Puisi Bebas

33 0 0
                                    

Assalamualaikum, selamat malam teman-teman semua. Sebenarnya saya bukan ahli teori puisi tapi lebih kepada praktisi saja. Jadi malam ini kita belajar bersama tentang puisi ya, barangkali teman-teman semua secara teori mungkin sudah paham apa itu puisi?

Baiklah, disusun dari berbagai sumber.

Puisi adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh irama, rima dan penyusun bait dan baris yang bahasanya terlihat indah dan penuh makna.

Dikutip dari buku "Menghidupkan Ruh Puisi"

Puisi berasal dari kata Yunani "poiesis"-"poiein", yang artinya "menemukan"-"menciptakan". Sebagai penemuan-penciptaan, puisi pertama-tama tentu soal penghayatan, pertanyaan terhadap realitas dalam maupun luar dan pencarian jawabannya. Hal ini membuat puisi selalu relevan bagi kehidupan, bahkan signifikan, penting.

Definisi puisi menurut Doddy Ahmad Fauzi, puisi adalah alat komunikasi simbolik yang dituliskan secara estetik.

Dalam masa perkembangannya, puisi dibagi :

Puisi lama
Puisi modern/bebas
Puisi kontemporer

Puisi lama atau puisi tradisional, merupakan karya sastra yang terikat pada pola tertentu. Dan diterapkan dengan penuh disiplin misalnya jumlah baris, jumlah suku kata, kesamaan rima, dsb. Jenis puisi lama antara lain, pantun, syair dll.

Puisi modern tidak terikat pada bait, jumlah baris, atau sajak dalam penulisannya. Sehingga puisi modern disebut puisi bebas.

Puisi kontemporer adalah puisi yang memancarkan aura zeits geit (semangat zaman).

Yang akan kita bahas di sini adalah puisi bebas.

Puisi dibentuk oleh struktur batin dan struktur fisik yang ada di dalamnya sehingga menjadi satu kesatuan. Adapun unsur-unsur dalam puisi adalah sebagai berikut :

A. Struktur Batin
Struktur batin puisi disebut juga sebagai hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal, seperti:

Tema / Makna (sense)
Tema merupakan unsur utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna yang ingin disampaikan oleh seorang penyair dimana medianya berupa bahasa.

Rasa (feeling)
Rasa adalah sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkan dalam puisi. Pada umunya, ungkapan rasa ini sangat berkaitan dengan latar belakang sang penyair, misalnya agama, pendidikan, kelas sosial, jenis kelamin, pengalaman sosial, dan lain-lain.

Nada (tone)
Nada merupakan sikap seorang penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan suatu puisi dengan nada mendikte, menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens.

Tujuan (intention)
Tujuan atau maksud atau amanat adalah suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sang penyair kepada audiensnya.

B. Struktur Fisik
Struktur fisik suatu puisi disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal berikut ini.

Perwajahan Puisi (tipografi)
Tipografi adalah bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, tepi kanan-kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Perwajahan puisi ini sangat berpengaruh pada pemaknaan isi puisi itu sendiri.

Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam mengungkapkan puisinya sehingga efek yang didapatkan sesuai dengan yang diinginkan. Pemilihan kata pada puisi sangat berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan oleh penyair.

Imaji
Imaji adalah susunan kata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman indrawi sang penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat memengaruhi audiens seolah-olah merasakan yang dialami sang penyair.

Kata Konkret
Kata konkret adalah bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera manusia sehingga menimbulkan imaji. Kata-kata yang digunakan umumnya berbentuk kiasan (imajinatif), misalnya penggunaan kata "salju" untuk menjelaskan kebekuan jiwa.

Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif sehingga mengandung banyak makna. Gaya bahasa ini disebut juga dengan majas (metafora, ironi, repetisi, pleonasme, dan lain-lain).

Rima atau Irama
Irama atau rima adalah adanya persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik di awal, tengah, maupun di akhir puisi. Beberapa bentuk rima yaitu:

Onomatope : yaitu tiruan terhadap suatu bunyi. Misalnya "ng" yang mengandung efek magis.

Bentuk intern pola bunyi, yaitu aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi, dan sebagainya.

Pengulangan kata, yaitu penentuan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemah suatu bunyi.

Puisi dalam pengemasannya terbagi dalam tiga jenis:

》Puisi transparan adalah puisi yang kurang sekali menggunakan pengimajian, kata konkret, dan bahasa figuratif, sehingga bahasa dalam puisi mirip dengan bahasa sehari-hari (Waluyo, 1995:140). Biasanya, para pemula dalam hal menulis puisi cenderung menghasilkan karya dalam jenis ini. Mereka belum mampu mempermainkan kiasan, majas, dan sebagainya, sehingga puisi menjadi kering dan lebih mirip catatan pada buku harian.

Contoh kutipan puisi transparan:

Kami duduk berdua
di bangku halaman rumahnya.
pohon jambu di halaman ruman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya.
Angin yang lewat
Memainkan daun yang berguguran.
(Episode : W.S. Rendra)

》Puisi prismatis, penyair mampu menyelaraskan kemampuan menciptakan majas, versifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya, namun tidak terlalu gelap. Pembaca tetap dapat menelusuri makna puisi itu. Namun makna itu bagaikan sinar yang keluar dari prisma.

Ada bermacam-macam makna yang muncul karena memang bahasa puisi bersifat multi interpretable. Puisi prismatis kaya akan makna, namun tidak gelap. Makna yang aneka ragam itu dapat ditelusuri pembaca.

Jika pembaca mempunyai latar belakang pengetahuan tentang penyair dan kenyataan sejarah, maka pembaca akan lebih cepat dan tepat menafsirkan makna puisi tersebut.

Puisi karya para penyair besar adalah puisi berjenis ini. Penyair besar adalah orang yang telah melewati proses kreatif yang matang sehingga mereka telah menemukan dirinya dan menemukan bentuk bagi puisinya.

Contoh kutipan puisi prismatis :

Pada jam ke-24
kota seperti kiamat:
Sydney telah terkunci
dalam gelas pagi.
Ada bulan mengukur luas
laut dan musik panas
Ada beton membentang bentuk
dan bayang hanya merunduk
(Sydney: Goenawan Mohammad, 1979)

Dilihat dari bentuk puisi bisa dibagi :

1. Lirik

2. Naratif

3. Dramatik

Menurut bahasannya puisi terbagi lagi
1. Balada
2. Hymne
3. Ode
4. Epik
5. Romansa
6. Elegi
7. Satire
8. Serenada

Barangkali cukup demikian teori puisinya.

Mari kita berpuisi dengan bahagia jangan ada beban.

Saya rekomendasikan bukunya Kang Doddy Ahmad Fauzy yang berjudul "Menghidupkan Ruh Puisi" seluk beluk dan petunjuk menulis puisi untuk pemula.

Untuk teori kita cukupkan sekian ya, itu teori saya ambil sebagian dari google dan bukunya Kang Doddy Ahmad Fauzi

Sumber: Tati Y

Celengan PengetahuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang