Teknik Mengatasi Ide Yang Loncat-Loncat Alias Tidak Fokus

73 4 2
                                    

Gimana sih cara membuat diksi yang tepat dan disukai pembaca?

Ada beberapa prinsip yang mesti Anda ketahui dalam menyajikan tulisan yang tepat dan disukai pembaca. Saya sebut dengan 'Tulisan Memikat'.

Di antaranya Anda harus lakukan ini:

》‌Tulisan harus rapi, dalam artinya memahami fungsi-fungsi tanda baca dan kaidah penulisan yang benar. Bahasa tulisan berbeda dengan bahasa lisan.

》‌Menggunakan bahasa yang sesuai dengan target pembaca kita. Ini penting sebab tingkat keahlian penulis dilihat bagaimana ia menuturkan isi yang komplek ke dalam tulisan sederhana.

》‌Pilihan kalimat-kalimat yang memancing daya imajinasi dan emosional pembaca.

》‌Sesuaikan dengan kapasitas yang kita miliki berdasarkan ilmu, keterampilan dan pengalaman yang kita miliki.

》Tidak mengulangi kata-kata yang sama dalam satu kalimat serta gunakan padanan kata yang lain jika menggunakan makna yang sama.

》Kuatkan data (sumber), artinya pilih data-data yang kuat untuk menjelaskan satu pembahasan.

》‌Posisikan diri sebagai pembaca. Bagaimana seandainya kamu membaca tulisan sendiri.

Saya katakan, pasti di awal Anda akan mengalami kondisi ini, sadar atau tidak. Biasanya muncul saat proses penulisan sebuah buku yaitu: Satu ide belum selesai, muncul ide berikutnya dan begitu seterusnya.

Ya kan?

Lemahnya kesabaran. Ingin cepat sukses. Tidak fokus, loncat ke sana-kemari. Lemahnya daya juang alias gampang nyerah, membuat banyak para pemula gagal di pertengahan jalan, termasuk saat mengawali diri berproses untuk menulis.

Lagi banyak ide tapi  kebingungan gimana nulisnya.

Udah nulis tapi di tengah  jalan bingung dan mentok, mandeg.

Malah, tulisan belum juga tuntas, tiba-tiba muncul ide baru. Efeknya merasa bahwa  ide baru lebih bagus dari ide lama yang udah ditulis setengah jalan.

Teman-teman semua, dalam menulis saya percaya dengan prinsip ini, "Makin banyak memberi makin banyak menerima." atau pernyataan, "Kerja keras enggak akan pernah mengkhianati hasil."

Memberi nilai lebih, kerja lebih keras dan sabar yang kuat dalam belajar dan komitmen itulah nasihat yang diajarkan oleh Jack Ma, untuk mencapai kesuksesan di era ini.

Alhasil, tulisan lama mangkrak gak tuntas.

Celakanya kondisi justru membuat kita  gampang move on alias gampang loncat pindah menulis ke ide baru, meninggalkan tulisan lama yang dianggap udah gak bagus. Gak menarik lagi untuk dilanjutkan.

OMG 😱

Kalo ini yang sedang dialami oleh teman-teman, saya akan sampaikan bahwa Anda sedang diserang penyakit berbahaya. Penyakit yang biasa menyerang penulis pemula. Penyakit yang bisa menghambat para pemula untuk fokus dan lebih produktif dalam berkarya. Ini penyakit laten.

Pertama: Tidak selektif dalam memilih ide.

Tidak semua ide itu bagus, bisa jadi itu adalah ujian. Mengapa saya bilang begitu?

Sederhananya begini. Jika setiap ide yang mucul Anda turuti tanpa berpikir matang, maka yang ada Anda akan diombang-ambingkan oleh ide baru yang selalu muncul setiap saat. Ingat, pikiran kita tidak pernah berhenti menghasilkan ide.

Kabar buruknya, jika kita selalu menuruti ide baru yang tiba-tiba mucul, tulisan yang sudah digarap bisa dengan mudah ditinggalkan begitu saja.

Dengan alasan sudah tidak relevan, tidak menarik, gak ada feel lagi buat lanjut nulis.

Solusinya, Anda harus pilih ide dan tetap fokus sampai ide tersebut mewujud menjadi karya. Sampai tulisan tuntas.

"Menuntaskan tulisan jauh lebih baik dari pada tulisan yang dianggap sempurna, namun tidak pernah selesai."

Kedua: Muncul Ide yang Tidak Nyambung  dengan Tulisan Sebelumnya.

Untuk mengatasinya, selalu awali dengan pertanyaan apa hubungannya ide baru ini dengan ide sudah ditulis?

Jika diawali dengan "Pertanyaan" tersebut maka ide yang tiba-tiba muncul justru akan menjadi penambah sudut pandangan baru pada tulisan yang sedang ditulis. Cakupan menjadi lebih luas. Bukan malah ditinggalkan.

Ketiga: Tidak Membuat Titik Fokus.

Jika yang disampaikan tidak punya fokus, tulisan jadi kabur. Tidak tepat sasaran. Bahasan jadi ke sana-kemari.

Menulis itu harus fokus pada satu titik sasaran. Fokusnya pada tujuan atau nilai yang ingin disampaikan.

Misalnya, saat Anda ingin menulis yang tujuannya untuk memberikan orang motivasi dalam berbisnis, maka fokus pada menyampaikan masalah itu saja.

Catatan penting: Pisahkan antara menulis dan mengoreksi (membaca ulang tulisan), jangan sampai bersamaan. Tuntaskan tulisan lebih dulu baru koreksi.

Sebab, membaca, menulis, dan mengoreksi hasil tulisan adalah bagian berbeda. Pikiran kita tidak bisa melakukan itu secara bersamaan.

Jika Anda masih ngotot ingin melakukan menulis dan membaca secara bersamaan, maka saya pastikan tulisan tidak akan selesai dan Anda akan berputar-putar pada mengoreksi tulisan sendiri terus menerus sampai ada malas menyelesaikan tulisan. Maka, fokuslah sampai tulisan selesai.


Sumber: Kelas Menulis Produktif (KMP 3)

Celengan PengetahuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang