Kiat-kiat Mengikuti Event Menulis

42 1 0
                                    

Beberapa kiat yang bisa digunakan saat ingin mengikuti lomba menulis. Di antaranya:

1. Tulis sesuai tema yang diminta.
Temukan ide yang unik dari tema tersebut agar juri mendapat hawa segar dan terpikat dengan ceritamu. Misal untuk event Nirmala ini. Ada keringanan tema bebas asal bergenre misteri dan ada tokoh bernama Nirmala. Nah, jangan sekali-kali kirim naskah untuk event ini tapi tidak menyertakan Nirmala. Otomatis ceritamu tidak akan diloloskan, meski sebagus apa pun. Begitu juga dengan tema lain. Intinya, keluar dari tema = kalah.

2. Tulis sesuatu yang unik.
Unik dan berbeda, bukan berarti keluar dari tema, ya? Ini juga disebut keaslian ide. Hindari cerita yang sudah sering ditulis oleh penulis lain. Nah, bagaimana mendapatkan ide yang orisinal itu? Sebenarnya, hal unik tidak harus kita dapatkan di tempat yang jauh. Lihat saja sekitar kita. Kita bisa mengangkat isu tentang lokalitas misalnya, yang memang menarik dari daerah asalmu.

3. Perhatikan syarat dan ketentuan lomba
Jangan sampai kamu menanyakan lagi apa yang sudah tertera di postingan PJ, kecuali kalau memang ada yang kurang jelas dan kurang kamu mengerti. Patuhi ketentuannya. Umumnya, penulisan isi naskah dimulai dari judul, lalu di bawahnya nama penulis, isi, baru biodata. Semua dijadikan satu file (Namun, ada juga event yang meminta pesertanya untuk tidak menuliskan nama penulis. Mematuhi format pengiriman juga sangat penting, untuk menghindari naskahmu terselip sehingga tidak ikut terseleksi.

4. Patuhi EYD dan penulisan yang sesuai dengan kaidah KBBI
Bukan berarti kita menyamakan gaya bahasa antara cerita fiksi dengan karya ilmiah, ya? Tapi juga bukan berarti kita sembarangan dalam menulis. Kita bisa membaca cerpen yang sudah dimuat di koran dan majalah. Walau baku, tetapi masih enak dibaca, bukan? Dalam penulisan, kita juga harus melihat siapa target pembaca kita.

5. Bahasa yang sederhana
Cerita dengan bahasa yang sederhana dan mengalir biasanya lebih mudah dipahami jika ada pesan atau amanat di dalamnya. Cerita yang bagus adalah cerita yang terus diingat dan dikenang pembacanya.

6. Ketahui tujuan lomba
Sekadar bocoran, AE Publishing akan mengadakan event menulis lagi dalam rangka hari kemerdekaan. Jadi, kalian bisa bersiap-siap dari sekarang.
Jika kita mengikuti lomba dengan tema tertentu, usahakan menulis yang sesuai dengan moment tersebut.

7. Keseimbangan antara dialog dan narasi
Terlalu banyak narasi akan membuat pembaca bosan, sementara kebanyakan dialog akan membuat pembaca lelah. Maka, tulis dengan seimbang. Tulis narasi di tengah percakapan, meski hanya sedikit. Sementara untuk menghindari rasa jenuh ketika membaca narasi yang terlalu banyak, bisa sisipkan perasaan tokoh.

8. Jangan kirim cerita dalam keadaan berantakan
Inilah pentingnya self editing. Sebagian besar event menulis (bahkan berlaku juga untuk seleksi naskah mayor), tim penyeleksi pertama tidak akan membaca keseluruhan naskah, tapi beberapa paragraf awal dan akhir. Jika di paragraf awal sudah membosankan, otomatis naskah tidak akan diterima. Begitu juga ketika naskah kita berantakan (tanda baca sembarangan, penulisan kata yang salah, dsb), tim penyeleksi bahkan akan meng-skip naskahmu begitu saja.

Lantas, apa itu artinya naskah tidak akan dibaca?

Tentu tidak. Naskah tetap akan dibaca oleh tim penyeleksi selanjutnya untuk menemukan kandidat kontributor.

