Rahasia Produktif Menulis Meski Super Sibuk

38 0 0
                                    

Saya sering berbagi aktivitas menulis saya di sosmed. Waktu itu saya membagikan screenshot email diterimanya naskah saya di salah satu penerbit, kemudian salah seorang bertanya, “Mas kok bisa produktif banget, padahal aktivitasnya banyak?”

Alhamdulillah, saya masih rutin menulis buku di tengah aktivitas ‘sok sibuk’ yang saya lakukan.

Dari pertanyaan itu lah ide membuat materi ini saya susun. Saya susun berdasarkan pengalaman pribadi ya. Jadi bersifat subjektif. Saya yakin setiap penulis punya rahasia dan strategi produktifnya masing-masing. Oke, mari kita bongkar rahasia produktif saya.

1. Buat Target Kepenulisan

Inilah salah satu rahasianya. Menulis buku itu tidak seperti menulis artikel yang dengan “sekali duduk” saja bisa selesai. Menulis buku itu seperti lari marathon yang butuh nafas panjang. Maka, menentukan target kepenulisan adalah sebuah keharusan.

Misalnya, jika ide buku dan segala outline telah saya susun, target kepenulisan saya 700 kata sehari. Ini target wajib yang harus saya tulis. Saat mood jelek, harus menulis setidaknya 700 kata sehari. Jika mood baik bisa dua hingga tiga kali dari target bisa saya tulis.

2. Menemukan Waktu Produktif

Setiap orang punya waktu produktif masing-masing. Ada yang subuh-subuh sebelum orang lainnya bangun, ada juga malam hari sebelum tidur. Bebas, kita bisa menemukan waktu produktif kita.

Menemukan waktu yang tepat akan membantu produktivitas tinggi dalam menulis. Memanfaatkan waktu yang tepat dan nyaman secara natural, seseorang dapat menyelesaikan beberapa tulisan sekaligus.

Saya pribadi tidak punya waktu produktif menulis. Saya tipe orang yang bisa menulis di mana saja dan kapan saja. Saat di kendaraan umum, saat antri, saat bengong dan lain-lain. Ketika harus mengeksekusi ide tulisan, tidak perlu menunggu laptop di rumah, di handphone pun bisa.

3. Memanfaatkan Waktu Senggang

Biasanya penulis pemula banyak beralasan menunggu mood baik untuk memulai menulis. Bagi saya, mood baik bisa diciptakan. Jika para penulis menunggu mood baik baru menulis, mungkin tidak akan kita jumpai sinetron di pertelevisian kita, karena penulis skenario sinetron harus menulis setiap hari, gak perlu menunggu mood baik datang.

Bagi kita yang sibuk, atau bukan sebagai fulltime writer, bisa kita siasati dengan memanfaatkan waktu senggang. Periksa kembali jadwal kegiatan kita. Saya yakin masih ada banyak waktu yang kita pakai sia-sia. Banyak main sosmed, banyak ngobrol tidak penting, banyak nonton tv dan lain-lain. Waktu-waktu seperti jam istirahat kerja dan akhir pekan bisa kita manfaatkan dengan menghabiskannya untuk menulis.

4. Miliki Buku Bank Ide

Ini yang sering saya sarankan di kelas-kelas yang saya isi. Buku bank ide bentuknya bisa macam-macam. Yang penting bisa kita bawa ke mana-mana. Saya percaya ide datang kapan saja dan di mana saja. Nah, saat ide terlintas jangan buru-buru mengeksekusi menjadi tulisan, tapi catat dulu idenya di buku Bank Ide yang kita punya. Catat ide sesederhana mungkin, pastikan kita paham jika membacanya lagi.

Ketika waktunya tiba, ide-ide yang sudah tertulis di bank ide bisa kita kembangkan kemudian kita eksekusi menjadi berbagai karya. Saat waktunya menulis, kita tidak lagi kehabisan ide tulisan.

