Generasi Milenial Terhadap Ketimpangan Ekonomi Dalam Konstitusi

10 0 0
                                    

Generasi milenial secara istilah berasal dari millenials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika yaitu : William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya.

Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini.

Para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada tahun 1980-1990, atau pada awal 2000 dan seterusnya. Tepatnya ada pada posisi kita ini.

Indonesia sejak awal didirikannya merupakan sebuah harmoni dari berbagai keragaman suku bangsa, bahasa, budaya dan agama. Sayangnya, menurut Global Peace Index 2017 yang dikeluarkan oleh Institute for Economics and Peace pada bulan Juni lalu, posisi Indonesia melorot dari yang sebelumnya di peringkat 42 menjadi peringkat 52 dari 163 negara.

Salah satu penyebab turunnya peringkat Indonesia menurut laporan tersebut adalah peningkatan teror politik, peningkatan jumlah konflik internal, serta peningkatan ketegangan antara penganut agama yang fundamentalis dengan kaum minoritas.

Poin terakhir dari hasil survei di atas hanya menegaskan realitas yang tengah terjadi di masyarakat Indonesia. Pemikiran dan perilaku fundamentalisme, ekstrimisme dan radikalisme dalam beragama telah mencederai nilai toleransi yang selama ini menjadi karakteristik utama masyarakat Indonesia. No. 6925).

Realita yang terjadi di tengah masyarakat yang mempengaruhi pemikiran dan perilaku di antaranya:

• Fundamentalisme
• Ekstrimisme
• Radikalisme
• Kehancuran toleransi

Pada tau gak pengertiannya?

Berikut ini hanya penjelasan singkat dan untuk mendalaminya silahkan baca baca buku yang banyak.

1. Fundamentalisme: kelompok yang berjuang untuk menegakkan kembali norma-norma dan keyakinan agama tradisional untuk menghadapi sekularisme.

Mereka menganggap diri sendiri lebih murni dan dengan demikian juga lebih benar daripada lawan-lawan mereka yang iman atau ajaran agamanya telah "tercemar" dan akhirnya saling berbenturan dengan kelompok yang lain bahkan dengan kelompoknya sendri

Contoh : Si A merasa paling benar dan si B si C juga begitu
Agam islam dengan keyakinan sendri begitupun dengan agama agama yang lain. namun dalam agamanya sendiri terkadang ada kekacauan sebab bertentangan pendapat.

2. Ekstrimisme: paham atau keyakinan yang begitu kuat terhadap suatu pandangan, melebihi batas kewajaran dan melanggar hukum yang berlaku.

Ekstrimisme bisa dikatakan sebuah doktrin baik itu politik ataupun agama untuk menggerakkan aksi dengan berbagai cara demi mewujudkan tujuannya.

Cara yang digunakan biasanya berupa gerakan yang keras dan fanatik untuk mencapai sebuah tujuan. Akibatnya, ekstrimisme bukanlah sifat-sifat hak asasi manusia, sehingga sering menimbulkan pertentangan-pertentangan antara satu dengan yang lain dan perasaan saling mencurigai sehingga memancing adanya perpecahan.

3. Radikalisme: suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ ekstrim.

Faktor Penyebab Radikalisme:
• Faktor Pemikiran: segala sesuatu dikembalikan terhadap pedoman hidupnya yang menjelma dalam pemikiran manusia dengan secara paksa
• Faktor Ekonomi: perilaku manusia yang terdesak sehingga bisa meneror manusia lainya dengan segala cara.
• Faktor Politik : Adanya pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin negara hanya berpihak pada pihak tertentu, mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok masyarakat yang terlihat ingin menegakkan keadilan. Kelompok-kelompok tersebut bisa dari kelompok sosial, agama, maupun politik. Alih-alih menegakkan keadilan, kelompok-kelompok ini seringkali justru memperparah keadaan.
• Faktor Sosial : Masih erat hubungannya dengan faktor ekonomi. Sebagian masyarakat kelas ekonomi lemah umumnya berpikiran sempit sehingga mudah percaya kepada tokoh-tokoh yang radikal karena dianggap dapat membawa perubahan drastis pada hidup mereka.
• Faktor Psikologis
Peristiwa pahit dalam hidup seseorang juga dapat menjadi faktor penyebab radikalisme. Masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah percintaan, rasa benci dan dendam, semua ini berpotensi membuat seseorang menjadi radikalis.
• Faktor Pendidikan
Pendidikan yang salah merupakan faktor penyebab munculnya radikalis di berbagai tempat, khususnya pendidikan agama. Tenaga pendidik yang memberikan ajaran dengan cara yang salah dapat menimbulkan radikalisme di dalam diri seseorang.

Celengan PengetahuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang