut.

2. Tahap Editing

Setelah naskah selesai ditulis, periksa kembali naskahmu. Bila perlu cetak naskahmu agar lebih mudah dikoreksi. Siapkan spidol berwarna untuk memberi tanda dan catatan.

- Pastikan penulisan naskah sesuai dengan aturan EYD.

- Buang atau perbaiki kata atau kalimat yang tidak efektif.

- Ulangi beberapa kali sampai dirasa sudah cukup dikoreksi.

- Lakukan perbaikan pada naskah yang sudah dikoreksi tadi.

- Koreksi ulang naskah yang sudah diedit tadi. Jika dirasa sudah cukup maka naskahmu siap menuju proses dan tahapan berikutnya.

Tahap finishing, Namun bukan berarti naskahmu sudah mendapat jaminan pasti. Karena bagian ini biasanya dapat berkebalikan seratus delapan puluh derajat.

Proses akhir penulisan novel dibagi dalam dua tahap. Tahap proofreading dan tahap pengiriman naskah.

1. Tahap Proofreading

Proofreading adalah tahapan di mana naskah novelmu dinilai. Tujuannya untuk mendapatkan tanggapan, kritik, dan saran dari pembaca.

- Sebaiknya cari proofreader yang bisa kamu andalkan dalam hal ini. Cobalah minta orang terdekatmu untuk memberi penilaian. Misalkan keluargamu, sahabat, atau bahkan teman editor.

- Minta mereka untuk membuat catatan kecil tentang testimoni mereka.

- Kumpulkan semua testimoni tersebut dan simpulkan.

- Jika dirasa ada yang perlu dibenahi maka lakukan. Jika tidak lewati saja.

2. Tahap Pengiriman Naskah

Tahap ini bisa dikatakan adalah tahap pamungkas. Tahap di mana kamu akan mengirimkan naskahmu pada penerbit. Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dengan serius disini.

- Pilih penerbit yang sesuai dengan jenis naskahmu. Tujannya agar naskahmu berpeluang besar diterbitkan.

- Baca aturan pengiriman nasakah dan taati syarat yang disebutkan oleh penerbit tersebut.

- Susun dengan rapi naskahmu. Bila perlu sudah dalam bentuk layout yang enak untuk dibaca.

- Kirim sesuai petunjuk dan pastikan naskahmu sampai di meja redaksi.

- Siapkan mentalmu kalau-kalau naskahmu diterima atau justru mendapat penolakan.

Jadi, pada akhirnya kamu semuanya sedang tidak terlalu membutuhkan teoritis teoritis dalam menulis. But, You needed action, karena saya yakin dan percaya kamu semuanya sudah banyak mengikuti kegiatan penulisan dan teori menulisnya. Hanya saja terkadang keberanian kita dan ketekunan kita yang diuji. Yakinlah, sesuatu yang sulit itu bukan berarti tidak bisa, kamu hanya membutuhkan keberanian untuk menulis terus menerus, kapan pun dan di mana pun sebab, ide selalu ada ketika kita mampu untuk menangkapnya dengan baik. Terima kasih.


Oleh: Ibnu Al Amin

Celengan PengetahuanWhere stories live. Discover now