5. Jaga Semangat Menulis

Agar konsisten dan produktif menulis, kita harus menjaga semangat menulis kita. Caranya bisa macam-macam. Kalau saya pribadi dengan berkumpul sesama penulis, gabung di komunitas-komunitas penulis, dengan begitu ada patokan, ketika salah seorang penulis naskahnya tembus mayor kita akan termotivasi untuk kembali semangat menulis.

Selain itu kita juga bisa mengikuti akun sosial media para penulis yang sering membagikan aktivitas kepenulisan mereka. Saya sering termotivasi jika penulis-penulis yang saya ikuti mempublikasikan buku barunya, atau artikelnya masuk media massa. Bahkan banyak penulis yang rela membagikan ilmu kepenulisannya.

Maka dari itu, mari bangun jejaring para penulis dan orang-orang yang berminat menjadi penulis di wadah Sekolah Creator ini. Jangan lupa follow Instagram saya @nasrul_yung dan @sekolahcreator. Semoga bermanfaat ya.

Seputar tanya-jawab

Pertanyaan
1. Saya sering malas jika suda tahap mengedit naskah. Baru buka laptop sebentar udah menguap. Padahal udah coba putar lagu, atau kasih selingan melakukan hal lain, tapi tetap mengantuk. Ada saran nggak, biar semangat mengedit naskah?

2. Kalau untuk buat novel gitu gimana cara kita nemukan basic kita nulis itu di genre apa? Terus biasanya kan kita punya keingingan untuk nulis tapi suka nunda dan kadang ga dibuat dulu kerangkanya, gimana sih kak caranya biar kita ga nunda dan ga kewalahan waktu udah nulis?

3. Bagaimana metode/cara menulisnya? Apakah dengan menulis dulu sampai selesai tanpa perhatikan bagaimana gaya bahasanya atau tanda bacanya? Atau menulis sambil editing?

4. Awal mula bapak memulai menulis apakah karena minat atau sekedar hobi?

5. Dalam menulis seberapa penting outline dalam menulis?

6. Bagaimana tips untuk menghilangkan rasa malas untuk menulis?

7. Bagaimana cara menulis artikel agar antara paragraf yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan saling melengkapi?
Saya masih merasa kesulitan saat menulis artikel antara paragraf yang satu dengan yang lainnya isinya selalu sama bukan saling berhubungan.

8. Bagaimana caranya agar mengatasi writer block? Padahal sudah sering membaca tapi tetap aja lupa alurnya bagaimana. Lagipun saya juga jarang untuk sekedar mengetik.

Jawab
1. Kalau untuk nulis novel pertama kali pilih genre yang paling kamu suka. Kecuali sudah beberapa kali nulis novel, nanti ketemu sendiri polanya.

Jika ada ide tulisan, jangan buru-buru menuliskannya. Buat dulu outline tulisan kita. Mau dijadikan apa idenya, novel kah, cerpen kah, atau hanya sekedar caption di Instagram.

2. Saya selalu membayangkan naskah yang ada di depan saya sudah menjadi buku dan beredar luas di toko-toko.

Tancapkan lagi motivasi yang kuat kenapa kita harus menyelesaikan naskah kita.

3. Benar. Saya menulis dulu sampai tuntas. Gak peduli benar salah, saya abaikan segala peraturan. Editing belakangan.

4. Ketika mata pelajaran bahasa Indonesia disuruh mengarang dan menceritakan kegiatan liburan.

5. Outline itu pondasi. Tau kan seberapa pentingnya pondasi?

6. PAKSAKAN DIRI

Jawabannya sambil pake capslock dan huruf tebal.

7. Buat dulu outline atau kerangkanya ya. Agar topik pembahasan tiap paragraf nyambung.

Tapi kalau yang gak nyambung kalimat, maka pelajari cara membuat kalimat yang baik.

8. Bagi saya writer block itu mitos. Ada karena memang kita mempercayainya.

Kalau kita pake metode asal nulis aja, jangan takut salah, mengabaikan semua pedoman penulisan, maka tidak ada lagi yang namanya writer block.

Sumber: Nasrul Yung

Celengan PengetahuanWhere stories live. Discover now