Mindset Bercerita Dalam Tulisan

76 4 0
                                    

STORY TELLING 1

MINDSET BERCERITA DALAM TULISAN

Tentunya jika teman-teman sering menulis di berbagai media, seperti buku, blog, status medsos dll, mulanya pasti akan sering mengalami kesulitan.

Lebih sulit lagi jika menulis dengan gaya bercerita atau disebut story telling.

Seperti bicara, tentunya bercerita memerlukan skill yang lebih detail dan praktik yang tidak sederhana.

Jika diperhatikan, hampir setiap pekerjaan yang berkaitan dengan menulis, jarang memperbolehkan untuk menulis dengan gaya bercerita.

Seperti menulis laporan, jurnal apalagi tugas akademi, seperti haram hukumnya dengan menulis gaya pola bercerita.

Namun, lain halnya saat kita menjadi seorang blogger, internet marketer, copywriter, mau tidak mau harus bisa menulis dengan gaya story telling.

Memang pada umumnya, pembaca lebih menyukai artikel ringan dengan penyajian menggunakan gaya story telling.

Nah, pertanyaannya, jika teman-teman ingin jadi penulis dengan tulisan yang menginspirasi banyak orang, maka mengetahui teknik gaya penulisan "bercerita" wajib hukumnya.

Kecuali, jika tujuan teman-teman menulis dengan target pembacanya yaitu mereka yang berkecimpung dibidang keilmuan tertentu, baru gunakan format penulisan ilmiah. Tulisan baku dibuat agak serius alias kaku.

Namun karena menuliskannya di blog dan di medsos, serta penulisannya dalam bentuk feature maka dengan tambahan story telling akan membuat tulisan kita disenangi oleh pembaca.

Seperti saat kita ingin menulis tentang suatu sosok atau kejadian (peristiwa), maka gaya menyampaikan sebuah peristiwa maupun menceritakan sosok seseorang dapat menggunakan teknik story telling.

Apalagi, jika tulisan tersebut ditayangkan di blog pribadi maka gaya menulis dengan story telling dapat digunakan.

Manfaatnya adalah untuk menarik minat pembaca agar tulisan tidak monoton.

Untuk membuat tulisan dengan gaya story telling, maka si penulis harus bisa memaparkan secara detail maksud yang ingin disampaikan, bukan mengatakan.

Sekali lagi, memaparkan maksud bukan menyatakan, membuat pernyataan!!!

Misalnya, kita ingin menyampaikan bahwa wanita itu cantik, jangan katakan secara langsung bahwa dia cantik, tetapi deskripsikan secara detail dari sudut pandang tertentu yang mampu membuat pembaca membayangkan dan menyimpulkan bahwa si wanita tersebut cantik.

Contohnya, "Rambutnya terurai, hitam pekat. Lesung pipinya begitu jelita serta aroma wangi dari parfum yang ia kenakan membuat para lelaki tergoda imannya. Dialah Kartika, seorang wanita yang sempat menjadi buah bibir para lelaki di kampung seberang itu."

Story telling atau bercerita berarti penulis harus menginformasikan tujuan apa yang ingin disampaikan. Kemudian di dalam cerita tersebut penulis harus bisa menjelaskan guna mencapai tujuan yang dimaksud. Dan terakhir tulisan dikemas menjadi sesuai yang memberikan inspirasi atau bermanfaat.

Bagaimana memulai Story Telling dalam sebuah tulisan ?

Jika ingin membuat tulisan,

Pertama, kita harus mampu menjawab "mengapa pembaca harus membaca cerita ini?"

Kedua, bayangkan satu buah judul yang mampu membuat pembaca penasaran terhadap isinya sehingga mereka ingin sekali membacanya.

Tetapi jangan sekali-kali menipu pembaca dengan membuat judul yang isinya tidak relevan.

Jika memiliki kesulitan dalam menentukan judul, saya sarankan untuk menulis dulu baru menentukan judulnya.

Ketiga, cerita dapat diawali dengan membuat beberapa bentuk berikut ini yaitu :

Bisa diawali dengan sebuah pernyataan. Diawali dengan kalimat tanya. Diawali sebuah percakapan. Diawali sebuah aksi. Penyajian masalah, atau mendeskripsikan orang, tempat, dan waktu.

Di dalam story telling, sebuah cerita sebaiknya mengandung unsur 5W dan 1H. Dan apa sajakah itu?

What untuk menentukan plot.

Who untuk menentukan karakter.

When untuk menggambarkan kronologinya.

Where sebagai tempat kejadian.

Why sebagai motifnya.

How untuk bagaimana terjadinya.

Setelah menuliskan semuanya lalu apa kesimpulan yang ingin dicapai. Sebagai seorang penulis, ada baiknya dalam menulis kita memberikan insight di dalam tulisan. Ada peranan diri penulis di dalamnya.

Berbeda dengan tulisan berbentuk berita yang cenderung lebih kaku tanpa insight pribadi di dalamnya.

Berikut adalah perbedaan antara tulisan berita dengan cerita dalam bentuk opini:

Bisanya sebuah tulisan opini, selalu :

- ‌Tulisan yang disampaikan berupa fakta.

- ‌Penulis dapat memilih fakta yang ingin disampaikan.

- ‌Menyampaikan peristiwa.

- ‌Pendapat atas peristiwa.

- Ada narasumber dalam tulisan.

- ‌Disampaikan dari sisi penulis sendiri.

- Terakhir, bahwa untuk menemukan cerita dapat diambil dari pengalaman pribadi atau melalui hasil pengamatan.

Catatan penting: Bahwa ketika kita membuat tulisan, perhatikan banyaknya kalimat dalam paragraf. Paragraf di dalam sebuah tulisan sebaiknya tidak lebih dari 4-5 baris dan kalimat dalam satu baris tidak lebih dari 20 kata.

Kalau mau lebih lancar lagi sebaiknya sering membaca novel karena jelas story telling-nya kuat di sana.


Sumber: Kelas Menulis Produktif (KMP 3)

Celengan PengetahuanWhere stories live. Discover now