9. Berdoa
Ini wajib, ya? Karena usaha memang harus diimbangi dengan doa. Semoga kita bisa menjadi penulis hebat yang mengukir banyak manfaat melalui karya.

Kolom Pertanyaan

1. Klo nulis cerpen, sebenarnya butuh outline juga ga?

-> Butuh dong. Tapi biasanya menggunakan premis. Satu atau dua kalimat yang menggambarkan garis besar cerita.

2. Gmn cara nulis crita yg sebenernya sdh srg dtulis tp g membosankan? Apa kalo qt nukis cerita yg sdh umum, trs diikutkan lomba, nilai naskah qt jd berkurang?

-> Kembangkan cerita tersebut sesuai kreativitas, sehingga menimbulkan cerita yang lebih segar. Untuk penilaian, tidak ada pengurangan, cuma biasanya kalah dengan yang ceritanya lebih orisinil atau lebih segar, walau ide yang didapat sudah pernah ada.

3.Bagaimana menghindari kebablasan kata ketika menulis cerpen, misal mereka minta 1000 kata tapi eh keterusan pas dipotong ceritanya jadi malah rancu.

Buang kata yang boros. Kalau kita sering berlatih self editing, insyaallah bisa.

4. Gmna bikin cerpen/cerita yang alurnya campuran/maju mundur byar pembaca gampang bedainnya mana yang masa sekarang dan pas flashback nya?

Dalam cerpen, biasanya ada penggalan yang ditandai -> ***  <- ini, kan? Bagi saja perpindahan alurnya dengan menggunakan tanda itu. Namun, untuk cerpen yang pembatasan katanya padat, pilih mana yang lebih dominan, flashback atau cerita yang sekarang.

5. Gimana caranya biat cerpen kita yg simple terkesan wah trus gampang diinget sama pembaca?

Mainkan di bagian konflik dan ending. Sebagian besar cerita terkenang justru karena endingnya.

6. Bagaimana cara menulis sebuah cerpen maupun novel, pas flashback nya?

Bisa ditandai dengan ***, kalau novel, bisa di bab baru. 

7. Apakah boleh menyatukan puisi dalam cerpen/novel. Seperti kombinasi?

Untuk cerpen, saya sarankan jangan terlalu panjang puisinya. Atau beri saja 1. Kalau untuk novel, boleh, tapi usahakan jangan berlebihan. Bisa 1 bab 1 puisi pendek.

8. Bagi2 solusi efektif  kalo lagi asik2 nulis, di tengah alurnya justru stuck?

Refreshing. Bisa jalan-jalan, nonton, dengerin musik. Pokoknya lakukan sesuatu untuk memperbaiki mood Kakak.

9. Adakah kiat khusus mengatasi menulis diksi untuk ciri-ciri seseorang. Kadang stucknya disitu. Seperti, apa harus mengetahui model rambut, pakaian, atau ciri-ciri khusus yang menggambarkan orang tersebut?

Penggambaran karakter, ya? Bisa kita sisipkan di narasi, tapi jangan diulang-ulang. Misal, di awal cerita kita menggambarkan lelaki berambut pirang dan bermata biru. Tuliskan ciri-ciri itu di narasi, tetapi dengan halus. Misal.

"Alfred membereskan berkas-berkasnya. Pemuda berambut pirang itu lantas segera beranjak demi memenuhi panggilan Laura. Terlambat sedikit saja, kekasihnya itu akan marah besar dan minta dibelikan macam-macam." (Maaf kalau contohnya absurd)

10.  Dalam menulis lebih suka  "yg ingin orang baca, atau sesuatu yang ingin kaka tulis?"

Aku dua-duanya. Yang ingin kutulis adalah cerita-cerita misteri. Tetapi terkadang pasar menuntut kita untuk menulis genre lain.

Memang benar, sebagai penulis, terkadang kita diharuskan bisa menulis dengan genre apa pun. Namun, kalau ingin nama kita awet, tulislah yang menjadi ciri khas kita, yang kita mau. Pasti akan menemukan pasarnya sendiri dan bertemu pembaca-pembaca yang mungkin bakal jadi pembaca setia cerita kita.


Sumber: Meilettucia

Celengan PengetahuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang