Cara Mengembangkan Ide Menulis Paling Efektif

83 8 0
                                    

Saya sering ditanya, "Gimana sih memulai untuk bisa nulis?" atau "Saya ingin nulis tapi suka bingung harus mulai dari mana dulu?"

Anehnya, pertanyaan itu muncul jika saya makin aktif dan sering kampanye soal nulis dan numbuhin budaya literasi.

Apakah benar-benar bingung dan gak tahu harus nulis apa, atau bingung nulis yang bagus untuk dibaca orang itu gimana?

Tapi saya tidak mau terlalu menduga-duga.

Baik, sekarang coba kita arahkan pada pertanyaan di awal. Apa yang harus dilakukan untuk memulai menulis?

Maka jawabnya adalah menulis. Menulis tentang diri Anda sendiri. Menulis tentang pikiran dan perasaan Anda sendiri.

Menulis dengan utuh. Menulis dengan kejujuran. Sebab disadari atau tidak, tulisan adalah cerminan diri Anda sendiri dalam bentuk tulisan.

Anggap saja memang bingung harus nulis apa, atau mulainya gimana?

Sepakat ya?

Alhasil tulisan tidak kelar dan semangat menulis makin kendor. Nah, untuk mengatasi hal tersebut, ada satu strategi paling efektif yang akan kita bahas pada malam ini.

Strategi tersebut saya sebut dengan pohon kata.

Strategi tersebut terinspirasi dari konsep mind mapping milik Tony Buzan. Pernah dengar?

Kalo belum, silakan teman-teman googling sendiri apa yang maksud dengan mind mapping Tony Buzan, karena saya tidak akan bahas di sini.

Lantas, apa sih yang dimaksud dengan pohon kata?

Adalah sebuah metode mengembangkan satu pikiran sehingga melahirkan banyak ide. Untuk menjalankan metode ini teman-teman hanya butuh kata-kata untuk menjadi pemicu ide yang menghasilkan ide lainnya, sebagai bahan tulisan. Saya akan contoh kan!!!

Kata-katanya: Para penumpang, kondektur, pengamen, sesek-sesekan, macet dan pengemis jalanan.

Bila teman-teman ingin menulis sebuah peristiwa perjalanan, misalkan saat pulang kerja, maka cukup memilih satu kata saja untuk memicu ide.

Misalkan "bus kota". Dari kata bus kota, maka yang terlintas dalam benak kita suasana bus kota saat jam pulang berlangsung.

Itu baru satu, penumpang saja, belum pengamen, kondektur dan hal lainya. Artinya semuanya bisa kita kembangkan menjadi cabang-cabang ide lainnya.
Begitulah gambangan sederhananya konsep ini.

Dari para penumpang itu bisa dikembangkan dengan cara beraneka ragam tergantung daya perspektif sendiri.

Karakter penumpang, raut wajah lelah penumpang, ada penumpang yang sedang maen gadget, ada yang sedang ngobrol dengan teman, ada yang tidur dan lain sebagainya.

Kemudian agar lebih menguatkan metode ini, maka ada syaratnya, yaitu pertanyaan. Ide dikembangkan dengan pertanyaan. Seperti, ketika ingin menggali ide bus kota. Maka kembangkan dengan pertanyaan,
‌keadaan apa yang Anda saksikan di bus kota tadi sore?

‌Sisi menarik apa yang ingin Anda tulis dari bus kota sore tadi?

‌Apa sesungguhnya yang Anda inginkan dari keadaan bus kota tadi sore itu, harusnya seperti apa?

Terus kembangkan dangan pertanyaan, lalu ada tulis sendiri jawabannya dengan persepsi yang Anda miliki.

Jangan ragu, tulis saja. Selain metode ini membantu mengembangkan ide, juga sangat efektif mengasah daya nalar kita.


Sumber: Kelas Menulis Produktif (KMP 3)

Celengan PengetahuanWhere stories live. Discover now